Jelang Pembicaraan Nuklir di Roma, Menlu Iran Kunjungi Rusia
Foto yang diambil pada Agustus 2010, menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir Iran di kawasan Bushehr yang dibangun pada 2010 dan mulai beroperasi 2011.(AFP/ATTA KENARE)
12:42
20 April 2025

Jelang Pembicaraan Nuklir di Roma, Menlu Iran Kunjungi Rusia

– Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dijadwalkan melakukan kunjungan ke Rusia, menjelang pertemuan putaran kedua antara Iran dan Amerika Serikat (AS) yang akan digelar di Roma, Italia, pada Sabtu (19/4/2025).

Pertemuan tersebut menjadi bagian dari upaya terbaru untuk menghidupkan kembali dialog nuklir setelah kesepakatan tahun 2015 kolaps.

Sebelumnya, Araghchi telah bertemu dengan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, di lokasi yang dirahasiakan pada Sabtu (12/4/2025). Pertemuan ini menandai dialog tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak kesepakatan nuklir 2015 ditinggalkan.

Kedua pihak menggambarkan pembicaraan tersebut berlangsung dalam suasana yang konstruktif.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, mengatakan bahwa pertemuan lanjutan dengan AS tetap akan dilakukan secara tidak langsung.

"Pertemuan berikutnya akan digelar di Roma. Fokus utama tetap pada isu program nuklir dan pencabutan sanksi," ujar Baqaei.

Iran menolak membahas isu di luar dua topik itu, termasuk soal pengaruh regional maupun kemampuan rudal negara tersebut.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran juga mengumumkan bahwa Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, akan mengunjungi Teheran.

Grossi telah mengonfirmasi rencana kunjungannya melalui media sosial. Ia menyebut kerja sama teknis yang berkelanjutan sebagai kunci penting di tengah upaya mencari solusi diplomatik yang mendesak.

Persediaan uranium Iran terus bertambah

Dalam laporan terakhirnya pada Februari lalu, IAEA menyebut bahwa Iran kini memiliki sekitar 274,8 kilogram uranium yang diperkaya hingga tingkat kemurnian 60 persen.

Jumlah ini jauh melampaui batas maksimum 3,67 persen yang disepakati dalam perjanjian tahun 2015, dan mendekati level 90 persen yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.

Kendati demikian, Iran kembali menegaskan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.

Presiden AS Donald Trump telah menyatakan keinginannya agar Iran kembali ke meja perundingan. Ia bahkan mengeluarkan ancaman akan mengambil langkah militer jika kesepakatan yang menguntungkan tidak tercapai.

Dalam pernyataannya pada Senin (14/4/2025), Trump mengatakan bahwa dirinya yakin bisa menghentikan ambisi nuklir Teheran.

Sikap tegas juga ditunjukkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Keduanya menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dalam bentuk apa pun.

Tag:  #jelang #pembicaraan #nuklir #roma #menlu #iran #kunjungi #rusia

KOMENTAR