Brigade 'Anna Kyiv', Pasukan Mobilisasi Didikan Prancis yang Ditinggal Kabur Ribuan Prajuritnya
Pasukan Ukraina yang bertahan di wilayah Pokrovsk, Donetsk, Ukraina timur 
08:30
4 Januari 2025

Brigade 'Anna Kyiv', Pasukan Mobilisasi Didikan Prancis yang Ditinggal Kabur Ribuan Prajuritnya

Sebuah kasus memalukan terjadi di angkatan bersenjata Ukraina, ribuan prajuritnya yang ditugaskan di wilayah Donetsk, timur Ukraina kabur.

Dikutip dari Strana, belakangan informasi yang didapatkan, sebanyak 1.700 pasukan dari mobilisasi dan dididik di Prancis kabur saat ditugaskan di kota incaran Rusia, Kurakhovo dan Pokrovsk.

Mereka tergabung dalam Brigade Infanteri ke-155 dengan julukan "Anna Kyiv". Nama tersebut diambil dari nama putri yang menikahi Raja Prancis Henri I di katedral Reims dan menjadi Ratu Prancis dari tahun 1051-1060.

Putri tersebut adalah wanita cantik yang berasal dari wilayah Uni Soviet tempo dulu.

Dikutip dari Wikipedia, Brigade Infanteri ke-155 dibentuk pada tahun 2024 sebagai bagian dari inisiatif untuk memperluas Angkatan Darat Ukraina dengan pembentukan sembilan brigade tambahan. 

Upaya ini, yang diumumkan oleh Komandan Oleksandr Pavliuk, merupakan respons langsung terhadap perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

Pembentukan brigade dimulai pada bulan Maret 2024.

Brigade ini dibentuk berdasarkan ketentuan undang-undang mobilisasi Ukraina, yang menurunkan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun dan memperkenalkan hukuman bagi penghindaran wajib militer.Undang-undang tersebut juga mengizinkan narapidana untuk bergabung dengan angkatan bersenjata.

Pada tanggal 8 Mei 2024, k

eberadaan Brigade Infanteri ke-155 secara resmi diakui, menjadikannya sebagai brigade pertama yang baru diumumkan dan mulai terbentuk. 

Dewan Kota Rivne mendukung brigade tersebut dengan menyumbangkan peralatan untuk memenuhi kebutuhan para prajurit selama tahap awal pembentukannya.

Pada bulan November 2024, gelombang pertama yang terdiri dari 2.000 prajurit telah menjalani pelatihan di Prancis timur, dengan rencana agar brigade tersebut pada akhirnya tumbuh hingga mencapai kekuatan 4.500 prajurit.

Pelatihan dan perlengkapan brigade tersebut dilakukan di bawah program yang didanai Uni Eropa yang telah melatih 60.000 prajurit Ukraina. Prancis memainkan peran penting, menyediakan pelatihan, peralatan, dan persenjataan yang ekstensif.

Ini termasuk 18 howitzer gerak sendiri CAESAR, 18 kendaraan tempur lapis baja AMX-10RC, dan 128 pengangkut personel lapis baja VAB.

Pada tanggal 27 Juni, brigade tersebut tampil pertama kali di media sosial, dan memperkenalkan lambangnya pada hari berikutnya.

Pada bulan Oktober, brigade tersebut dikunjungi dan diperiksa oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Brigade tersebut kembali ke Ukraina pada bulan November, bersama dengan batalion tank Leopard 2A4 yang dilatih di Polandia.

Namun jurnalis Ukraina Yuri Butusov, menyebut bahwa brigade "Anna Kyiv" tersebut sebagai sebuah skandal dalam peperangan.

Bahkan masalah organisasi yang serius dialami sejak didirikan. 

Komando Operasional Barat, yang bertanggung jawab atas pembentukan brigade tersebut, kekurangan sumber daya, tenaga kerja, dan staf komando yang dibutuhkan untuk membentuk unit baru. 

Pengerahan personel brigade baru dimulai pada bulan Juni, tetapi pada bulan Juli dan Agustus lebih dari 2.550 tentara dibawa pergi untuk mengisi unit lain, yang secara efektif meniadakan kerja selama empat bulan.

Pada saat brigade tersebut dikirim ke Prancis untuk pelatihan pada bulan Oktober, 935 tentara telah kabur dan 50 lainnya telah membelot di Prancis. 

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan di antara para pemimpin Prancis, yang mendorong Stavka Ukraina untuk meluncurkan penyelidikan oleh SBI Ukraina untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas pembelotan tersebut. 

Akibatnya, komandan brigade, Kolonel Dmytro Ryumshin, dicopot dari jabatannya beberapa hari setelah kembali dari Prancis pada tanggal 30 November. Saat komando brigade berada di Prancis, 700 orang yang baru direkrut yang ditempatkan di Ukraina menghilang tanpa pernah bertemu komandan mereka. 

Setelah komandan dicopot, panglima tertinggi Ukraina Syrskyi mengirim komisi yang terdiri dari komandan OC Barat Volodymyr Shvediuk [uk] dan kepala staf Oleksandr Seletsky [uk] untuk meningkatkan efektivitas tempur brigade. Pada tanggal 30 Desember Seletsky meninggal karena serangan jantung.

Pada bulan Desember 2024, brigade tersebut dilaporkan dikerahkan di selatan Pokrovsk

Namun, brigade tersebut menderita kerugian besar selama beberapa hari pertama pertempuran dan orang-orang serta peralatan yang selamat telah dipindahkan ke unit lain.

Selain itu, 198 orang menghilang selama minggu pertama bulan Desember.

Butusov pertama kali menarik perhatian pada masalah ini dalam sebuah laporan di saluran YouTube-nya pada tanggal 14 Desember, di mana ia menyatakan bahwa lebih dari seribu prajurit brigade tersebut kabur setelah dimobilisasi secara paksa dari jalan, yang menyebabkan penggantian komandan brigade dengan Kolonel Taras Maksymov, yang terjadi pada tanggal 12 Desember.

Akibat kaburnya para prajurit 'Anna Kyiv', Pokrovsk dan Kurakhovo diserang habis-habisan oleh Rusia. Mereka tak mampu membendung datangnya pasukan Moskow yang mengincar pusat logistik militer Donetsk tersebut.

Akibatnya, militer Ukraina pun mengganti Komandan Gugus Tugas Gabungan Donetsk, Brigadir Jenderal Oleksandr Lutsenko dengan Brigadir Jenderal Oleksandr Tarnavskyi. 

Sumber Financial Times mengatakan penggantian tersebut dilakukan akibat militer Ukraina gagal membendung serangan besar-besaran prajurit Moskow ke Pokrovsk dan Kurakhovo.

Tag:  #brigade #anna #kyiv #pasukan #mobilisasi #didikan #prancis #yang #ditinggal #kabur #ribuan #prajuritnya

KOMENTAR