Bantuan ke Gaza Terhambat, NGO Sebut Israel Serang Polisi dan Biarkan Penjarahan Terus Berlanjut
Pada bulan Oktober, truk bantuan yang memasuki wilayah Gaza rata-rata mencapai 37 truk per hari.
Kemudian pada minggu awal bulan November, rata-rata truk bantuan yang memasuki Gaza hanya sekitar 69 truk.
Tentunya ini mengalami penurunan drastis.
Di mana sebelum serangan 7 Oktober 2023, sekitar 500 truk bantuan memasuki wilayah Gaza setiap harinya.
Menurut NGO, penurunan bantuan ini terjadi lantaran adanya penjarahan.
"Penjarahan adalah masalah yang terus berlanjut," kata NGO, dikutip dari The New Arab.
"Pencurian barang sebagai akibat dari penargetan Israel terhadap pasukan polisi yang tersisa di Gaza serta kelangkaan barang-barang penting, kurangnya rute, dan penutupan sebagian besar titik penyeberangan yang mengakibatkan keputusasaan penduduk di tengah kondisi yang mengerikan tersebut," tambahnya.
Laporan NGO mengungkapkan bahwa penjarahan terjadi karena kegagalan Israel dalam mencegah geng-geng bersenjata.
Tidak hanya itu, Israel juga dengan sengaja menyerang polisi yang sedang mengawasi truk bantuan.
"Anggota pasukan polisi lokal yang tersisa mencoba mengambil tindakan terhadap para penjarah, tetapi diserang oleh pasukan Israel," jelas mereka.
Bahkan saat insiden ini terjadi, Israel terlihat tidak peduli dengan hal tersebut.
"Insiden terjadi di dekat atau di hadapan pasukan Israel tanpa campur tangan mereka, bahkan ketika pengemudi truk meminta bantuan", katanya.
Selain penjarahan, Israel juga menargetkan para pekerja bantuan kemanusiaan di Gaza.
"Serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 20 pekerja bantuan dari sebagian besar organisasi Palestina antara 10 Oktober dan 13 November," kata laporan itu.
Sebagian besar pekerja bantuan tewas saat memberikan bantuan kepada para warga di Gaza.
"Staf tewas di rumah mereka, di kamp-kamp pengungsian, dan saat mengirimkan bantuan yang menyelamatkan nyawa," terangnya.
Menjelang Tenggat Waktu AS, Israel Umumkan Pembukaan Jalur Bantuan ke Gaza
Israel akhirnya membuka jalur penyeberangan bantuan tambahan ke Gaza pada hari Selasa (12/11/2024).
Jalur yang dibuka adalah penyeberangan Kissufim.
Hal ini dilakukan Israel tepat sehari sebelum tenggat waktu AS untuk meningkatkan bantuan ke Gaza.
Sebelumnya kelompok hak asasi internasional mengatakan Israel telah gagal memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan oleh Amerika Serikat untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza atau menghadapi pembatasan yang tidak ditentukan pada bantuan militer.
Pada tanggal 13 Oktober, pemerintahan Presiden AS Joe Biden meminta Israel untuk meningkatkan aliran pasokan kemanusiaan ke Gaza.
Apabila Israel gagal memenuhi hal tersebut, maka AS akan mengurangi bantuan militer kepada Netanyahu.
Namun menurut kelompok HAM tersebut, Israel justru sengaja memperburuk keadaan di Gaza.
"Israel tidak hanya gagal memenuhi kriteria AS yang mengindikasikan dukungan terhadap respons kemanusiaan, tetapi juga mengambil tindakan yang secara drastis memperburuk situasi di lapangan, khususnya di Gaza utara," kata kelompok tersebut, yang meliputi Norwegian Refugee Council, Oxfam, Refugees International, dan Save the Children, dikutip dari Al Jazeera.
Namun badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dan delapan kelompok kemanusiaan mengatakan Israel masih belum berbuat cukup banyak untuk mendapatkan bantuan.
Konflik Palestina vs Israel
Israel terus melancarkan serangan sejak 7 Oktober di Jalur Gaza.
Meski ada resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata, Israel terus mengabaikannya.
Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 43.700 orang sejak saat itu.
Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
Lebih dari 103.000 warga Gaza mengalami luka-luka.
Agresi Israel ini juga membuat hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi dan banyak bangunan yang hancur.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #bantuan #gaza #terhambat #sebut #israel #serang #polisi #biarkan #penjarahan #terus #berlanjut