Orang yang Terlalu Dipuji saat Masa Kecil Biasanya Miliki 9 Sifat Ini di Kemudian Hari Menurut Psikologi
Ilustrasi sifat yang menunjukkan bahwa seseorang semasa kecil sering dipuji secara berlebihan menurut Psikologi. (foto : Pexels/ Artem Podrez)
10:52
23 September 2024

Orang yang Terlalu Dipuji saat Masa Kecil Biasanya Miliki 9 Sifat Ini di Kemudian Hari Menurut Psikologi

– Menurut Psikologi, orang yang terlalu dipuji saat masa kecil biasanya akan mengembangkan sederet sifat tertentu di kemudian hari. Sanjungan yang berlebihan di masa anak-anak dapat memengaruhi cara mereka melihat diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain.

Psikologi menunjukkan bahwa anak-anak di masa kecil yang sering dipuji tanpa evaluasi yang seimbang cenderung menjadi kurang mampu menerima kritik dan bisa menjadi terlalu percaya diri. Mereka mungkin juga mengembangkan harapan tinggi terhadap pengakuan dan pujian dari orang lain di masa dewasa.

Sifat ini dapat menciptakan tantangan dalam hubungan interpersonal, serta memengaruhi kinerja dan kepuasan pribadi mereka.

Dinukil dari Hack Spirit pada Senin (23/9), dijelaskan bahwa terdapat sembilan sifat yang menunjukkan bahwa seseorang semasa kecil sering dipuji secara berlebihan menurut Psikologi.

1. Rasa berhak yang berlebihan

Anak-anak yang terlalu banyak dipuji cenderung tumbuh menjadi orang dewasa dengan rasa berhak yang tidak proporsional. Mereka mungkin percaya bahwa mereka lebih unggul dari orang lain dan pantas mendapatkan perlakuan istimewa.

Sikap ini dapat menimbulkan masalah dalam hubungan sosial dan lingkungan profesional, di mana kerjasama dan saling menghargai sangat penting. Orang-orang dengan rasa berhak yang berlebihan mungkin mengharapkan orang lain selalu memenuhi keinginan mereka atau memberikan perlakuan khusus tanpa alasan yang jelas.

2. Kesulitan menerima kritik

Mereka yang terbiasa mendapat pujian berlebihan sejak kecil sering kali mengalami kesulitan ketika menerima kritik saat dewasa. Kritik konstruktif, yang seharusnya menjadi peluang untuk berkembang, malah dianggap sebagai serangan pribadi.

Akibatnya, mereka cenderung bersikap defensif atau menolak masukan yang diberikan. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional mereka, karena ketidakmampuan menerima umpan balik yang membangun membatasi kesempatan untuk memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan.

3. Ketergantungan pada validasi eksternal

Orang dewasa yang dulu terlalu banyak dipuji sebagai anak-anak seringkali menjadi sangat bergantung pada pengakuan dari orang lain. Mereka terus-menerus mencari persetujuan dan pujian untuk merasa berharga atau sukses.

Ketergantungan ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengambil keputusan secara mandiri, karena selalu membutuhkan konfirmasi dari orang lain. Kepercayaan diri mereka mungkin rapuh, karena terlalu bergantung pada pendapat eksternal daripada penilaian diri sendiri yang sehat.

4. Kesulitan menghadapi kegagalan

Anak-anak yang terbiasa mendapat pujian berlebihan sering kali tumbuh menjadi orang dewasa yang sulit menerima kegagalan. Mereka cenderung melihat setiap kegagalan atau kemunduran sebagai ancaman terhadap harga diri mereka.

Akibatnya, mereka mungkin mengembangkan rasa takut akan kegagalan yang berlebihan, yang dapat menghambat mereka dalam mengambil risiko atau mencoba hal-hal baru. Ketakutan ini bisa menjadi penghalang besar dalam pengembangan diri dan karier mereka.

5. Harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri

Orang-orang yang terlalu banyak dipuji semasa kecil cenderung memiliki ekspektasi yang sangat tinggi dan tidak realistis terhadap diri mereka sendiri saat dewasa. Mereka mungkin merasa harus selalu unggul dalam segala hal, mencerminkan pujian berlebihan yang mereka terima di masa kecil.

Standar yang terlalu tinggi ini dapat menyebabkan stres berkepanjangan dan kekecewaan terhadap diri sendiri. Mereka mungkin sulit merasa puas dengan pencapaian mereka, tidak peduli seberapa signifikan, karena selalu merasa belum cukup baik.

6. Kecenderungan menghindari tanggung jawab

Mereka yang terbiasa mendapat pujian tanpa syarat sering kali kesulitan memahami konsep konsekuensi dan tanggung jawab pribadi saat dewasa. Hal ini dapat terlihat dari keengganan mereka untuk mengakui kesalahan atau bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Perilaku ini bisa sangat merugikan dalam situasi profesional dan pribadi di mana akuntabilitas sangat penting.

Kecenderungan untuk menghindari tanggung jawab dapat menimbulkan konflik dengan rekan kerja atau atasan, serta menghambat kemampuan mereka untuk belajar dari pengalaman dan berkembang.

7. Kesulitan membangun hubungan yang seimbang

Orang dewasa yang dulunya terlalu banyak dipuji sebagai anak-anak sering mengalami kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan seimbang. Rasa berhak dan kebutuhan akan validasi konstan dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam interaksi mereka dengan orang lain.

Mereka mungkin mengharapkan pasangan, teman, atau rekan kerja untuk terus-menerus memberikan pujian dan perhatian, yang dapat menyebabkan hubungan menjadi sepihak.

Kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan dan batasan orang lain juga dapat menimbulkan konflik dan membuat sulit bagi mereka untuk mempertahankan hubungan jangka panjang yang memuaskan.

8. Kecenderungan bersikap kompetitif berlebihan

Individu yang menerima pujian berlebihan semasa kecil sering kali tumbuh menjadi orang dewasa yang terlalu kompetitif. Terbiasa dianggap sebagai yang terbaik, mereka mungkin merasa perlu untuk selalu mengungguli orang lain demi mempertahankan status tersebut.

Sikap kompetitif yang berlebihan ini bisa melampaui ambisi yang sehat, menyebabkan stres yang tidak perlu dan potensi konflik dengan rekan-rekan mereka. Hal ini dapat mengganggu kemampuan mereka untuk berkolaborasi secara efektif dan membangun hubungan positif dalam lingkungan profesional maupun pribadi.

Keinginan untuk selalu menjadi yang terbaik juga dapat menyebabkan kekecewaan dan kritik diri yang berlebihan ketika mereka tidak berhasil menjadi nomor satu.

9. Kesulitan menerima keterbatasan diri

Orang-orang yang dibesarkan dengan pujian berlebihan sering kali mengalami kesulitan dalam mengakui dan menerima keterbatasan diri mereka saat dewasa. Mereka mungkin merasa sulit untuk mengakui bahwa, seperti semua orang, mereka juga memiliki kelemahan dan area yang perlu diperbaiki.

Ketidakmampuan untuk menerima keterbatasan ini dapat menghambat pertumbuhan pribadi mereka, karena mengenali dan bekerja pada kelemahan diri adalah bagian penting dari proses pengembangan diri.

Situasi yang menunjukkan keterbatasan mereka mungkin dianggap sebagai kegagalan, bukan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak mampu yang berlebihan dan mengurangi rasa percaya diri mereka, alih-alih mendorong mereka untuk menghadapi tantangan dengan sikap yang lebih positif dan berorientasi pada pertumbuhan.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #orang #yang #terlalu #dipuji #saat #masa #kecil #biasanya #miliki #sifat #kemudian #hari #menurut #psikologi

KOMENTAR