



Orang-orang yang Tumbuh dengan Orang Tua yang Bercerai Biasanya Menunjukkan 7 Perilaku Ini di Kemudian Hari Menurut Psikologi
- Perceraian orang tua adalah pengalaman yang dapat membentuk kepribadian, pola pikir, dan cara seseorang berinteraksi dengan dunia di kemudian hari.
Meskipun setiap individu merespons peristiwa ini dengan cara yang berbeda, penelitian psikologi menunjukkan bahwa ada beberapa perilaku khas yang sering muncul pada mereka yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang terpisah.
Dilansir dari Geediting pada Selasa (18/2), terdapat tujuh perilaku yang biasanya mereka tunjukkan ketika dewasa.
1. Kesulitan dalam Membangun Hubungan yang Stabil
Anak-anak dari keluarga yang bercerai sering kali tumbuh dengan perasaan ketidakpastian terhadap hubungan.
Mereka mungkin merasa sulit untuk mempercayai pasangan atau merasa cemas bahwa hubungan mereka sendiri akan berakhir dengan cara yang sama seperti orang tua mereka.
Akibatnya, mereka cenderung lebih waspada dalam menjalin hubungan atau justru menghindari komitmen jangka panjang.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa mereka lebih mungkin mengalami perceraian dalam hubungan mereka sendiri, bukan karena takdir, tetapi karena pola hubungan yang mereka pelajari sejak kecil.
2. Cenderung Mandiri dan Tidak Suka Bergantung pada Orang Lain
Salah satu mekanisme bertahan hidup yang berkembang pada anak-anak dari orang tua yang bercerai adalah kemandirian yang tinggi.
Mereka sering dipaksa untuk mengandalkan diri sendiri lebih awal dibandingkan anak-anak dari keluarga yang utuh.
Meskipun ini bisa menjadi kekuatan, ada kalanya mereka kesulitan untuk menerima bantuan atau membangun hubungan yang benar-benar saling bergantung secara sehat.
Mereka mungkin merasa tidak nyaman jika harus bergantung pada seseorang secara emosional atau finansial.
3. Lebih Sensitif terhadap Konflik dalam Hubungan
Karena telah mengalami pertengkaran atau ketegangan dalam rumah tangga sejak kecil, mereka yang tumbuh dengan orang tua bercerai cenderung lebih sensitif terhadap konflik.
Mereka mungkin memiliki reaksi emosional yang lebih kuat saat menghadapi perselisihan, atau sebaliknya, mereka cenderung menghindari konfrontasi dengan segala cara.
Beberapa individu mungkin menjadi terlalu defensif atau protektif terhadap diri mereka sendiri, sementara yang lain merasa cemas dan takut jika ada tanda-tanda pertengkaran dalam hubungan mereka.
4. Lebih Fleksibel dalam Mendefinisikan ‘Keluarga’
Orang-orang yang tumbuh dengan orang tua yang bercerai sering memiliki pandangan yang lebih terbuka tentang konsep keluarga.
Mereka memahami bahwa keluarga tidak selalu harus terdiri dari dua orang tua yang menikah, melainkan bisa dalam berbagai bentuk, seperti keluarga tiri, keluarga yang terdiri dari orang tua tunggal, atau bahkan lingkungan pertemanan yang berfungsi sebagai keluarga.
Mereka juga lebih menerima berbagai jenis hubungan dan lebih mampu menyesuaikan diri dengan dinamika keluarga yang kompleks.
5. Terkadang Merasa Takut Ditinggalkan
Pengalaman melihat orang tua berpisah dapat meninggalkan ketakutan mendalam terhadap penolakan dan kehilangan.
Hal ini bisa muncul dalam bentuk perilaku clingy (terlalu melekat) dalam hubungan atau, sebaliknya, menjadi terlalu tertutup secara emosional untuk menghindari rasa sakit jika hubungan berakhir.
Rasa takut ditinggalkan ini bisa memengaruhi cara mereka berkomunikasi dalam hubungan romantis dan pertemanan.
Mereka mungkin memerlukan lebih banyak kepastian dan jaminan dari pasangan atau sahabat mereka.
6. Lebih Resilien dan Mampu Beradaptasi dengan Perubahan
Tidak semua dampak dari perceraian orang tua bersifat negatif.
Banyak individu yang tumbuh dengan pengalaman ini menjadi sangat tangguh dan mampu menghadapi perubahan dengan lebih baik dibandingkan orang lain.
Karena mereka telah terbiasa dengan ketidakpastian dan penyesuaian sejak kecil, mereka memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dalam berbagai situasi.
Mereka lebih mampu menerima bahwa hidup penuh dengan perubahan dan sering kali lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi.
7. Cenderung Menjadi Pendengar yang Baik dan Lebih Empati
Mereka yang telah mengalami pergolakan emosional dalam keluarga mereka sering kali memiliki kepekaan emosional yang lebih tinggi.
Mereka terbiasa mengamati perubahan suasana hati orang-orang di sekitar mereka dan memahami berbagai perspektif dalam suatu konflik.
Hal ini sering membuat mereka menjadi pendengar yang baik dan lebih empati terhadap perasaan orang lain.
Mereka juga lebih memahami pentingnya komunikasi dalam sebuah hubungan dan cenderung berusaha menghindari kesalahan yang pernah mereka lihat di masa kecil mereka.
Kesimpulan
Tumbuh dengan orang tua yang bercerai bisa menjadi pengalaman yang menantang, tetapi juga dapat membentuk seseorang menjadi individu yang kuat, mandiri, dan penuh empati.
Meskipun ada beberapa tantangan emosional yang mungkin mereka hadapi, banyak dari mereka yang belajar dari masa lalu dan menggunakan pengalaman tersebut untuk menciptakan kehidupan dan hubungan yang lebih sehat.
Pada akhirnya, bagaimana seseorang merespons pengalaman masa kecilnya tergantung pada bagaimana mereka memahami, menerima, dan mengolahnya dalam kehidupan dewasa.
Dengan kesadaran diri dan usaha untuk tumbuh secara emosional, mereka dapat membangun masa depan yang lebih bahagia dan memuaskan.
Tag: #orang #orang #yang #tumbuh #dengan #orang #yang #bercerai #biasanya #menunjukkan #perilaku #kemudian #hari #menurut #psikologi