



Tinggal di Rumah Terlalu Sempit Bikin Mental Ikut Tertekan
– Pemerintah berencana membuat rumbah bersubsidi dengan ukuran 18 mter persegi agar lebih terjangkau bagi masyarakat. Rencana tersebut menimbulkan pro dan kontra. Sebagian besar menilai ukuran rumah tersebut terlalu kecil dan tidak layak.
Beberapa penelitian telah menunjukkan dampak dari kualitas hunian dengan kesehatan mental seseorang.
Psikolog klinis Divani Aery Lovian, M.Psi. mengungkapkan, memang ada keterkaitan antara kepadatan rumah, baik dari segi ruang maupun jumlah individu yang menetap dalam jumlah yang tidak proporsional, dengan peningkatan beban psikologis manusia.
“Ada hubungannya dengan peningkatan beban psikologis individu, khususnya mungkin pada orang-orang atau keluarga yang berpenghasilan rendah, atau tidak punya opsi untuk tinggal di tempat lain,” tutur psikolog NALA Mindspace yang sudah berpengalaman selama dua tahun ini kepada Kompas.com, Rabu (18/6/2025).
Dampak tinggal di rumah sempit pada kesehatan mental
1. Stres
Dampak paling umum yang bisa muncul adalah stres. Sebab, ruang gerak yang terbatas bisa membuat seseorang merasa kehilangan kendali akan lingkungannya.
“Padahal, seharusnya rumah adalah tempat yang paling nyaman untuk pulang setelah menghadapi mungkin sumber stres yang ada di luar sana,” jelas Divani.
Ketika lelah setelah berada di luar, setelah sampai di rumah mereka justru tidak punya ruang bebas. Ruang gerak yang terbatas akan semakin meningkatkan stres.
“Yang tadinya sudah mungkin cukup naik stresnya, menjadi semakin naik lagi,” ujar dia.
Mock up rumah subsidi yang diluncurkan oleh Lippo Group
Psikolog klinis dewasa Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi. mengamininya. Ruang gerak yang terlalu sempit dapat menyulitkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
“Sehingga tidak jarang ada yang merasa stres, sesak, cemas, hingga takut, karena ruangan sempit menimbulkan rasa tidak berdaya pada diri kita sendiri tanpa disadari,” ujar psikolog yang berpraktik di Jaga Batin di Bandung ini kepada Kompas.com, Rabu.
2. Cemas
Dampak selanjutnya adalah menjadi cemas. Divani menuturkan, ini karena seseorang tidak memiliki ruang untuk menenangkan diri.
“Bayangin kalau kita di luar sudah pusing banget. Sampai rumah, kok enggak ada lagi ruang buat rileks atau mungkin menurunkan stres yang dirasakan. Pasti akan ada cemasnya,” papar dia.
3. Lebih waspada
Seseorang juga bisa menjadi lebih waspada karena tinggal di rumah yang terlalu sempit karena berkurangnya privasi.
4. Potensi mengalami konflik meningkat
Potensi seseorang mengalami konflik dengan anggota keluarga lainnya pun bisa meningkat. Sebab, interaksi yang terjadi terlalu intens lantaran selalu bertemu setiap saat.
“Dan enggak ada jarak yang sehat antara anggota keluarga. Enggak ada jarak untuk menenangkan diri, ruang untuk menenangkan diri. Akhirnya, konfliknya akan terus begitu saja, bahkan mungkin bisa meningkat, tutur Divani.
5. Kualitas tidur menurun
Divani mengatakan bahwa dampak lainnya adalah penurunan kualitas tidur, yang bakal memengaruhi aspek psikologis.
“Penurunan kualitas tidur biasanya berkaitan ke lingkungan, entah karena cahaya, ada yang sukanya terang dan harus menghidupkan lampu, ada yang maunya lebih gelap,” jelas dia.
Ada pula anggota keluarga yang harus tidur dalam keadaan hening, ada pula yang harus tidur sambil mendengarkan sesuatu. Tentunya, ini bakal membuat tidur kurang nyenyak.
6. Kewalahan secara mental
Divani juga menyoroti kewalahan secara mental yang bakal dirasakan oleh mereka yang menetap di rumah yang terlalu sempit.
“Kita jadi kurang ruang untuk menyendiri, relaksasi, mengatur diri sendiri untuk kehidupan kita, atau bahkan hanya untuk tenang saja itu kurang ruang,” ucap dia.
Jika dihadapkan pada situasi seperti itu terus menerus, seseorang bisa kewalahan secara mental.
Ukuran rumah subsidi bakal dipangkas
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menegaskan, ukuran rumah bersubsidi tersebut belum final.
Keputusan soal rencana pengurangan luas rumah subsidi menjadi 18 meter persegi dengan luas tanah 25 meter persegi masih dalam tahap diskusi dan kajian.
“Saat ini saya masih dalam tahap menampung berbagai masukan. Keputusan akan diambil pada waktunya. Sampai hari ini belum ada keputusan yang ditetapkan," ujarnya kepada media di Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Tag: #tinggal #rumah #terlalu #sempit #bikin #mental #ikut #tertekan