Yoav Gallant Mundur dari Knesset, Serang Netanyahu dan Ungkit Pencopotannya dari Menhan Israel
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri) dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant (kanan). 
07:30
2 Januari 2025

Yoav Gallant Mundur dari Knesset, Serang Netanyahu dan Ungkit Pencopotannya dari Menhan Israel

Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengumumkan pengunduran dirinya dari parlemen Israel, Knesset.

Namun ia menegaskan akan tetap berada di Partai Likud yang dipimpin oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Saya akan segera menyampaikan keputusan saya untuk mengakhiri jabatan saya di Knesset ke-25, setelah 45 tahun mengabdi, 35 tahun di tentara Israel, dan satu dekade bekerja sebagai anggota Knesset dan menteri di pemerintahan Israel, termasuk dua tahun yang dramatis sebagai Menteri Pertahanan, dan sebagai anggota gerakan Likud,” kata Yoav Gallant di Knesset, Rabu (1/1/2025). 

“Saya akan terus memperjuangkan jalur gerakan tersebut," lanjutnya.

Ia menegaskan ini adalah waktunya untuk berhenti dari pelayanan publik di Knesset.

“Ini adalah perhentian dalam perjalanan panjang yang belum selesai. Seperti halnya di medan perang, demikian pula dalam pelayanan publik, ada saatnya perlu berhenti untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan jalan saya adalah jalan Likud, dan saya percaya pada prinsip-prinsipnya, dan saya percaya pada anggotanya,” ujarnya.

Yoav Gallant 'Menyerang' Netanyahu

Yoav Gallant kemudian menyerang Netanyahu dengan membahas mengenai pemecatannya sebagai menteri pertahanan.

“Saya dicopot dari jabatan saya (menteri pertahanan) karena saya bekerja untuk kepentingan Israel. Merekrut Haredim (Yahudi Ortodoks) adalah kebutuhan keamanan yang diperlukan," katanya.

Ia mengatakan, kebijakannya agar merekrut Haredim untuk wajib militer ditentang oleh Netanyahu hingga ia dicopot dari jabatannya.

Netanyahu dituding mengistimewakan kelompok Haredim yang dikecualikan dari wajib militer Israel, karena kelompok tersebut telah memberikan dukungan politik yang signifikan terhadap dia dan partainya.

Yoav Gallant juga menekankan pemerintahan Netanyahu sedang berupaya untuk memberlakukan undang-undang yang bertentangan dengan kebutuhan tentara Israel.

“Dalam dua bulan terakhir sejak pemecatan saya dari jabatan Menteri Pertahanan, sesuatu telah terjadi. Pemerintah Israel, dipimpin oleh Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan (Israel Katz), berupaya untuk mempercepat undang-undang wajib militer yang bertentangan dengan kebutuhan tentara Israel," katanya.

“Rancangan undang-undang tersebut bertujuan untuk memberikan pengecualian dari dinas militer, dan saya tidak dapat menerimanya, dan saya juga tidak dapat menjadi bagian darinya,” tambahnya.

Menurutnya, jika orang-orang Israel termasuk Haredim ingin hidup aman di Israel maka mereka juga harus memikul tanggung jawab keamanan dengan ikut wajib militer.

Netanyahu Berencana Labeli Yoav Gallant sebagai Pembelot Partai Likud

Sumber-sumber dari Partai Likud mengatakan Netanyahu sedang memantau tindakan Yoav Gallant untuk persiapan menyatakan dia sebagai pembelot dan tidak mencalonkannya untuk pemilihan parlemen mendatang.

Sumber itu mengatakan Netanyahu berupaya mengumpulkan bukti yang membuktikan Yoav Gallant bertindak secara independen sebelum mengumumkan pembelotannya dari koalisi.

Tindakan ini berarti menghukum Yoav Gallant dengan tidak mencalonkan diri pada pemilu berikutnya setelah bukti tersebut.

“Netanyahu ingin memaksa Gallant untuk mengajukan pengunduran dirinya dari Knesset, sehingga dia tidak memberikan suara yang menentangnya di masa depan," kata sumber itu kepada Walla.

Sebelumnya, Netanyahu dan Yoav Gallant terlibat perselisihan mengenai kebijakan di Jalur Gaza.

Pada 5 November 2024, Netanyahu memecatnya dari jabatan menteri pertahanan dan menggantinya dengan Israel Katz yang menjabat sebagai menteri luar negeri.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.553 jiwa dan 108.379 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (1/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #yoav #gallant #mundur #dari #knesset #serang #netanyahu #ungkit #pencopotannya #dari #menhan #israel

KOMENTAR