UNIFIL Diserang, DK PBB Tegaskan Komitmen untuk Melindungi Pasukan Perdamaian di Lebanon
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL berpatroli di dekat desa Mais el Jabal, di sepanjang perbatasan selatan Lebanon dengan Israel, 26 Agustus 2020. 
07:50
15 Oktober 2024

UNIFIL Diserang, DK PBB Tegaskan Komitmen untuk Melindungi Pasukan Perdamaian di Lebanon

Dewan Keamanan PBB menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung pasukan UNIFIL di Lebanon Selatan setelah Israel melancarkan serangan ke markas pasukan perdamaian PBB.

Meski tidak menyebutkan nama 'Israel', DK PBB membuat pernyataan bahwa semua pihak harus memberi perlindungan terhadap pasukan UNIFIL.

Dewan yang beranggotakan 15 orang ini menegaskan pasukan perdamaian PBB dan markasnya tidak boleh diserang.

"Mereka mengingatkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB dan markas PBB tidak boleh menjadi sasaran serangan," bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.

"Kami tegaskan kembali dukungan kami kepada UNIFIL, menggarisbawahi peran DK PBB dalam mendukung ketidakstabilan regional," tambahnya.

Pernyataan ini menyusul tuntutan Perdana Menteri Netanyahu agar pasukan UNIFIL mundur dari Lebanon.

Netanyahu mengklaim permintaannya ini adalah untuk melindungi pasukan penjaga perdamaian dari bahaya.

Sebelumnya, Lebanon juga mengajukan keluhan terhadap DK PBB atas serangan UNIFIL pada hari Senin (14/10/2024).

Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon, misi Lebanon untuk PBB di New York mengajukan pengaduan berdasarkan instruksi Menteri Luar Negeri Abdullah Bou Habib kepada Dewan Keamanan PBB dan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres.

Lebanon menegaskan bahwa serangan Israel terhadap UNIFIL adalah melanggar hukum Internasional.

Serangan Israel juga dianggap membahayakan misi UNIFIL.

Lebanon meminta DK PBB harus tegas terhadap serangan-serangan yang menunjuk pada kejahatan perang.

Terutama terhadap pelanggaran yang terus-terusan dilakukan oleh Israel.

Tank-tank Israel Memaksa Masuk Markas UNIFIL

Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan tentara Israel kembali memasuki paksa markas mereka di Lebanon Selatan pada hari Minggu (13/10/2024).

IDF secara paksa menggunakan tank-tank mereka melintasi Garis Biru Lebanon.

“Pagi ini, pasukan penjaga perdamaian di posisi PBB di Ramyah mengamati tiga peleton tentara Israel melintasi Garis Biru ke Lebanon," kata UNIFIL dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Saat memasuki paksa markas UNIFIL, tank-tank Israel tampak menghancurkan gerbang utama.

“Sekitar pukul 4:30 pagi, saat pasukan penjaga perdamaian berada di tempat perlindungan, dua tank Merkava Israel menghancurkan gerbang utama posisi tersebut dan secara paksa memasuki posisi tersebut,” jelas UNIFIL.

Tak hanya itu, tank-tank Israel ini meminta kepada pasukan UNIFIL untuk mematikan semua lampu di markas tersebut.

"Tentara Israel meminta beberapa kali agar pangkalan itu mematikan lampunya," tambahnya.

Kehadiran Israel yang merusak markas ini membuat pasukan UNIFIL merasa berada dalam bahaya.

Mereka akhirnya memutuskan untuk mengajukan protes.

Hingga akhirnya pasukan Israel meninggalkan markas UNIFIL setelah 45 menit menggeruduk posisi pasukan perdamaian PBB.

“Tank-tank tersebut meninggalkan lokasi sekitar 45 menit kemudian setelah UNIFIL mengajukan protes melalui mekanisme penghubung kami, dengan mengatakan bahwa kehadiran tentara Israel membahayakan pasukan penjaga perdamaian,” kata pernyataan itu.

Tak lama setelah tank-tank itu pergi, granat meledak sejauh 100 meter (328 kaki), dikutip dari Al Jazeera.

Granat tersebut mengeluarkan asap yang menembus seluruh pangkalan.

Ledakan ini menyebabkan 15 orang memerlukan perawatan meskipun mengenakan masker gas.

Serangan tersebut telah dikecam secara luas, termasuk oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Guterres mengatakan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan pelanggaran hukum internasional dan dapat merupakan kejahatan perang.

UNIFIL menegaskan bahwa pihaknya akan tetap berada di posisi meski Israel memaksa mereka untuk pergi dari Lebanon Selatan.

"Kami akan tetap tinggal. Kami berada di selatan Lebanon berdasarkan mandat Dewan Keamanan, jadi penting untuk mempertahankan kehadiran internasional dan menjaga bendera PBB di wilayah tersebut," kata juru bicara kelompok tersebut pada hari Senin (14/10/2024).

Dalam beberapa hari terakhir, Israel terus melancarkan serangan ke maskar besar UNIFIL di Lebanon Selatan.

Serangan ini telah menyebabkan banyak pasukan perdamaian PBB yang mengalami luka-luka.

Termasuk beberapa pasukan perdamaian Sri Lanka dan 2 penjaga perdamaian Indonesia.

Sebagai informasi, UNIFIL terdiri dari sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian dari lebih dari 50 negara, termasuk Indonesia, India, dan Irlandia.

Pasukan penjaga perdamaian PBB telah dikerahkan untuk berpatroli di perbatasan Lebanon dengan Israel sejak tahun 1978.

Mandat untuk operasi tersebut dikenal dengan sebutan Pasukan Sementara PBB di Lebanon atau UNIFIL, dikutip dari Asharq Al-Aawsat.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait UNIFIL dan Israel

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #unifil #diserang #tegaskan #komitmen #untuk #melindungi #pasukan #perdamaian #lebanon

KOMENTAR