Kabinet Netanyahu Terancam Pecah, para Menteri Israel Tolak Rencana Pembebasan Sandera
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet di pangkalan militer Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada 24 Desember 2023. 
16:30
5 Pebruari 2024

Kabinet Netanyahu Terancam Pecah, para Menteri Israel Tolak Rencana Pembebasan Sandera

Kabinet Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu terancam pecah seusai para menteri menolak rencana  gencatan senjata di Jalur Gaza yang mencakup pembebasan sandera Hamas dan pertukaran tahanan.

“Pertemuan yang digelar malam ini berjalan alot, para menteri menolak kesepakatan apa pun untuk menentukan langkah selanjutnya terkait dengan pembebasan sandera,” ujar sumber kepercayaan Al Jazeera.

Perpecahan suara dalam kabinet Netanyahu sebenarnya sudah terlihat sejak internal Israel menggelar perundingan upaya gencatan senjata.

Banyak pejabat Israel dari kubu sayap kanan yang menolak usulan PM Netanyahu tentang rencana gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Adapun usulan tersebut mencakup gencatans senjata 45 hari dan pembebasan 35 sandera Israel yang dibarter dengan 4.000 tahanan Palestina.

Gencatan Senjata Merugikan Israel

Sayangnya, usulan tersebut ditolak keras oleh parlemen sayap kanan Israel.

Mereka menilai usul yang dilontarkan Netanyahu hanya akan merugikan Israel.

“Parlemen dengan tegas mengancam akan meninggalkan pemerintahan lantaran menilai kesepakatan yang dibuat Netanyahu tak menguntungkan Israel," kata laporan media asal Qatar tersebu.

Alasan itu yang mendorong para Menteri tegas untuk menolak rencana pembebasan ribuan tahanan Palestina di negara tersebut, sebagai bagian dari kesepakatan pembebasansandera.

Militer Israel  Adu Cekcok Dengan Pimpinan IDF

Masalah ini bukanlah satu–satunya penyebab pecahnya suara parlemen Israel.

Sebelumnya, Kabinet pimpinan Netanyahu terancam bubar seusai para menterinya terlibat adu cekcok dengan pimpinan tentara IDF dalam rapat kabinet keamanan tingkat tinggi.

Ketegangan itu terjadi ketika Pertemuan para menteri untuk membahas invasi Gaza.

Namun, secara mengejutkan kepala staf militer Israel, Herzi Halevi, mendesak para menteri untuk memasukkan eks menteri pertahanan Israel, Shaul Mofaz, ke dalam panel guna menyelidiki insiden serangan7 Oktober yang terjadi di Israel selatan.

Hal tersebut lantas memicu perdebatan sengit dan penuh kemarahan antara para menteri dan petinggi militer.

Para anggota parlemen sayap kanan bahkan tak segan melontarkan kecaman atas rencana tentara IDF itu.

Mereka menilai tindakan Halevi memasukan Shaul Mofaz kedalam panel merupakan sebuah kesalahan.

"Anda menunjuk Mofaz? Apakah Anda gila!?" seru Menteri Transportasi dan Keselamatan Jalan Miri Regev kepada Halevi, menurut penyiar Kan News.

“Kami tak menyukai keputusan itu, Mofaz bisa membalikkan keadaan seperti yang terjadi pada 2005 silam,” imbuhya.

Netanyahu Didesak Mundur Dari Partai Sendiri

Belakangan ini Partai Likud, partai pimpinan Netanyahu, dikabarkan berbalik arah melawannya.

Pemimpin oposisi Yair Lapid menyatakan dalam akun X bahwa Partai Yesh Atid siap melakukan voting bersama Partai Likud untuk mengganti Netanyahu.

Netanyahu pun dilaporkan mulai ketakutan partainya bergabung dengan oposisi untuk menggulingkan dia, demikian dilaporkan Anadolu Agency.

"Ancaman pemberontakan melawan Netanyahu di dalam Partai Likud dan pergerakan bersama oposisi untuk menggulingkannya semakin kuat baru-baru ini," tulis media Israel, Yedioth Ahronoth.

"Kritik dari partai dan anggota-anggota koalisi Likud semakin meningkat ditengah upaya melawan Netanyahu," demikian laporan dari Yedioth Ahronoth.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Editor: Febri Prasetyo

Tag:  #kabinet #netanyahu #terancam #pecah #para #menteri #israel #tolak #rencana #pembebasan #sandera

KOMENTAR