IMF Ramal Ekonomi Israel Memburuk Tahun 2024 Ini, Dipicu Anggaran Perang yang Membengkak
Ancaman tersebut diungkap oleh Kepala IMF Pierre-Olivier Gourinchas. Sejak Israel memulai invasi ke Gaza pada 7 Oktober lalu, perekonomian negara zionis itu terus mengalami kontraksi akibat pembengkakan biaya perang sebesar 582 miliar shekel atau sekitar 155 miliar dolar AS.
Angka tersebut melonjak tajam bila dibandingkan dengan anggaran tahun lalu sebelum perang pecah, dimana per Mei 2023 Kementerian keuangan Israel hanya menganggarkan biaya belanja perlengkapan militer sebanyak 70 miliar shekel atau 19 miliar dolar AS.
Kondisi kian diperparah karena sebagian besar aktivitas di sektor konsumen telah merosot sementara bisnis-bisnis mengalami kekurangan tenaga kerja lantaran ratusan ribu orang dipanggil sebagai tentara cadangan.
Serangkaian masalah ini yang membuat ekonomi Israel berada di jurang kehancuran, karena pengeluaran terjadi tanpa adanya penyesuaian pos anggaran yang masuk.
Apabila kondisi tersebut terus menerus terjadi, maka defisit fiskal Israel diperkirakan akan melonjak menjadi 6,6 persen dari PDB tahun ini, sebagaimana dikutip dari Almayadeen.
"Tanpa melakukan penyesuaian anggaran yang diperlukan, hal ini dapat merugikan pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan memburuknya rasio utang terhadap PDB. Selama beberapa tahun ke depan, akan berdampak negatif pada ekonomi Israel," jelas pimpinan Bank Sentral Israel Amir Yaron.
Israel Rekrut Buruh IndiaUntuk mencegah terjadinya krisis ekonomi, Israel diketahui mulai memanfaatkan 100 ribu pekerja ilegal asal India untuk menggantikan warga Tel Aviv yang izin kerjanya ditangguhkan karena ditarik ke medan perang Gaza.
Lonjakan pekerja India di Israel mulai membludak pasca , India mengiklankan 10 ribu lowongan posisi untuk pekerja konstruksi di Israel.
Termasuk di dalamnya 3.000 posisi sebagai tukang kayu dan pekerja besi, 2.000 posisi untuk tukang ubin lantai, dan 2.000 untuk tukang perekat.
Dalam iklan tersebut, Israel menawarkan gaji mulai dari 6.100 shekel Israel atau sekitar Rp 25,8 juta per bulan.
Salah satu pelamar, Sharma (43) mengaku bahwa bekerja di Israel adalah "kesempatan sekali seumur hidup" untuk keluar dari garis kemiskinan.
Kendati perekrutan itu dapat mengurangi angka pengangguran di India serta membantu memperdalam hubungan antara kedua negara. Namun perekrutan tenaga kerja untuk Israel.menuai kecaman luas.
Pusat Serikat Buruh India (CITU) mendesak pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi yang dipimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) mengakhiri perjanjian dengan Israel.
“CITU menghimbau para pekerja India untuk tidak menjadi korban dari bantuan pemerintah yang dipimpin BJP dan negara-negara yang mencari pekerjaan di Israel, yang juga merupakan wilayah yang dilanda konflik dan (pemerintah) mereka menjadikan ribuan warga Palestina bekerja di Israel. Israel menganggur saat melakukan serangan genosida terhadap Palestina,” kata Sekretaris Jenderal CITU Tapan Sen.
Tag: #ramal #ekonomi #israel #memburuk #tahun #2024 #dipicu #anggaran #perang #yang #membengkak