



10 Frasa yang Diam-diam Sering Diucapkan Orang yang Gagal Sukses, Kamu Sering Mengucapkannya?
- Cara seseorang berbicara sebenarnya bisa membocorkan banyak hal, termasuk pola pikir mereka.
Bukan cuma soal pilihan kata atau logat, tapi juga bagaimana mereka menyampaikan alasan, membela diri, atau mencari pembenaran.
Dan sering kali, ada frasa-frasa tertentu yang seolah jadi “teman setia” orang-orang yang hidupnya mandek di situ-situ saja.
Bukan berarti kata-kata menentukan masa depan, ya. Tapi cara bicara bisa jadi cermin dari cara berpikir. Dan pola pikir itulah yang biasanya jadi fondasi kesuksesan atau sebaliknya.
Yuk, kita bahas 10 kalimat yang patut diwaspadai, dikutip dari Geediting, Jumat (6/6).
1. “Itu bukan diriku”
Kalimat ini biasanya muncul waktu seseorang diminta mencoba hal baru. Entah itu rutinitas baru, keterampilan baru, atau tantangan baru jawabannya, “Itu bukan saya.”
Kesannya sih jujur dan mengenal diri sendiri. Tapi kenyataannya, ini cuma cara halus untuk menolak perubahan dan tetap berada di zona nyaman.
Padahal, semua dari kita dulunya juga nggak bisa banyak hal. Tapi kita belajar, menyesuaikan, dan berkembang.
Menolak berubah karena "itu bukan diriku" justru bikin kamu terjebak di versi lama dari dirimu sendiri.
2. “Saya sudah tahu itu”
Kalimat ini sering keluar dari mulut orang yang bilang ingin belajar, tapi ternyata hatinya belum terbuka.
Ketika ada yang merekomendasikan buku bagus, strategi baru, atau pandangan yang berbeda, mereka langsung bilang, “Saya udah tahu.” Tapi tahu dan melakukannya itu dua hal yang beda banget.
Orang sukses biasanya tanya, “Apa yang bisa saya pelajari dari ini?” Sementara yang nggak maju-maju, sering menutup pintu sebelum pelajaran dimulai.
3. “Itu bukan salah saya”
Ini dia kalimat andalan para tukang nyalahin situasi. Ekonomi, bos, cuaca, bahkan algoritma pun disalahkan.
Padahal, kalau terus-menerus main peran jadi korban, kamu juga lagi menyerahkan kendali atas hidupmu sendiri.
Orang sukses cenderung mikir, “Bagian mana yang bisa saya kendalikan?” Cara pikir seperti itu bikin mereka lebih tangguh dan fleksibel.
4. “Sudah terlambat buat saya”
Pernah denger orang bilang terlalu tua buat ganti karier, mulai olahraga, atau belajar hal baru? Bahkan yang bilang begitu kadang baru 20-an.
Padahal nggak ada kata terlambat. Gue pernah ketemu pria 72 tahun yang baru pertama kali lari 5K setelah puluhan tahun nggak olahraga. Dia mulai cuma dari jalan kaki setengah blok sehari.
Kuncinya bukan kapan kamu mulai, tapi apakah kamu mulai sekarang.
5. “Saya cuma kurang beruntung”
Kalimat ini licik banget karena terdengar masuk akal. Memang, kadang nasib buruk ikut main peran.
Tapi kalau semua hal dalam hidup disandarkan ke "keberuntungan," itu tanda kamu udah nyerah ngambil kendali.
Keberuntungan bisa memengaruhi satu dua momen. Tapi kebiasaan dan pilihanlah yang membentuk hasil akhir.
6. “Saya akan mulai kalau sudah siap”
Ini kalimat klasik yang sering jadi alasan untuk menunda.
Dulu saya juga suka bilang, “Saya akan nulis kalau sudah ada mood.” Tapi kenyataannya, rasa siap itu jarang banget datang.
Orang-orang yang tetap jalan justru memulai sebelum mereka merasa siap. Mereka belajar berdamai dengan rasa nggak nyaman—dan justru di situlah kemajuan mulai muncul.
7. “Itu nggak adil”
Iya, hidup memang nggak adil. Tapi kalau kamu terus-terusan nyanyiin kalimat ini dalam hati, kamu akan terjebak di pola pikir merasa layak tapi diam di tempat.
Saya pernah lihat orang dengan kondisi serba terbatas justru bisa maju karena mereka fokus pada apa yang bisa mereka lakukan—bukan pada apa yang seharusnya mereka dapatkan.
Orang yang maju menghadapi hidup apa adanya. Yang stagnan, terlalu sibuk mengeluh soal keadilan.
8. “Saya terlalu sibuk”
Kalimat ini sering jadi tameng buat nggak membaca, nggak olahraga, nggak mulai usaha, atau nggak minta saran.
Padahal kalau kamu ikuti rutinitas orang sukses, mereka juga sibuk—bahkan lebih.
Perbedaannya? Mereka pintar menyusun prioritas. Biasanya, “Saya terlalu sibuk” itu cuma versi halus dari “Itu belum cukup penting buat saya sekarang.”
9. “Saya juga bisa kalau mau”
Kalimat ini sering banget muncul waktu orang lain meraih sesuatu.
Mereka bilang, “Ah, saya juga bisa tuh… kalau niat.” Tapi faktanya, kalau kamu bisa tapi nggak melakukan, ya hasilnya tetap nol.
Kalimat ini sering dipakai buat melindungi ego dan meremehkan usaha orang lain. Tapi efek sampingnya, kamu jadi terus-terusan menyangkal kenyataan dan nggak pernah benar-benar berubah.
10. “Begitulah saya dibesarkan”
Banyak orang menjadikan masa lalu sebagai alasan untuk tidak berubah.
Tapi pada titik tertentu, kita semua harus bertanggung jawab atas arah hidup kita sendiri.
Kalau kamu terus berpegang pada pola pikir lama yang kamu warisi tanpa pernah mengujinya, kamu mungkin terjebak dalam cara hidup yang nggak lagi relevan.
Kadang, sukses justru datang saat kamu berani melupakan pelajaran lama yang sudah nggak membantu.
Kesimpulan: Kalimat Kecil, Dampak Besar
Kalimat-kalimat sepele yang kita ucapkan setiap hari bisa jadi petunjuk tentang cara kita memandang dunia dan diri sendiri.
Coba perhatikan: Apakah kamu sering bilang “Saya terlalu sibuk” atau “Sudah terlambat”? Kalau iya, mungkin saatnya berhenti sejenak dan bertanya—itu fakta atau cuma kebiasaan?
Sebab bisa jadi, jarak antara kamu sekarang dan kamu yang sukses cuma sejauh satu pola pikir baru.
Jadi, frasa mana yang mau kamu tinggalkan hari ini?
Tag: #frasa #yang #diam #diam #sering #diucapkan #orang #yang #gagal #sukses #kamu #sering #mengucapkannya