Jadi Ruang Perempuan untuk Tumbuh dan Berdampak, Women Empowerment Conference 2025 Siap Digelar
Women Empowerment Conference (WEC) 2025. (Suara.com/Kayla Riasya Salsabila)
15:46
10 April 2025

Jadi Ruang Perempuan untuk Tumbuh dan Berdampak, Women Empowerment Conference 2025 Siap Digelar

Meski jumlah perempuan di Indonesia hampir setara dengan laki-laki, ruang bagi mereka untuk memimpin dan terlibat dalam pengambilan keputusan strategis masih minim. Tantangan struktural dan budaya terus menghambat perempuan untuk berkembang.

Dalam upaya menjawab persoalan ini, PT Mustika Ratu Tbk bersama Yayasan Puteri Indonesia dan didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) akan mengadakan Women Empowerment Conference (WEC) 2025.

Gelaran ini akan diadakan pada 14 April 2025 di Jakarta sebagai forum lintas sektor untuk memperkuat kepemimpinan perempuan dan memperluas akses partisipasi mereka dalam pembangunan nasional.

Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia Putri Kus Wisnu Wardani membuka acara ini dengan menegaskan pentingnya kolaborasi antarsektor dalam membangun ekosistem yang mendukung perempuan.

Ilustrasi wanita karier (freepik.com/benzoix)Ilustrasi wanita karier (freepik.com/benzoix)

Hadir pula Deputi Kesetaraan Gender KemenPPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih, Direktur PT Mustika Ratu Tbk Kusuma Ida Anjani, serta Puteri Indonesia Pendidikan dan Kebudayaan 2025, Melati Tedja.

Mengusung tema “Unlock Our Potential, Shaping the Future of Indonesia”, WEC 2025 menjadi ajang untuk membongkar hambatan dan membuka jalan bagi perempuan agar dapat mengambil peran sentral dalam agenda pembangunan.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia, Putri Kus Wisnu Wardani, menekankan bahwa tanpa akses dan ruang yang setara, potensi besar perempuan Indonesia akan terus terabaikan.

“Perempuan adalah pilar utama pembangunan bangsa. Tapi peran itu tidak akan berkembang jika tidak ada dukungan sistemik dan kolaborasi yang luas,” tegasnya.

Sementara itu, Kusuma Ida Anjani dari Mustika Ratu menyoroti pentingnya investasi dalam peningkatan kapasitas perempuan melalui pelatihan keterampilan, terutama di daerah-daerah. Menurutnya, pemberdayaan perempuan bukan sekadar isu sosial, tetapi kunci keberlanjutan dalam pembangunan.

“Perempuan tidak hanya butuh ruang, tetapi juga sistem yang memberi mereka kepercayaan dan kesempatan,” ujarnya.

Melati Tedja, sebagai representasi generasi muda, menambahkan bahwa pemberdayaan juga harus bermula dari penguatan identitas dan rasa percaya diri perempuan sejak dini. Ia menyerukan agar generasinya tidak hanya dilibatkan sebagai objek, tetapi sebagai bagian dari pengambil keputusan.

Sementara, Deputi kesetaraan Gender KemenPPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih yang mewakili Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, menandaskan, kekerasan yang terjadi di perkotaan dan pedesaan karena faktor ekonomi.

“Sumber ekonomi yang jadi konflik dalam perebutan sumber daya. Kalau di kota, sumber daya di kota agak berbeda. Yaitu sumber daya perkotaan. Kalau di pedesaan sumber daya nelayan, petani. Jadi perebutan sumber daya yang mengakses ke ekonomi,” terangnya

Diuraikannya, isu perubahan iklim menjadi penting. Seperti di Jawa Timur. Dulu dataran sekarang sudah tenggelam jadi laut. “Lantas bagaimana melihat perempuan ketika perubahan ikim terjadi. Tentu dia akan kehilangan sumber ekonomi.”

“Kalau dia buruh tani, sekarang mana lahan yang akan digarap. Karena nggak ada lahan yang digarap dia akan migrasi. Mungkin ke daerah yang dia tidak kenal. Atau pindah ke perkotaan. Berarti dia akan adaptasi dengan sistem norma yang baru. Dia harus berebut dengan sunber ekonomi yang lain,” paparnya.

Amurwani Dwi Lestariningsih kembali mengutarakan, hal itu kembali ke soal skill. “Apakah dia punya skill yang dibutuhkan di perkotaan. Kalau skill dia tidak sesuai di perkotaan, akhirnya dia masuk sektor non formal yang dapat dijangkau oleh dia,” katanya.

Dia menegaskan, tantangan kedepan, bagaimana perempuan menyiapkan dirinya untuk bersaing dengan dirinya, sesama perempuan, para laki-laki.

Dan dengan skill yang terus meningkat, sambungnya, perempuan juga harus bersaing dengan AI yang mulai menggusur peran manusia.

“Kita harus menyiapkan leadership yang bagus. Kalau leadership bagus tidak akan digantikan oleh mesin. Kalau komunikasi kita bagus tidak digantikan oleh mesin. Itu yang harus dimiliki perempuan,” cetusnya.

Untuk diketahui, Women Empowerment Conference 2025 dirancang sebagai wadah strategis untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat sipil, akademisi, hingga komunitas perempuan.

Forum ini akan menjadi ruang berbagi pengalaman, memperluas jejaring, serta merancang aksi nyata yang dapat diimplementasikan secara berkelanjutan.

Tidak hanya menghadirkan diskusi inspiratif dan panel lintas sektor, konferensi ini juga akan disertai dengan kegiatan sosial berupa donasi alat tulis dan buku untuk anak-anak perempuan yang membutuhkan pendampingan, serta dukungan terhadap gerakan literasi melalui donasi ratusan buku bagi Ruang Bersama Indonesia, sebuah inisiatif dari KemenPPPA.

Konferensi ini tidak hanya menghadirkan diskusi panel, tetapi juga inisiatif sosial seperti donasi alat tulis dan buku untuk anak perempuan, serta dukungan terhadap program literasi lewat Ruang Bersama Indonesia, inisiatif dari KemenPPPA.

Melalui pendekatan multisektor dan aksi nyata, WEC 2025 diharapkan menjadi awal dari gerakan jangka panjang menuju ekosistem yang lebih setara dan adil bagi perempuan Indonesia—sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang menempatkan generasi muda dan perempuan sebagai motor utama pembangunan.

Langkah ini sejalan dengan visi menyambut Indonesia Emas 2045, di mana investasi pada pendidikan dan pemberdayaan generasi muda perempuan menjadi bagian penting dalam memanfaatkan bonus demografi secara optimal.

WEC 2025 akan menjadi titik tolak bagi kolaborasi jangka panjang dalam memperjuangkan ruang yang adil dan bermakna serta mendorong lebih banyak perempuan Indonesia untuk tampil, tumbuh, dan turut menentukan arah bangsa.

Editor: Bimo Aria Fundrika

Tag:  #jadi #ruang #perempuan #untuk #tumbuh #berdampak #women #empowerment #conference #2025 #siap #digelar

KOMENTAR