Mengenang Momen-Momen Keindahan Ramadhan di Gaza Sebelum Dibayang-bayangi Dengungan Drone Israel dan Suara Ledakan
Seorang Jurnalis yang berbasis di Gaza, Eman Alhaj Ali melalui Al Jazeera menuliskan kenangan indahnya pada saat datangnya bulan suci Ramadhan di Gaza sebelum mereka yang harus dibayang-bayangi oleh bunyi dengungan Drone Israel dan suara Ledakan.
Bulan suci Ramadhan, dimana bulan yang penuh keberkahan sudah dimulai. Umat muslim diseluruh dunia menjalani puasa, menghabiskan waktu bersama keluarga dan mendedikasikan waktunya untuk berdoa dan beribadah.
Namun, berbeda dengan warga Gaza Palestina mereka harus menjalani bulan suci ini dipenuhi dengan ketakutan dan juga kesedihan.
Dilansir melalui Al Jazeera pada Rabu (13/3), Eman menuliskan, “bagi kami umat Islam di Gaza, bulan suci ini dipenuhi dengan patah hati dan berkabung, selama lima bulan, kami telah mengalami pembantaian, penyakit, kelaparan dan kehausan di tangan tentara Israel.”
“Kekerasan dan kebrutalanya tidak berhenti atau berkurang saat Ramadhan di mulai,” lanjutnya.
“Karena banyak dari kita yang berjuang menyajikan makanan diatas meja untuk berbuka puasa atau menemukan tempat aman untuk berdoa, kenangan Ramadhan di masa lalu tetap hangat ditengah degungan drone Israel dan suara ledakan, saya menutup mata dan mengingat kemegahan Ramadhan di Gaza,” tulis Eman.
Adapun Momen Indah itu dapat dirangkum seperti berikut ini :
Persiapan Menjelang Bulan Suci Ramadhan
Persiapan menjelang bulan suci di Gaza akan selalu dimulai lebih awal, beberapa minggu sebelumnya orang-orang akan pergi berbelanja untuk semua kebutuhan Ramadhan.
Tempat yang menjadi favorit untuk dikunjungi adalah Kota Tua dan pasar tradisional, Al Zawiya. Disana semua makanan Tradisional Ramadhan dapat ditemukan seperti halnya : acar asam, kurma terbaik, zaitun lezat, rempah-rempah yang memenuhi udara aromanya, thyme, pasta apricot kering untuk membuat qamar al-din, buah-buahan kering dan berbagai jenis jus dengan khoroub (carob) menjadi yang popular.
Tak hanya berbelanja bahan makanan, membeli pakaian baru juga menjadi suatu hal yang perlu untuk dilakukan. Gaun doa akan menjadi pilihan yang popular seperti halnya gaun mewah untuk anak Perempuan dan kostum ramping untuk anak laki-laki.
Anak-anak juga akan menarik tangan orang tuanya untuk meminta belikan salah satu lentera yang di pajang bertuliskan ‘hallou ya hallou, Ramadan Kareem ya Hallou (sayang, sayang Ramadhan Kareem, sayang).
Jalanan juga akan ramai dengan orang dan juga dekorasi Ramadhan yang disertai lagu ceria yang diputar.
Malam Pertama Ramadhan
Kemudian pada malam hari pertama Ramadhan, lingkungan Gaza akan dipenuhi dengan suara doa tarawih, anak-anak yang keluar hingga larut malam bermain di jalanan, memegang lentera, bernyanyi-nyanyi dan menyalakan kembang api untuk menandai awal bulan suci.
Keluarga juga akan datang bersama untuk berbagi makanan sahur dan berdoa bersama hingga fajr.
Menjalankan Puasa Ramadhan
Kemudian beberapa orang mungkin tidur siang, dan yang lain akan pergi kesekolah atau bekerja. Kemudian menjelang sore, semua akan kembali ke rumah dan sudah waktunya untuk membaca Al Quran.
Anak-anak akan membaca dan menghafal ayat-ayat di rumah atau masjid. Orang tua dan kakek-nenek akan menceritakan kisah para nabi kepada anak cucunya.
Berbuka Puasa
Kemudian saat waktunya akan tiba untuk berbuka puasa, setiap orang sibuk untuk menyiapkan makanan dan satu jam sebelum matahari terbenam, seluruh lingkungan akan dipenuhi dengan aroma yang lezat dari berbagai makanan.
Dapur disetiap rumah akan penuh dengan orang-orang yang bekerja keras, satu akan melakukan Maqluoba (hidangan daging dengan nasi dan sayuran), yang lain Musakhan (hidangan ayam), dan satu lagi Mulukhiya (hidangan sup goni).
Sementara itu, seorang tetangga mungkin akan mampir dan membawa sepiring penuh dengan makanan yang baru saja dibuat keluarganya dan tentu tidak akan di izinkan pulang dengan tangan kosong.
Dengan matahari terbenam yang semakin dekat, meja buka puasa akan diletakkan dan semua orang akan duduk. Segera seruan dari masjid untuk berbuka puasa datang disertai dengan melodi takbir. Semua orang akan berbagi makanan lezat, mengobrol dengan gembira dan tertawa.
Melaksanakan Tarawih
Setelah berbuka puasa, pria, Wanita dan anak-anak akan menuju ke masjid untuk berdoa dan menjalankan tarawih bersama. Suara Al Quran dan doa menembus setiap bagian Gaza.
Kemudian waktu yang paling menggembirakan dalam sehari akan datang untuk anak-anak karena para ibu menyiapkan Qatayf yang berupa kue manis berisikan krim atau kacang yang merupakan makanan penutup popular hanya dibuat selama bulan suci Ramadhan.
Setelah Qatayf habis, keluarga akan saling mengunjungi atau berkumpul di depan TV untuk menonton serial Ramadhan favorit mereka.
“Bagi Masyarakat Gaza, Ramadhan memang merupakan waktu paling Istimewa dalam setahun. Gaza selama Ramadhan adalah tempat terindah di bumi,” tegas Eman.
Tetapi di bulan yang penuh berkah saat ini, mereka tidak bisa merayakan dan menikmati ibadah dengan damai. Lampu dan lentera berwarna warni serta nyanyian telah diganti dengan kilatan dan suara bom Israel yang meledak.
Suara gembira anak-anak digantikan oleh jeritan orang-orang yang terkubur di bawah puing-puing setelah pemboman Israel. Lingkungan yang penuh dengan kehidupan diubah menjadi kuburan dan orang-orang berpuasa melewati buka puasa dengan mereka yang tidak punya makanan dan air.
“Rasa sakitnya diperburuk oleh kesadaran bahwa dunia telah meninggalkan rakyat Palestina, memungkinkan Israel untuk melanjutkan genosidanya selama bulan suci umat Muslim,” tulisnya di akhir.
Tag: #mengenang #momen #momen #keindahan #ramadhan #gaza #sebelum #dibayang #bayangi #dengungan #drone #israel #suara #ledakan