Joe Biden Hadapi Tekanan untuk Menyerang Iran setelah 3 Pasukan AS Tewas dalam Serangan Drone
Seperti yang diketahui, pasukan AS di pos terpencil bernama Tower 22 di Yordania telah diserang oleh sebuah drone oleh militan yang didukung Iran.
Setelah serangan tersebut, Biden menghadapi tekanan politik untuk menyerang Iran, meskipun dirinya enggan melakukan hal tersebut karena takut memicu perang yang lebih luas.
Biden mengatakan Amerika Serikat akan merespons, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dikutip dari Reuters, Partai Republik menuduh Biden membiarkan pasukan AS menjadi sasaran empuk.
Mereka mengatakan hari itu tiba pada hari Minggu, ketika sebuah drone serangan satu arah menyerang dekat barak pangkalan pada pagi hari.
Sebagai tanggapan, mereka mengatakan Biden harus menyerang Iran.
"Dia (Biden) meninggalkan pasukan kita sebagai sasaran empuk," kata Senator AS dari Partai Republik, Tom Cotton.
"Satu-satunya jawaban terhadap serangan-serangan ini adalah pembalasan militer yang dahsyat terhadap pasukan Iran, baik di Iran maupun di Timur Tengah," lanjutnya.
Anggota Partai Republik yang memimpin komite pengawasan militer AS di DPR, Mike Rogers, juga menyerukan tindakan terhadap Teheran.
"Sudah lama sekali bagi Presiden Biden untuk akhirnya meminta pertanggungjawaban rezim teroris Iran dan proksi ekstremis mereka atas serangan yang mereka lakukan," kata Rogers.
Mantan Presiden Donald Trump, menggambarkan serangan itu sebagai "konsekuensi dari kelemahan dan penyerahan diri Joe Biden".
Pemerintahan Biden mengatakan pihaknya berupaya keras untuk melindungi pasukan AS di seluruh dunia.
Seorang dari Partai Demokrat secara terbuka menyuarakan keprihatinan bahwa strategi Biden dalam membendung konflik Israel-Hamas di Gaza gagal.
"Seperti yang kita lihat sekarang, hal ini semakin tidak terkendali."
"Ini mulai muncul sebagai perang regional, dan sayangnya Amerika Serikat dan pasukan kita berada dalam bahaya," kata Perwakilan Partai Demokrat, Barbara Lee.
Bantahan Iran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan'ani (Tasnim)Tuduhan AS soal dukungan Iran terhadap milisi yang membunuh tiga pasukan AS, telah dibantah Teheran.
Dalam keterangannya, Kementerian Luar Negeri Iran membantah tuduhan tersebut dengan menyebut kelompok militan ini tidak menerima perintah apapun dari Iran.
"Seperti yang telah kami nyatakan dengan jelas sebelumnya, kelompok perlawanan di kawasan ini menanggapi kejahatan perang dan genosida yang dilakukan oleh rezim Zionis yang membunuh anak-anak."
"Mereka tidak menerima perintah dari Republik Islam Iran."
"Kelompok-kelompok ini memutuskan dan bertindak berdasarkan prinsip dan prioritas mereka sendiri serta kepentingan negara dan rakyat mereka," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Nasser Kanaani, dikutip dari IRNA.
Kanaani mengatakan, tuduhan ini dimotivasi oleh tujuan politik tertentu untuk membalikkan realitas di kawasan dan dipengaruhi oleh pihak ketiga.
Misi Iran untuk PBB juga mengatakan Teheran tidak terlibat dengan serangan tersebut.
Perlawanan Islam di Irak, sebuah organisasi payung kelompok bersenjata yang didukung Iran, telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Serangan pesawat tak berawak di Tower 22, sebuah pangkalan pendukung logistik, menandai hilangnya nyawa orang Amerika pertama akibat tembakan musuh sejak dimulainya perang di Gaza.
Dikutip dari Al Jazeera, Biden mengutuk serangan tersebut dan berjanji akan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertanggung jawab.
Washington menuduh kelompok-kelompok yang didukung Iran melakukan puluhan serangan terhadap instalasi militer AS di Irak dan Suriah sejak dimulainya perang.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Tag: #biden #hadapi #tekanan #untuk #menyerang #iran #setelah #pasukan #tewas #dalam #serangan #drone