Sandera Israel Keith Siegel Dibebaskan: Hamas Memenuhi Semua Kebutuhan Saya selama di Gaza
Dilansir PressTV, warga negara ganda AS-Israel tersebut, termasuk di antara tiga tawanan yang dibebaskan pada Sabtu (1/2/2025).
Sebelum dibebaskan, Siegel merekam pesan video sebagai ucapan perpisahan dan terima kasih kepada Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas.
"Anda telah memperlakukan kami dengan baik selama 15 bulan terakhir," ujarnya.
Brigade Al-Qassam kemudian merilis video tersebut pada Minggu.
"Para pejuang yang menjaga saya selama periode ini memastikan semua kebutuhan saya terpenuhi, mulai dari makanan, minuman, obat-obatan, vitamin, hingga perawatan mata, monitor tekanan darah, dan kebutuhan lainnya."
"Hamas juga memastikan makanan yang disediakan sesuai dengan kondisi kesehatan saya, seperti makanan vegetarian tanpa minyak."
"Para penjaga memperlakukan saya dengan baik," tambahnya.
PEMBEBASAN SANDERA - Tangkap layar yang diambil pada Senin (3/2/2025) menampilkan sandera Israel Keith Siegel diserahkan ke Palang Merah dan meninggalkan Kota Gaza, Sabtu (1/2/2025). Keith Siegel menyatakan Hamas memastikan untuk memenuhi semua kebutuhannya selama masa penahanan. (Tangkap layar YouTube Al Jazeera English)Di sisi lain, Siegel mengkritik pemerintah Israel karena tidak berbuat cukup untuk mencapai kesepakatan pembebasan para tahanan, sehingga memperpanjang perang yang menyebabkan banyak korban dan kerusakan.
Gadi Moses, 80 tahun, tawanan tertua dan orang pertama yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, juga memberi tahu keluarganya bahwa ia "diperlakukan dengan hormat" selama di Gaza.
Moses dibebaskan setelah 482 hari ditawan di Gaza pada Kamis (30/1/2025).
Dalam pesan yang disampaikan kepada keluarganya, putranya mengatakan bahwa Moses hidup dalam kondisi yang sama dengan para penculiknya dan memakan makanan yang sama.
"Ia hidup dalam kondisi yang sama dengan para penculiknya dan makan apa yang mereka makan bersama."
"Mereka juga memberinya buku-buku tentang lingkungan dan Islam serta kacamata baca."
"Pengeboman Israel sangat menakutkan baginya," tambahnya.
Hamas sebelumnya menyatakan, militer Israel berulang kali dan sengaja menargetkan lokasi tempat para tawanan Israel ditahan.
Mereka menuduh Israel berusaha menyingkirkan tawanan mereka dengan segala cara.
Seorang tawanan Israel lainnya yang dibebaskan pada akhir November lalu mengatakan bahwa para pejuang perlawanan melindunginya selama pemboman Israel di Gaza.
Chen Goldstein-Almog dan tiga anaknya ditawan selama Operasi Banjir al-Aqsa pada Oktober 2023.
Chen mengenang bahwa mereka tinggal di suatu tempat di belakang sebuah supermarket ketika serangan udara Israel menghantam di dekatnya.
"Para penjaga kami, penculik kami, berdiri di atas kami, melindungi kami dengan tubuh mereka dari serangan."
Wanita Israel itu juga menceritakan, ia sempat bertanya kepada anggota Hamas apakah mereka akan dibunuh.
"Tetapi mereka menjawab: Kami akan mati sebelum kalian."
Perkembangan Gencatan Senjata Israel-Hamas
Pada Minggu (2/2/2025), Perdana Menteri Qatar meminta Israel dan Hamas untuk segera memulai negosiasi tahap kedua terkait gencatan senjata di Gaza.
Ia menambahkan, belum ada rencana yang jelas kapan pembicaraan tersebut akan dimulai.
“Kami menuntut Hamas dan Israel segera terlibat sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati,” kata Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Turki di Doha, Qatar, dikutip dari Al Arabiya.
Sesuai perjanjian gencatan senjata, negosiasi untuk pelaksanaan tahap kedua harus dimulai sebelum hari ke-16 dari tahap pertama gencatan senjata, yaitu pada Senin (3/2/2025).
Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata tiga tahap sejak 19 Januari 2025, yang menghentikan sementara pertempuran di Gaza.
Sejauh ini, Hamas telah membebaskan 18 sandera sebagai imbalan atas pembebasan ratusan warga Palestina yang ditahan oleh Israel.
Namun, lebih dari 70 sandera masih berada di Gaza.
Tahap kedua dari kesepakatan tersebut, diharapkan mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa di Gaza oleh Hamas, penghentian permusuhan secara permanen, dan penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah tersebut.
“Belum ada kejelasan mengenai kapan dan di mana delegasi akan bertemu,” tambah Sheikh Mohammed.
Menurutnya, para mediator telah berkomunikasi melalui telepon dengan Hamas dan Israel, dan Qatar sudah menetapkan agenda untuk tahap negosiasi berikutnya.
“Kami berharap ada perkembangan dalam beberapa hari mendatang. Sangat penting untuk memulai sekarang agar kita bisa mencapai kesepakatan sebelum hari ke-42,” katanya.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa negosiasi tahap kedua akan dimulai pada Senin di Washington, saat Netanyahu bertemu Utusan Timur Tengah Presiden AS, Donald Trump, Steve Witkoff.
Selama pertemuan tersebut, Netanyahu akan membahas posisi Israel terkait gencatan senjata.
Witkoff juga dijadwalkan bertemu pejabat dari Mesir dan Qatar, yang telah menjadi mediator antara Israel dan Hamas selama 15 bulan terakhir dengan dukungan dari Washington.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Tag: #sandera #israel #keith #siegel #dibebaskan #hamas #memenuhi #semua #kebutuhan #saya #selama #gaza