Momen-momen Pemicu Keretakan Trump-Elon Musk, Dulu Kawan Kini Lawan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan miliarder Elon Musk (kanan) saat berbicara di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, 14 Maret 2025. Trump dan Elon Musk belakangan ini bertikai sengit, diawali dengan perseteruan tentang RUU One Big Beautiful Act.(AFP/ROBERTO SCHMIDT)
05:48
10 Juni 2025

Momen-momen Pemicu Keretakan Trump-Elon Musk, Dulu Kawan Kini Lawan

- Panggung politik Amerika Serikat (AS) kini diwarnai drama sengit antara dua tokoh paling berpengaruh: Presiden Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk.

Hubungan yang sebelumnya disebut-sebut sebagai bromance ini kini justru berbalik menjadi ajang saling serang, memicu perdebatan publik dan analisis tajam.

Kemesraan Trump dan Musk mulanya menjadi sorotan. Musk, yang dikenal sebagai pendukung setia, bahkan mengobarkan kampanye masif untuk Trump di platform media sosial X miliknya.

Balasan Trump pun tak kalah manis. Ia berulang kali memuji Musk, bahkan mengangkatnya memimpin lembaga ad hoc Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) untuk merampingkan anggaran negara.

Pada pelantikan Trump, pujian melimpah ia haturkan untuk Musk: "Kita memiliki bintang baru. Seorang bintang telah lahir. Elon!" Hubungan ini bahkan sempat membuat jagat internet menjuluki keduanya menjalin bromance saking akrabnya.

Namun, prediksi para analis tentang berakhirnya kemesraan ini lebih cepat dari dugaan. Kini, Trump dan Musk justru saling melempar caci maki.

Berikut kronologi keretakan hubungan yang berujung pada perseteruan terbuka ini.

Bibit keretakan: RUU pajak dan belanja Negara

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk saat berdiri di depan mobil Tesla merah, ketika berbicara kepada awak media di South Portico, Gedung Putih, Washington DC, 11 Maret 2025.AFP/MANDEL NGAN Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk saat berdiri di depan mobil Tesla merah, ketika berbicara kepada awak media di South Portico, Gedung Putih, Washington DC, 11 Maret 2025.Keretakan hubungan Trump dan Musk bermula dari ketidaksepakatan Musk atas beberapa aspek dalam rancangan undang-undang (RUU) pajak dan belanja negara.

RUU setebal 1.038 halaman ini mengusulkan ratusan perubahan yang dibahas di Senat, termasuk kebijakan pemotongan pajak dan peningkatan belanja pemerintah.

Dilansir dari NBC News, RUU yang dimaksudkan untuk memuluskan berbagai agenda domestik Trump ini diproyeksikan akan menambah utang 2,4 triliun dollar AS (Rp 39 kuadriliun) dalam sepuluh tahun mendatang.

Hal lain yang dipermasalahkan Musk adalah rencana menaikkan pagu utang federal dari 4 triliun dollar AS (Rp 65,11 kuadriliun) menjadi 40 triliun dollar AS (Rp 651,15 kuadriliun).

Dalam wawancara dengan CBS News yang ditayangkan pada Selasa (27/5/2025) malam, Musk secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya.

"Saya kecewa melihat RUU pengeluaran besar ini yang malah meningkatkan defisit anggaran, bukan menguranginya, dan itu melemahkan pekerjaan tim DOGE," ujar Musk.

Musk berpendapat bahwa pemerintah seharusnya berupaya mengurangi defisitnya, dan menaikkan pagu utang justru akan memungkinkan pemerintah melakukan hal sebaliknya.

Bahkan, dia menyebut RUU andalan Trump tersebut sebagai big beautiful bill dengan nada sinis.

"Saya rasa ini justru merusak kerja keras yang sudah kami lakukan," tambahnya, sebagaimana dilansir AFP.

Mundurnya Musk dari DOGE dan kritik yang kian keras

CEO Tesla Elon Musk menerima kunci dari Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih pada 30 Mei 2025 di Washington, DC. Musk, yang menjabat sebagai penasihat Trump dan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah, mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan perannya dalam pemerintahan Trump untuk kembali fokus pada bisnisnya.KEVIN DIETSCH / AFP CEO Tesla Elon Musk menerima kunci dari Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih pada 30 Mei 2025 di Washington, DC. Musk, yang menjabat sebagai penasihat Trump dan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah, mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan perannya dalam pemerintahan Trump untuk kembali fokus pada bisnisnya.Sehari setelah wawancaranya dengan CBS News, Musk memutuskan mundur sebagai pegawai pemerintah khusus di DOGE pada Rabu (28/5/2025).

Kepergian Musk dari pemerintahan ini terbilang mendadak. Sumber Reuters menyebut, Musk tidak melakukan pembicaraan resmi dengan Trump sebelum mengumumkan pengunduran dirinya.

Di sisi lain, Trump justru memberi sinyal bahwa Musk tak akan benar-benar pergi jauh dari pemerintahan.

"Dia akan tetap datang dan pergi," ujar Trump pada Jumat (30/5/2025), seraya menyerahkan kunci emas simbolis kepada Musk sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam mereformasi birokrasi Pemerintah AS melalui DOGE.

"Dia telah memimpin program reformasi pemerintahan paling signifikan dalam beberapa generasi," tambah Trump.

Namun, setelah keluar dari pemerintahan, Musk justru semakin keras mengkritik RUU pajak dan belanja negara andalan Trump.

Dalam serangkaian unggahan di platform media sosial X pada Selasa (3/6/2025), Musk menuturkan bahwa RUU tersebut menjijikkan, sebagaimana dilansir Newsweek.

"Maaf, tetapi saya tidak tahan lagi. RUU belanja Kongres yang sangat besar, keterlaluan, dan penuh tipu daya ini adalah kekejian yang menjijikkan. Malu pada mereka yang memilihnya: Anda tahu Anda salah," tulis Musk.

Dia juga menuduh anggota parlemen sengaja memberikan suara untuk RUU yang akan membengkakkan defisit anggaran "Negeri Paman Sam".

"Kongres membuat AS bangkrut," tulis Musk, seraya memperingatkan bahwa RUU tersebut akan membebani penduduk AS dengan utang yang sangat tidak berkelanjutan.

Puncak ketegangan

Puncak ketegangan terjadi pada Kamis (5/6/2025) waktu setempat. Dalam pidato di Ruang Oval Gedung Putih, Trump menyampaikan kritik pedas terhadap Musk.

"Saya sangat kecewa dengan Elon. Saya telah banyak membantu Elon," ujar Trump dengan nada tinggi di hadapan Kanselir Jerman Friedrich Merz, sebagaimana dikutip AFP.

Trump bahkan menyebut hubungan mereka kini berada di ujung tanduk.

"Elon dan saya memiliki hubungan yang hebat. Saya tidak tahu apakah kami akan tetap seperti itu lagi," kata Trump.

Presiden AS berusia 78 tahun tersebut bahkan menyebut Musk "gila" dan mengeklaim bahwa bos Tesla dan SpaceX itu diminta mundur dari jabatannya di DOGE.

Ia menambahkan, kondisi fisik Musk yang semakin kurus menjadi salah satu alasannya.

Pernyataan Trump langsung dibalas oleh Musk melalui platform media sosial X. Ia menyebut Trump sebagai pribadi yang tidak tahu berterima kasih.

Ketegangan makin meruncing ketika Musk menyebut bahwa Trump tak akan mampu memenangi Pilpres AS 2024 tanpa bantuannya.

Ia bahkan menyatakan persetujuannya atas seruan pemakzulan Trump dari seorang pengguna X, hanya dengan satu kata: "Ya".

Selain itu, Musk juga mengecam kebijakan tarif global ala Trump yang dinilainya bisa memicu resesi ekonomi.

Trump tak ingin berdamai

Trump, dalam wawancara dengan NBC News pada Sabtu (7/6/2025), menegaskan tidak berniat memperbaiki hubungannya dengan Elon Musk.

"Saya rasa begitu, ya," kata Trump singkat ketika ditanya apakah hubungannya dengan Musk sudah berakhir.

Trump menyebut Musk tidak menghormati lembaga kepresidenan dan menilai komentar serta sikap bos Tesla tersebut sebagai tindakan yang tidak pantas.

"Saya pikir itu hal yang sangat buruk karena dia sangat tidak menghormati. Anda tidak boleh tidak menghormati jabatan presiden," kata Trump.

Tag:  #momen #momen #pemicu #keretakan #trump #elon #musk #dulu #kawan #kini #lawan

KOMENTAR