



Tanggapi Konflik Iran-Israel, Putin Tolak Komentar soal Pembunuhan Khamenei, Tegaskan Dukung Solusi Damai
- Presiden Rusia Vladimir Putin menolak keras berspekulasi soal potensi pembunuhan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei oleh Israel atau Amerika Serikat, dalam responsnya terhadap eskalasi terbaru konflik berdarah antara Iran dan Israel.
Dalam forum internasional di Saint Petersburg, Putin menegaskan posisinya: “Saya bahkan tidak ingin membahas kemungkinan itu. Saya tidak mau,” ujar Putin singkat namun tegas ketika ditanya wartawan soal kemungkinan skenario penargetan Khamenei.
Sikap Rusia ini muncul setelah pernyataan kontroversial Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut konflik saat ini bisa “mengarah pada pergantian rezim” di Iran.
Melansir Al-Jazeera, sejak Jumat lalu (13/6) lalu, serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 585 orang, termasuk 239 warga sipil, menurut laporan organisasi HAM Iran yang berbasis di AS.
Presiden AS Donald Trump, dalam komentarnya yang memicu kecemasan global, mengaku Washington mengetahui keberadaan Khamenei dan tidak menutup kemungkinan ikut menyerang Iran jika dianggap perlu. Meski demikian, Trump belum mengambil keputusan akhir.
Namun di tengah panasnya retorika militer dari Barat dan Israel, Rusia menempatkan diri sebagai satu-satunya kekuatan besar yang masih mendorong jalur diplomasi.
“Kita melihat bahwa saat ini di Iran, meskipun dinamika politik domestik sangat kompleks, masyarakat tetap bersatu di belakang kepemimpinan negara mereka,” kata Putin, mencoba menggambarkan ketahanan Iran di tengah tekanan internasional.
Putin juga mengangkat kemungkinan mediasi, meski upaya Rusia itu telah berulang kali ditolak oleh sejumlah negara Barat, termasuk AS, karena kedekatan Moskow dengan Teheran.
“Ini isu yang sangat sensitif, dan tentu saja kita harus sangat hati-hati. Tapi menurut saya, solusi bisa ditemukan,” katanya, sembari menekankan pentingnya menjamin keamanan Israel secara mutlak sekaligus mengakui hak Iran atas program nuklir damai.
Moskow sendiri telah menandatangani kemitraan strategis dengan Iran pada Januari lalu, namun hingga kini belum mengirimkan bantuan militer ke Teheran.
Kendati begitu, Rusia tetap terlibat dalam program nuklir Iran, khususnya pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr, yang masih beroperasi dan dilindungi dari serangan udara Israel.
“Pabrik-pabrik bawah tanah itu masih ada. Tidak ada yang terjadi pada mereka,” ujar Putin merujuk pada fasilitas nuklir Iran yang dikabarkan tetap aktif meski digempur Israel. Ia juga menegaskan bahwa lebih dari 200 teknisi Rusia yang bekerja di Bushehr dalam kondisi aman setelah dicapai kesepakatan dengan Israel.
Pernyataan Putin menandai perubahan signifikan dalam posisi diplomatik Rusia yang kini mencoba mengambil peran sebagai penengah, sementara konflik di Timur Tengah makin mendekati titik api yang bisa menyeret kekuatan besar ke dalam perang terbuka.
Di balik layar, Moskow memainkan strategi berisiko tinggi, menjaga hubungan dengan Teheran, menahan diri dari keterlibatan langsung, sekaligus menawarkan peran damai di tengah retorika pembunuhan dan perang nuklir yang terus menguat.
Dunia kini menanti, akankah suara damai dari Moskow cukup keras untuk meredam genderang perang dari Tel Aviv dan Washington?
Tag: #tanggapi #konflik #iran #israel #putin #tolak #komentar #soal #pembunuhan #khamenei #tegaskan #dukung #solusi #damai