Solusi Dua Negara Mustahil, Rival Netanyahu: Serahkan Gaza ke Mesir, Tepi Barat ke Yordania
Avigdor Lieberman, Ketua Partai Yisrael Beiteinu. Partai yang dipimpinnya saat ini sebagai oposisi Pemerintahan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu. 
04:00
3 Februari 2024

Solusi Dua Negara Mustahil, Rival Netanyahu: Serahkan Gaza ke Mesir, Tepi Barat ke Yordania

Ketua Partai Yisrael Beiteinu Avigdor Lieberman, rival Benyamin Netanyahu dalam perebutan kursi Perdana Menteri Israel, menilai solusi dua negara merupakan hal yang mustahil.

Berdirinya negara Palestina dinilai meningkatkan risiko keamanan Israel.

Orang Israel juga mengkhawatirkan keamanan di perbatasan.

Maka, nyaris tidak mungkin Israel menyetujui solusi dua negara sebagai upaya menghentikan konflik puluhan tahun tersebut.

Sebaliknya, di pihak Palestina juga sulit menerima solusi dua negara sejak perpecahan politik antara Fatah (PLO) yang berkuasa di Tepi Barat dan Hamas di Jalur Gaza.

Perpecahan itu tentu saja menjadi salah satu penghalang solusi dua negara yang tak bisa diabaikan.

Karena gerakan Hamas bertujuan menghancurkan Israel.

Sementara, menurut Lieberman, menyerahkan Gaza kepada Otoritas Palestina setelah Hamas dilucuti juga dianggap sangat berisiko.

Liberman secara khusus menentang rencana Otoritas Palestina untuk mendapatkan kembali kendali atas wilayah kantong tersebut setelah perang.

Ia cemas peristiwa 2005 kembali terulang. Saat itu Israel telah menyerahkan Gaza kepada Otoritas Palestina.

Seiring waktu berjalan Hamas memiliki pengaruh cukup besar dan mampu menggulingkan  Fatah dalam kudeta berdarah pada tahun 2007.

“Berbicara hari ini seolah-olah Otoritas Palestina dapat mengambil alih Hamas adalah hal yang tidak realistis,” kata Liberman yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan Israel itu saat meladeni wawancara dengan Jerusalem Post.

Menurut dia, Mahmoud Abbas dan Partai Fatah-nya sudah sangat bergantung pada dukungan IDF di Tepi Barat.

Lieberman mengatakan gagasan solusi dua negara telah mati.

"Itu tidak akan pernah ada," tegasnya.

Karenanya, harus ada pendekatan lain yang menjadi alternatif.

Di masa depan, menurut dia, Mesir harus menguasai Gaza dan Yordania harus mengambil alih sebagian wilayah Tepi Barat.

Itu,kata dia, bukan gagasan baru. Pernah diutarakan oleh mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger sebelum meninggal dunia pada 29 November 2023.

Kissinger mengatakan kepada Politico, “saya yakin Tepi Barat harus berada di bawah kendali Yordania daripada menerapkan solusi dua negara, yang membuat salah satu dari dua wilayah tersebut bertekad untuk menggulingkan Israel.”

Liberman sepakat dengan gagasan “konfederasi antara Yordania dan Palestina, setelah  serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.000 orang Israel.

Saat ini area C Tepi Barat dibagi menjadi tiga bagian. Area A dan B berada di bawah naungan Otoritas Palestina.

Sedangkkan area C, tempat seluruh pemukiman berada, berada di bawah kendali militer dan sipil IDF.

Berdasarkan rencana Liberman, “seluruh Area A dan sebagian kecil B” akan berada di bawah kendali Yordania melalui konfederasi.

Sementara Israel akan menerapkan kedaulatan pada sisa Area B dan seluruh Area C.

Terkait Gaza, Lieberman dulu sering bersuara lantang menyerukan IDF untuk menegakkan kembali kendali keamanan di wilayah itu.

Namun, ia berubah pikiran sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.

Menurut dia, Israel harus memutus hubungan dengan Gaza dan menyerahkan wilayah itu kepada Mesir.

“Pada akhirnya Mesir harus mengambil kendali.. Jalur Gaza sesuai mandat PBB dan Liga Arab,” katanya.

Ia menilai Israel seperti tak punya pilihan selain itu.

"Semua proposal lain yang saya lihat tidak realistis. (Solusi dua negara) Itu adalah misi yang mustahil.”

Editor: Willem Jonata

Tag:  #solusi #negara #mustahil #rival #netanyahu #serahkan #gaza #mesir #tepi #barat #yordania

KOMENTAR