



8 Hal yang Paling Sering Dipertengkarkan Pasangan dalam Rumah Tangga, Ada yang Relate?
- Setiap pasangan pasti pernah bertengkar. Itu adalah kebenaran umum. Namun, apa yang sebenarnya mereka pertengkarkan?
Seringkali, masalahnya bukan siapa yang meninggalkan piring di wastafel. Masalahnya adalah sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang lebih penting.
Dalam artikel ini, JawaPos.com telah melansir dari laman geediting.com, Selasa (10/6), delapan hal yang paling sering menjadi penyebab pertengkaran pasangan.
Namun yang lebih penting, dalam artikel ini kita akan mengungkap mengapa masalah ini lebih penting daripada yang Anda sadari.
1. Masalah uang
Uang adalah sumber stres yang umum bagi banyak pasangan. Bukan hanya tentang berapa banyak yang Anda hasilkan atau belanjakan, tetapi tentang nilai-nilai dan harapan mendasar yang dibawa oleh setiap orang.
Perselisihan keuangan dapat bermula dari perbedaan pandangan tentang menabung, membelanjakan uang, dan keamanan finansial.
Satu orang mungkin memprioritaskan menabung untuk masa depan, sementara yang lain mungkin lebih menghargai menikmati hidup di masa sekarang.
Memahami hal ini dapat menghasilkan percakapan yang lebih produktif tentang uang dan mengurangi konflik dalam hubungan Anda. Namun, mengabaikan masalah ini dapat menyebabkan banyak ketegangan yang tidak perlu.
Jadi ingatlah, ini bukan hanya tentang uang, ini tentang memahami nilai-nilai masing-masing dan menemukan kompromi yang cocok untuk keduanya.
2. Pekerjaan dan tanggung jawab
Banyak pasangan terus-menerus bertengkar soal pekerjaan rumah. Terkadang, mereka kurang memberikan pengakuan atau penghargaan atas usaha yang pasangan mereka lakukan.
Masalah ini bukan hanya tentang siapa yang melakukan apa di sekitar rumah, tetapi tentang perasaan dihargai dan dihormati dalam kemitraan Anda.
Ini adalah pertengkaran umum di antara pasangan, tetapi menanganinya dengan tepat dapat menghasilkan pemahaman dan penghargaan yang lebih besar bagi satu sama lain.
3. Gaya komunikasi
Komunikasi adalah tulang punggung hubungan apa pun. Namun, tahukah Anda bahwa pria dan wanita sering kali memiliki gaya komunikasi yang berbeda?
Pria cenderung lebih langsung dan berfokus pada solusi, sementara wanita sering menghargai hubungan emosional dan empati selama percakapan.
Perbedaan-perbedaan ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan pertengkaran. Misalnya, ketika seorang wanita berbagi masalah, dia mungkin mencari empati dan pengertian.
Sementara pasangan prianya, mungkin mereka langsung menawarkan solusi, yang dapat membuatnya merasa tidak didengarkan atau diabaikan.
Ini bukan tentang siapa yang benar atau salah dalam gaya komunikasi mereka, tetapi tentang memahami dan menghormati perbedaan tersebut.
Semakin baik kita memahami gaya komunikasi pasangan kita dan menyesuaikannya dengan cara kita untuk mencapai kesepakatan, semakin kecil kemungkinan kita salah menafsirkan kata-kata dan maksud masing-masing.
Hal ini dapat mengurangi pertengkaran yang tidak perlu dan menumbuhkan hubungan emosional yang lebih kuat.
4. Quality time
Di dunia yang serba cepat ini, menemukan quality time untuk dihabiskan bersama bisa menjadi tantangan. Di antara pekerjaan, komitmen keluarga, dan kewajiban sosial, hubungan Anda bisa jadi terabaikan.
Bila pasangan tidak menghabiskan cukup waktu berkualitas bersama, hal itu dapat menyebabkan perasaan terputus hubungan dan ketidakpuasan.
Quality time tidak harus berarti kencan malam yang mewah atau liburan yang mahal. Bisa sesederhana makan malam bersama tanpa gangguan ponsel atau televisi, atau berjalan-jalan dan berbincang tentang hari Anda.
Ini tentang kehadiran dan keterlibatan satu sama lain, bahkan dalam momen-momen kecil. Dan ketika ini tidak terjadi, sering kali menjadi sumber konflik.
Namun ingat, yang penting bukan hanya kuantitas waktu yang dihabiskan bersama, tetapi kualitasnya.
Berinvestasi dalam hubungan dengan cara ini dapat membantu mengurangi pertengkaran dan meningkatkan rasa cinta dan keterikatan.
5. Keintiman dan kasih sayang
Keintiman dan kasih sayang adalah darah kehidupan hubungan romantis. Itulah elemen yang membedakan hubungan Anda dari sekadar persahabatan.
Bila area ini diabaikan, hal itu dapat menyebabkan perasaan ditolak dan kesepian. Pasangan mungkin mulai merasa lebih seperti teman sekamar daripada kekasih, yang menyebabkan ketegangan dan memicu pertengkaran.
Namun penting untuk diingat bahwa keintiman bukan hanya tentang seks. Ini juga tentang gerakan kecil cinta dan kasih sayang yang menunjukkan kepada pasangan bahwa mereka dihargai dan diinginkan.
Ini bisa berupa berpegangan tangan saat menonton film, meninggalkan catatan manis untuk mereka temukan, atau sekadar memberi tahu mereka betapa Anda menghargai mereka.
Tindakan kecil ini dapat memberikan dampak besar pada kesehatan hubungan Anda. Tindakan ini membantu membangun hubungan emosional yang kuat, yang dapat bertindak sebagai penangkal konflik.
6. Luka masa lalu
Kita semua membawa beban dari masa lalu, dan terkadang, beban ini dapat meluas ke dalam hubungan kita saat ini.
Luka lama dapat memicu perilaku dan reaksi defensif, yang sering kali berujung pada pertengkaran yang tidak perlu.
Sangat penting untuk mengenali kapan luka masa lalu memengaruhi perilaku saat ini, dan mengatasi masalah ini secara langsung.
Ini bukan proses mudah, tetapi mengatasi luka masa lalu dapat mengarah pada pertumbuhan dan penyembuhan, yang pada akhirnya memperkuat hubungan Anda.
7. Gaya parenting
Saat Anda dan pasangan menjadi orangtua, hubungan Anda akan semakin erat. Sekarang, Anda bukan hanya menjadi pasangan, tetapi juga orangtua bersama.
Gaya parenting yang berbeda dapat menimbulkan konflik yang signifikan. Satu orang tua mungkin percaya pada rutinitas dan disiplin yang ketat, sementara yang lain mungkin condong ke pendekatan yang lebih santai.
Perbedaan-perbedaan ini dapat menyebabkan pertengkaran yang sering terjadi, menciptakan lingkungan yang menegangkan tidak hanya bagi pasangan tetapi juga bagi anak-anak.
Penting untuk diingat bahwa Anda berada di tim yang sama. Tujuannya adalah membesarkan anak-anak yang bahagia dan sehat, bukan untuk memenangkan pertengkaran.
Komunikasi terbuka, kompromi, dan rasa saling menghormati adalah kunci dalam mengatasi perbedaan-perbedaan ini.
Menerima bahwa tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua dalam mengasuh anak dapat mengurangi konflik dan menciptakan lingkungan keluarga yang lebih harmonis.
8. Harapan dan asumsi
Banyak pertengkaran dalam hubungan bermula dari harapan yang tidak terpenuhi atau asumsi yang salah.
Kita semua menjalin hubungan dengan serangkaian ekspektasi tertentu, baik kita menyadarinya atau tidak.
Ekspektasi ini bisa berupa seberapa sering Anda berkomunikasi, bagaimana Anda merayakan hari raya, atau bahkan bagaimana Anda mengungkapkan cinta.
Namun, jika harapan-harapan ini tidak dikomunikasikan dengan jelas, hal itu dapat menimbulkan kekecewaan dan konflik.
Pasangan Anda bukanlah orang yang bisa membaca pikiran, dan tidak adil untuk mengharapkan mereka secara naluriah mengetahui apa yang Anda inginkan atau butuhkan. Hal yang sama berlaku untuk asumsi.
Menganggap bahwa pasangan Anda merasakan, berpikir, atau berperilaku dengan cara yang sama seperti Anda dapat menyebabkan kesalahpahaman.
Kuncinya adalah komunikasi yang terbuka dan jujur. Ungkapkan harapan Anda dengan jelas, pastikan asumsi Anda tidak salah, dan dorong pasangan Anda untuk melakukan hal yang sama.
Ini dapat menyelamatkan Anda dari pertengkaran yang tak terhitung jumlahnya dan menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam di antara Anda berdua.
Tag: #yang #paling #sering #dipertengkarkan #pasangan #dalam #rumah #tangga #yang #relate