Begini Sejarah Hubungan Iran dan Israel, Mulai Menjadi Sekutu hingga Musuh Bebuyutan: Terjadi Konflik Sebelumnya?
Bendera Iran (kiri) dan Israel (kanan). (sumber : depositphotos.com)
12:09
14 April 2024

Begini Sejarah Hubungan Iran dan Israel, Mulai Menjadi Sekutu hingga Musuh Bebuyutan: Terjadi Konflik Sebelumnya?

 – Iran merupakan salah satu negara yang paling vokal menentang pengeboman brutal Israel di Gaza. Hal ini menjadi sejalan dengan kebijakan luar negerinya yang memang anti Israel.

Iran dan Israel merupakan negara asal Timur Tengah yang kerap digambarkan sebagai musuh bebuyutan.

Masalah Palestina telah menjadi pusat konflik selama beberapa dekade dan Teheran telah memperingatkan Israel dan sekutu terdekatnya, Amerika Serikat bahwa perang dengan Hamas dapat menyebar ketika Tel Aviv meningkatkan serangan di luar Gaza.

Israel telah melakukan aksi bom di Lebanon dan Suriah yang mana kedua negara ini mendapatkan pengaruh paling besar dari Teheran.

Dilansir dari laman Aljazeera.com, berikut sejarah hubungan antara Iran dan Israel :

1. Hubungan Awal Iran dan Israel di zaman Modern  

Di bawah Dinasti Pahlevi yang memerintah dari tahun 1925 hingga digulingkan pada resolusi tahun 1979 terbukti hubungan antara Iran dan Israel sama sekali tidak bermusuhan.

Hal ini didukung karena Iran adalah negara mayoritas Muslim kedua yang mengakui Israel setelah negara itu berdiri pada tahun 1948.

Iran sendiri merupakan salah satu dari 3 orang yang memberikan suara menentang rencana pembagian Palestina oleh PBB yang berpusat pada kekhawatiran bahwa hal itu bisa meningkatkan kekerasan di wilayah tersebut untuk generasi yang akan datang.

Dua tahun setelah Israel berhasil merebus lebih banyak wilayah daripada yang disetujui PBB setelah dimulainya Perang Arab-Israel yang pertama pada tahun 1948, lebih dari 700.000 warga Palestina diusir secara etnis dari rumah mereka oleh Zionis.

 

Kala itu, warga Palestina menyebut sebagai pemindahan paksa dan perampasan harta milik mereka sebagai Nakba yang memiliki arti bencana.

Segalanya berubah setelah Mohammad Mosaddegh menjadi perdana Menteri Iran pada tahun 1951 yang kala itu ia mempelopori nasionalisasi industri minyak negara tersebut yang dimonopoli oleh Inggris.

Mosaddegh memutuskan hubungan dengan Israel yang menurutnya melayani kepentingan Barat di wilayah tersebut.

“Upaya Mosaddegh dan organisasi politik Front Nasionalnya untuk menasionalisasi minyak, mengusir kekuasaan kolonial Inggris dan melemahkan monarki adalah cerita utama Iran saat itu. Hubunganya dengan Israel merupakan kerusakan tambahan,” ungkap Kvindesland.

Segalanya berubah secara dramatis ketika pemerintahan Mosaddegh digulingkan dari kudeta yang diorganisasi oleh Badan Intelijen Inggris dan Amerika Serikat pada tahun 1953.

Israel mendirikan kedutaan de facto di Teheran dan akhirnya keduanya bertukar duta besar pada tahun 1970 an. Di masa ini, hubungan perdagangan mulai tumbuh dan Iran segera menjadi penyedia minyak utama bagi Israel.

Keduanya bahkan membangun jaringan pipa yang bertujuan untuk mengirim minyak Iran ke Israel dan kemudian Eropa. Pada intinya di masa ini, Israel membutuhkan Iran lebih besar dari Iran membutuhkan Israel.

Pasca Revolusi Iran

Pada tahun 1979, Syah atau raja Iran digulingkan dalam sebuah revolusi dan Republik Islam Iran yang baru lahir.

Pada akhirnya pemimpin revolusi baru dipegang oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini, membawa pandangan dunia baru yang sebagian besar memperjuangkan Islam dan mendukung kekuatan dunia yang “sombong”.

Bahkan Ayatollah juga bersekutu dengan regional mereka yang akan menindas negara lain termasuk Palestina untuk kepentingan mereka sendiri. Hal ini berarti Israel di Iran dikenal sebagai “Setan Kecil” hingga “Setan Besar” yaitu Amerika Serikat.

Hingga akhirnya Teheran pun memutuskan semua hubungan dengan Israel dan warga tidak bisa lagi melakukan perjalanan dan rute perdagangan seperti di awal. Bahkan kedutaan yang dibangun Israel di Teheran diubah menjadi kedutaan Palestina.

Di laman ini juga dijelaskan bahwa setiap Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds dan sejak itu terjadi demonstrasi besar-besaran yang diadakan hari itu untuk mendukung warga Palestina di seluruh Iran.

Saat ini Iran mendukung jaringan “poros perlawanan” yang terdiri dari kelompok-kelompok politik dan bersenjata di beberapa negara di Kawasan tersebut termasuk Lebanon, Suriah, Irak dan Yaman serta mendukung perjuangan Palestina dan serta memandang Israel sebagai musuh besar.

3. Terjadi bentrokan antara Iran dan Israel

Ketegangan antara Iran dan Israel tidak hanya terbatas pada ideologi atau kelompok proksi. Namun keduanya berada di balik serangkaian serangan panjang terhadap kepentingan satu sama lain di dalam dan diluar wilayah mereka.

Hal tersebut dikenal dengan perang bayangan yang semakin meluas seiring dengan meningkatnya permusuhan. Program nuklir Iran yang telah menjadi pusat dari beberapa serangan terbesar.

Sedangkan Israel yang dianggap memiliki lusinan senjata nuklir secara sembunyi-sembunyi telah berjanji tidak akan pernah membiarkan Iran mengembangkan bom nuklir.  

Selama bertahun-tahun, ada banyak serangan sabotase terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran yang membuat Teheran menyalahkan Israel. Iran sendiri juga mempublikasikan berita tentang upaya menggagalkan lebih banyak serangan sabotase.

Bahkan dalam serang sabotase menargetkan personel termasuk sejumlah ilmuwan nuklir terkemuka. Di sisi lain, Israel dan Sekutu Baratnya menuduh Iran berada di balik serangan terhadap kepentingan Israel termasuk beberapa serangan drone terhadap kapal tanker minyak milik Israel dan serangan fiber.

Hingga saat ini, bagi Iran sendiri pemulihan hubungan dengan Israel adalah hal yang mustahil.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #begini #sejarah #hubungan #iran #israel #mulai #menjadi #sekutu #hingga #musuh #bebuyutan #terjadi #konflik #sebelumnya

KOMENTAR