Teror Israel Kembali Sasar Pasukan UNIFIL di Lebanon Selatan, Giliran Tentara Italia Berdarah-darah
Seorang anggota yang terluka dari batalion Malaysia dari Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL), duduk di tanah setelah ia terluka di lokasi serangan udara Israel di pintu masuk utara kota Sidon, Lebanon selatan, pada 7 November 2024. - Lima pasukan penjaga perdamaian PBB terluka dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan pada 7 November, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam serangan yang juga menewaskan tiga warga sipil. (Photo by MAHMOUD ZAYYAT / AFP)�
22:00
23 November 2024

Teror Israel Kembali Sasar Pasukan UNIFIL di Lebanon Selatan, Giliran Tentara Italia Berdarah-darah

Dua sumber pemerintah Italia mengatakan pada Jumat (22/11/2024) kalau empat tentara Italia terluka dalam serangan terhadap markas besar Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) di kota Shamaa di selatan negara itu.

Salah satu sumber mengatakan kepada Reuters, “Empat tentara Italia terluka ringan dan nyawa mereka tidak dalam bahaya,” seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

Serangan ini diduga menjadi bagian dari serangkaian 'teror' yang dijalankan Israel untuk membuat pasukan UNIFIL angkat kaki dari perbatasan Lebanon-Israel (wilayah Palestina Utara yang diduduki).

Pasukan Sementara PBB UNIFIL, yang mencakup sekitar 10.000 tentara dari berbagai negara internasional, telah dikerahkan di Lebanon selatan sejak tahun 1978, dan bertugas memastikan penghormatan terhadap Garis Biru yang merupakan perbatasan antara Lebanon dan Israel sejak tahun 2000, berdasarkan demarkasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam insiden-insiden sebelumnya, serangan-serangan ini disebut sengaja dilakukan Israel.

Bulan lalu, juru bicara UNIFIL mengatakan bahwa pasukan tersebut mencatat lebih dari 30 insiden pada bulan Oktober yang mengakibatkan kerusakan properti atau cedera pada pasukan penjaga perdamaian, sekitar 20 di antaranya disebabkan oleh tembakan atau tindakan Israel.

UNIFIL menekankan dalam pernyataannya bahwa "meskipun tekanan yang tidak dapat diterima diberikan pada misi melalui berbagai saluran, pasukan penjaga perdamaian akan terus melaksanakan tugas pemantauan dan pelaporan yang diberikan kepada mereka berdasarkan Resolusi 1701 PBB.

Sebuah pengangkut personel lapis baja (APC) dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) digambarkan di Ain Ibel pada 24 Oktober 2024. Sebuah pengangkut personel lapis baja (APC) dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) digambarkan di Ain Ibel pada 24 Oktober 2024. (Foto Berkas AFP)

Israel Tuding UNIFIL Tak Berguna dan Lindungi Hizbullah

Israel memang tidak menginginkan kehadiran pasukan internasional di wilayah agresi mereka di Lebanon.

Menteri Energi Israel, Eli Cohen, mengatakan Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) sebagai pasukan yang tidak berguna.

Menurutnya, UNIFIL gagal melindungi warga Israel dari serangan Hizbullah dan menyerukan agar pasukan tersebut mundur saat pertempuran meningkat.

"Negara Israel akan melakukan apa saja untuk menjamin keselamatan warga negaranya, dan jika PBB tidak dapat membantu, setidaknya tidak boleh ikut campur, dan memindahkan personelnya dari zona pertempuran," kata Eli Cohen melalui akunnya di media sosial X pada Senin (14/10/2024).

Sebelumnya, UNIFIL melaporkan adanya serangan Israel pada Minggu (13/10/2024) kemarin ketika dua tank Israel menyerbu markas UNIFIL.

"Dua tank Merkava Israel menghancurkan gerbang utama salah satu pangkalan dan menyerbunya dengan paksa sebelum fajar pada hari Minggu," lapor Al Araby, mengutip pernyataan UNIFIL.

"Setelah dua tank pergi, anggota UNIFIL di lokasi yang sama melaporkan ledakan peluru api 100 meter ke arah utara, menyebabkan asap tebal keluar ke seluruh pangkalan dan membuat personel PBB merasa mual," lanjutnya.

UNIFIL menyebut upaya tersebut sebagai pelanggaran terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB.

Sementara itu, Israel membantah pernyataan UNIFIL mengenai serangan terhadap markas mereka.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya meminta UNIFIL untuk mundur dan mengklaim mereka memberikan "perisai manusia" untuk Hizbullah selama serangan Israel berlanjut di Lebanon selatan.

Hizbullah membantah tuduhan Israel yang mengatakan pejuangnya menggunakan wilayah yang dekat dengan lokasi UNIFIL untuk perlindungan.

Pada hari yang sama, tentara Israel (IDF) membawa wartawan asing yang diizinkan mengikuti tur ke Lebanon selatan pada Minggu.

IDF menunjukkan kepada mereka, sebuah terowongan yang dikatakan milik Hizbullah, kurang dari 200 meter dari situs UNIFIL, selain gudang senjata yang ditemukan IDF.

“Kami sebenarnya berdiri di pangkalan militer Hizbullah yang sangat dekat dengan PBB,” kata Brigjen Yitfah Norkin yang turut hadir selama tur tersebut.

Negara-negara Uni Eropa (UE), yang dipimpin oleh Italia, Prancis dan Spanyol, mengerahkan ribuan tentara untuk bergabung dengan 10.000 tentara UNIFIL, yang menurut mereka menjadi sasaran serangan berulang kali oleh pasukan Israel dalam beberapa hari terakhir.

Sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) mendesak Netanyahu untuk mengambil tindakan yang diperlukan demi menjamin keselamatan dan keamanan pasukan UNIFIL di Lebanon.

 

 

(oln/khbrn/rtrs/*)

 

Tag:  #teror #israel #kembali #sasar #pasukan #unifil #lebanon #selatan #giliran #tentara #italia #berdarah #darah

KOMENTAR