Maksud Tersembunyi Netanyahu di Balik Gencatan Senjata Israel dan Hizbullah, Hamas akan Terisolasi
Rapat di kantor perdana menteri Israel memutuskan 10 menteri memberikan suara setuju dan satu menteri menentang perjanjian gencatan senajata.
Perjanjian itu ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
PM Netanyahu pun berterima kasih kepada Presiden AS Joe Biden atas keterlibatannya dalam mengamankan perjanjian gencatan senjata.
Sejak Oktober 2023, Israel telah mengusir 1,2 juta orang dari Lebanon dan membunuh 3.768 orang, sebagian besar terjadi dalam dua bulan terakhir.
Hizbullah dan para pesaing serta sekutunya di Lebanon mendukung diakhirinya perang, tetapi apa saja ketentuan gencatan senjata – dan apakah akan berlaku?
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati pada hari Selasa menyambut baik kesepakatan gencatan senjata melalui panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden.
"Saya menerima telepon dari Presiden AS Joe Biden, dimana kami berkonsultasi tentang situasi terkini. Saya berterima kasih kepadanya atas dukungan AS terhadap Lebanon dan upaya yang dilakukan oleh utusannya, Tuan (Amos) Hochstein," kata Mikati dalam sebuah posting di X.
Mikati mengucapkan terima kasih kepada AS dan Prancis atas upaya mereka dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata seraya menambahkan bahwa kesepakatan tersebut merupakan “langkah mendasar menuju terciptanya ketenangan dan stabilitas di Lebanon” dan akan membantu “terciptanya stabilitas regional.”
Ia menegaskan kembali komitmen pemerintahnya untuk memperkuat “kehadiran tentara di selatan” melaksanakan resolusi PBB 1701, dan bekerja sama dengan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
Maksud Tersembunyi Netanyahu?
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataan yang direkam sebelumnya mengatakan ada tiga "alasan utama" mengapa ia menginginkan gencatan senjata dengan Hizbullah saat ini.
Yakni untuk "berfokus pada ancaman Iran," memberi pasukan Israel waktu istirahat, dan meningkatkan tekanan pada Hamas.
Menurut Netanyahu, lamanya gencatan senjata Israel-Hizbullah tergantung pada apa yang terjadi di Lebanon.
“Jika Hizbullah melanggar perjanjian dan mencoba untuk mempersenjatai diri, kami akan menyerang,” ucapnya memperingatkan, dikutip dari AFP.
Namun seorang pejabat Israel mengatakan kepada Maariv sebagaimana dilansir JPost mengatakan bahwa gencatan senjata bukanlah akhir dari perang dan bahwa Israel mempertahankan haknya untuk menanggapi ancaman apa pun.
Sumber itu juga mengatakan bahwa pemutusan hubungan antara front Gaza dan Lebanon akan membuat Hamas terisolasi.
Menurut media itu hal tersebut juga disoroti oleh Netanyahu dalam pidato sebelumnya.
Sumber-sumber mengatakan kepada saluran Saudi Al Hadath bahwa tidak akan ada zona penyangga di Lebanon Selatan menurut perjanjian tersebut.
Hassan Fadlallah, seorang anggota parlemen Hizbullah, mengatakan kepada Reuters sebagai tanggapan atas pengumuman tersebut bahwa Hizbullah akan tetap aktif, termasuk dalam menyediakan layanan sosial kepada warga sipil Lebanon yang mengungsi.
Fadlallah menyebut jam-jam terakhir sebelum gencatan senjata sebagai "jam-jam berbahaya dan sensitif," mengingat IDF melancarkan serangan besar-besaran terhadap Beirut pada hari Selasa sebelumnya.
MK Zvi Sukkot, Otzmah Yehudit, mengatakan dia akan mendukung gencatan senjata karena IDF telah berhasil menyingkirkan 80 persen tokoh terkemuka di Hizbullah, membalikkan penentangannya sebelumnya.
Beberapa tokoh sayap kanan lainnya telah menyetujui atau menolak gencatan senjata secara bersyarat, termasuk Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Naftali Bennett.
Sumber: Al Jazeera/AFP/JPost/Reuters
Tag: #maksud #tersembunyi #netanyahu #balik #gencatan #senjata #israel #hizbullah #hamas #akan #terisolasi