



Thailand Tutup 2 Pos Perbatasan Setelah Bentrok dengan Kamboja
- Pemerintah Thailand menutup dua pos pemeriksaan perbatasan dengan Kamboja mulai Sabtu (6/6/2025), menyusul ketegangan militer antara kedua negara yang mengakibatkan satu tentara Kamboja tewas.
Insiden itu terjadi dalam bentrokan singkat pada 28 Mei di kawasan Segitiga Zamrud, wilayah pertemuan tiga negara: Thailand, Kamboja, dan Laos.
Thailand dan Kamboja berbagi perbatasan sepanjang 817 kilometer yang kali pertama dipetakan oleh pemerintah kolonial Perancis pada 1907.
Sejak saat itu, sejumlah titik di sepanjang garis batas kedua negara masih menjadi sumber sengketa, termasuk lokasi yang belum ditetapkan secara jelas.
Pemerintah Provinsi Chanthaburi, Thailand bagian timur, mengonfirmasi penutupan sementara dua pos pemeriksaan permanen.
Penutupan berlaku bagi wisatawan dari kedua negara, tetapi tidak berdampak pada aktivitas perdagangan. Pekerja migran asal Kamboja tetap diizinkan masuk.
Selain itu, enam pos perbatasan lainnya kini memberlakukan pembatasan jam operasional dan pelarangan bagi kendaraan bermuatan besar seperti truk roda enam, demikian dilaporkan media Jerman, Deutsche Welle (DW).
Tentara Kerajaan Thailand menyatakan, keputusan ini diambil sebagai bentuk antisipasi atas ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan nasional.
Peningkatan ketegangan militer
Menteri Pertahanan Thailand Phumtham Wechayachai menyampaikan, negaranya memperkuat kehadiran militer di sepanjang perbatasan menyusul peningkatan jumlah pasukan di sisi Kamboja.
"Telah terjadi peningkatan kehadiran militer (oleh Kamboja), yang telah memperburuk ketegangan di sepanjang perbatasan," ujar Phumtham.
"Akibatnya, Pemerintah Kerajaan Thailand menganggap perlu untuk menerapkan langkah-langkah tambahan dan memperkuat postur militer kami sebagaimana mestinya," tambahnya.
Pada Jumat (5/6/2025), militer Thailand menyatakan siap meluncurkan operasi skala besar jika terjadi pelanggaran terhadap kedaulatan negara.
Meski demikian, Thailand melalui Kementerian Luar Negeri menegaskan komitmen untuk menyelesaikan konflik secara diplomatik. Pembicaraan bilateral dengan Kamboja dijadwalkan berlangsung pada 14 Juni.
Respons dari Kamboja
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, dalam pidatonya pada Sabtu, menegaskan bahwa negaranya tidak berniat memulai konflik, tetapi akan tetap bersikap defensif.
Ia juga menyatakan bahwa Kamboja akan membawa sengketa tersebut ke Mahkamah Internasional (ICJ) dalam waktu dekat.
Meskipun kedua negara sempat menyepakati untuk meredakan ketegangan pasca-bentrokan pada bulan lalu, Kamboja menyatakan, tetap akan mempertahankan pasukannya di wilayah sengketa, bertentangan dengan permintaan Bangkok agar menarik pasukan.
Sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja bukan hal baru. Ketegangan besar sempat pecah pada 2008 terkait klaim atas kuil Hindu bersejarah abad ke-11.
Bentrokan kala itu berlangsung sporadis selama beberapa tahun dan menewaskan sedikitnya 28 orang.
Pada 2013, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa wilayah kuil tersebut berada dalam kedaulatan Kamboja. Namun, Thailand menolak yurisdiksi ICJ dan tetap mengupayakan penyelesaian secara bilateral.
Sementara itu, negara-negara anggota ASEAN dan China turut berupaya menurunkan ketegangan antara kedua negara dalam beberapa hari terakhir.
Tag: #thailand #tutup #perbatasan #setelah #bentrok #dengan #kamboja