Beda Kemampuan, Alasan AS Tidak Membantu Ukraina dengan Sistem Antirudal THAAD seperti Israel
Gambar yang disediakan oleh Angkatan Udara AS ini menunjukkan stasiun peluncuran Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Angkatan Darat AS sedang bersiap untuk memuat rudal ke dalam C-17 Globemaster III dari Skuadron Angkutan Udara ke-4 di Fort Bliss, Texas, pada tanggal 23 Februari 2019. (Sersan Cory D. Payne/Angkatan Udara AS) 
11:00
17 Oktober 2024

Beda Kemampuan, Alasan AS Tidak Membantu Ukraina dengan Sistem Antirudal THAAD seperti Israel

Amerika Serikat tidak mengerahkan baterai rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) untuk melindungi Ukraina seperti yang dilakukannya di Israel, mengingat perbedaan kemampuan pertahanan kedua negara tersebut, kata juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, dalam sebuah konferensi pers pada Selasa (15/10/2024).

Baru-baru ini, Amerika Serikat mengerahkan sistem antirudal THAAD di Israel.

Sistem pencegat permukaan-ke-udara yang canggih ini dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik yang datang.

Pada 1 Oktober lalu, Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal ke Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hamas, Hizbullah, dan komandan IRGC.

Iran mengatakan serangannya sudah berakhir, tetapi akan bertindak lagi jika Israel memutuskan untuk membalas.

Di perang lain di Eropa, Rusia secara teratur menyerang Ukraina dengan puluhan pesawat nirawak dan rudal jenis Shahed buatan Iran.

Mengutip Kyiv Independent, ketika ditanya mengapa AS tidak mengerahkan sistem THAAD di negara tetangga Rumania atau Polandia untuk membantu mempertahankan wilayah barat Ukraina dari serangan Rusia, Singh menyebutkan komitmen yang berbeda terhadap negara tersebut, termasuk kemitraan jangka panjang dengan Israel.

Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh (Twitter)

"Kemampuan yang berbeda, perang yang berbeda, wilayah yang berbeda. Komitmen terhadap Israel dan Ukraina juga berbeda," katanya.

Singh menganalogikan perbedaan Ukraina dan Israel seperti apel dan jeruk.

Menurut Singh, pemerintahan Biden terus mendukung Ukraina dan Israel dalam memenuhi kebutuhan mereka yang berbeda.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negara-negara tetangganya, NATO, juga dapat membantu menembak jatuh target udara Rusia di atas Ukraina.

Namun, para mitranya belum siap untuk ini, ungkap Zelensky.

"Apa yang berhasil di langit Timur Tengah dan membantu pertahanan Israel dapat berhasil dengan baik di langit bagian Eropa kami – di Ukraina – untuk membantu menyelamatkan nyawa," katanya pada 3 Oktober lalu.

Awal bulan Oktober ini, Amerika juga tidak membantu Ukraina menembak jatuh rudal Rusia seperti yang dilakukannya selama serangan Iran baru-baru ini terhadap Israel.

Singh menjelaskan bahwa itu adalah "dua lanskap dan medan perang yang sangat berbeda."

Menurut juru bicara tersebut, membantu Ukraina dengan cara seperti itu akan melibatkan Amerika Serikat dalam perang skala penuh dengan Rusia.

Apa Itu THAAD?

Mengutip NDTV dan CNN International, THAAD adalah sistem pertahanan rudal canggih yang dirancang untuk melawan ancaman rudal balistik jarak pendek dan menengah.

THAAD yang dikirim ke Israel dirancang untuk mencegat rudal balistik yang datang pada "fase terminal" penerbangannya, atau tahap akhir sebelum rudal menghantam.

Sistem ini dapat menargetkan rudal baik di dalam maupun di luar atmosfer (endoatmosferik dan eksoatmosferik).

Ilustrasi cara kerja THAAD Ilustrasi cara kerja THAAD (X/sentdefender)

THAAD bertahan terhadap rudal balistik jarak pendek dan menengah, sehingga sangat mudah beradaptasi dengan berbagai jenis ancaman rudal.

Fitur unik dari sistem ini adalah tidak membawa hulu ledak.

Sebaliknya, sistem ini menghancurkan target menggunakan energi kinetik, yang berarti sistem ini menghantam rudal yang datang dengan kekuatan alih-alih meledakkan hulu ledak.

THAAD terdiri dari empat elemen utama, yakni:

  • Pencegat: Menghancurkan rudal yang datang menggunakan kekuatan tumbukan.
  • Kendaraan peluncur: Truk bergerak yang membawa dan meluncurkan pencegat.
  • Radar: yang melacak dan mendeteksi ancaman dari jarak 870 hingga 3.000 km.
  • Sistem kendali tembakan: Mengkoordinasikan peluncuran dan penargetan pencegat.

Baterai THAAD standar mencakup enam peluncur yang dipasang di truk, masing-masing membawa hingga delapan pencegat, beserta peralatan radar dan radio.

Pengisian ulang setiap peluncur memakan waktu sekitar 30 menit, dan baterai penuh memerlukan 95 tentara AS untuk mengoperasikannya.

Yang membuat THAAD begitu akurat adalah sistem radar yang memasok informasi penargetannya, radar Pengawasan Radar Transportable/Angkatan Darat/Angkatan Laut, atau AN/TPY-2.

Sistem radar, yang dapat digunakan bersama baterai rudal, atau ditempatkan di kapal Angkatan Laut AS atau di instalasi lain, dapat mendeteksi rudal dengan dua cara.

Dalam mode forward, sistem ini dikonfigurasi untuk memperoleh dan melacak target pada jarak hingga 3.000 kilometer.

Sedangkan dalam mode terminalnya, sistem ini diarahkan ke atas untuk mengenai target saat turun, menurut Missile Defense Project.

Sebagai catatan, Iran berjarak sekitar 1.700 kilometer dari Israel.

Ini bukan pertama kalinya Washington mengirim baterai THAAD ke Israel, mengutip CNN.

Satu baterai pernah dikirim pada tahun 2019 untuk latihan.

Di tempat lain, penempatan THAAD juga diawasi ketat oleh para pesaing AS, terutama China.

Penempatan baterai THAAD ke Korea Selatan pada tahun 2017, ketika ancaman rudal balistik dari Korea Utara meningkat, menuai tentangan keras dari China.

Para ahli khawatir bahwa radar canggih itu dapat digunakan untuk memata-matai aktivitas di dalam China.

AS juga pernah menempatkan THAAD ke Guam, untuk melindungi pangkalan militer AS yang vital di pulau Pasifik tersebut dari kemungkinan ancaman rudal balistik dari Korea Utara atau China.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Endra Kurniawan

Tag:  #beda #kemampuan #alasan #tidak #membantu #ukraina #dengan #sistem #antirudal #thaad #seperti #israel

KOMENTAR