Hamas Lebih Canggih dari Perkiraan Intelijen IDF, Media AS: Israel Gagal Capai Semua Tujuan Perang 
Tentara Israel (IDF) mengevakuasi rekan mereka yang terluka dalam pertempuran melawan milisi pembebasan Palestina di Gaza. Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, dilaporkan menggagalkan misi operasi penyelamatan IDF di Gaza Selatan pada Selasa (9/1/2024). 
20:10
21 Januari 2024

Hamas Lebih Canggih dari Perkiraan Intelijen IDF, Media AS: Israel Gagal Capai Semua Tujuan Perang 

- Laporan media Amerika Serikat (AS), New York Times (NYT) pada Sabtu (20/1/2024) mengulas kegagalan komando militer Israel dalam mencapai tujuan yang mereka tetapkan dalam Perang Gaza melawan Hamas.

Ulasan itu merujuk pada lambatnya kemajuan yang diraih tentara Israel (IDF) dalam misi memberantas Hamas.

“Israel telah menguasai sebagian kecil wilayah Gaza pada titik perang ini dibandingkan dengan yang direncanakan dalam rencana pertempuran sejak awal invasi, yang ditinjau oleh The New York Times,” kata laporan itu.

Dilema antara Pembebasan Tahanan dan Memenangkan Perang

Lambatnya kemajuan agresi milter Israel di Gaza tersebut dilaporkan “menyebabkan beberapa komandan (Israel) secara pribadi mengungkapkan rasa frustrasi mereka atas strategi pemerintah sipil di Gaza”.

Menurut laporan tersebut, banyak anggota militer Israel kini mempertimbangkan kemungkinan untuk memprioritaskan pembebasan tawanan Israel yang ditahan di Gaza oleh Gerakan Perlawanan Palestina Hamas sambil berusaha meraih tujuan besar untuk menghancurkan Perlawanan Palestina.

“Tujuan ganda untuk membebaskan para sandera dan menghancurkan Hamas kini tidak sejalan,” menurut wawancara dengan empat “pemimpin militer senior”, yang berbicara kepada NYT tanpa menyebut nama.

Pandangan ini diungkapkan secara terbuka oleh Gadi Eisenkot, mantan kepala staf militer Israel dan anggota kabinet perang, yang mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 Israel kalau pembebasan para tawanan tidak dapat dilakukan melalui operasi militer.

Pun begitu, Eisenkot menolak kalau disebut IDF mengalami dilema. Baginya, penyelamatan sandera Israel dari Hamas adalah hal prioritas.

“Bagi saya, tidak ada dilema. Misinya adalah menyelamatkan warga sipil, sebelum membunuh musuh,” kata Eisenkot.

“Menurut tiga komandan yang diwawancarai oleh The Times, jalur diplomatik akan menjadi cara tercepat untuk memulangkan warga Israel,” lapor NYT.

Laporan itu menambahkan kalau infrastruktur Hamas “lebih canggih daripada yang diperkirakan sebelumnya oleh para perwira intelijen Israel.”

Gambar terowongan yang diklaim oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) adalah terowongan Hamas yang berada di bawah jalan raya utama utara-selatan di Nuseirat, Jalur Gaza. Menurut Times of Israel, terowongan itu ditemukan oleh tentara dari Brigade Parasut Cadangan ke-646, Unit Teknik Tempur Yahalom, dan insinyur tempur lainnya, yang dihancurkan pada Selasa (16/1/2024). Gambar terowongan yang diklaim oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) adalah terowongan Hamas yang berada di bawah jalan raya utama utara-selatan di Nuseirat, Jalur Gaza. Menurut Times of Israel, terowongan itu ditemukan oleh tentara dari Brigade Parasut Cadangan ke-646, Unit Teknik Tempur Yahalom, dan insinyur tempur lainnya, yang dihancurkan pada Selasa (16/1/2024). (X @IDF)

Pembasmian Terowongan yang Tidak Mungkin

Laporan tersebut lebih lanjut merinci kegagalan operasi agresi militer Israel di Gaza.

Seperti diketahui, salah satu tujuan yang ditetapkan tentara Israel adalah penghancuran total jaringan terowongan.

Namun, tampaknya hal tersebut tidak berhasil dilakukan.

“Menemukan dan menggali setiap terowongan memakan waktu dan berbahaya. Banyak di antaranya dilengkapi dengan jebakan, menurut militer Israel.”

Tidak Ada Kendali Militer

Meskipun ada pernyataan kemenangan mengenai kendali militer Israel atas sebagian besar wilayah yang terkepung, fakta di lapangan tampaknya menunjukkan kenyataan yang berbeda.

“Menjelang invasi Israel,militer menilai bahwa mereka akan membentuk ‘kontrol operasional’ atas Kota Gaza, Khan Younis dan Rafah (…) pada akhir Desember,” kata laporan itu.

“Tetapi pada pertengahan Januari, Israel belum memulai serangannya ke Rafah, kota paling selatan di Gaza, dan masih belum memaksa Hamas keluar dari seluruh wilayah Khan Younis, kota besar lainnya di selatan,” tambahnya.

Selain itu, Israel menarik diri dari Gaza utara “pada puncak kampanye pada bulan Desember,” yang menciptakan “kekosongan kekuasaan di utara, (sehingga) memungkinkan pejuang Hamas dan pejabat sipil untuk mencoba menegaskan kembali otoritas mereka di sana”.

Memang benar, Perlawanan secara konsisten meluncurkan roket ke arah pemukiman Israel di sekitar Gaza, dari wilayah yang sama, membuktikan kalau kemampuan militer Hamas sebagian besar masih utuh dan masih berfungsi penuh.

NYT mempunyai penilaian serupa, melaporkan pada hari Selasa bahwa pejuang Hamas menembakkan sekitar 25 roket ke Israel, “membuat marah orang Israel yang berharap bahwa setelah berbulan-bulan perang kemampuan peluncuran roket Hamas telah dihancurkan”.

Pemimpin Hamas Masih Hidup

Kegagalan Israel lainnya adalah Israel tidak berhasil menghilangkan kepemimpinan Hamas di Gaza.

“Para pemimpin utama Hamas di Gaza – termasuk (Yahya) Sinwar, Mohammad Deif dan Marwan Issa – masih buron,” laporan itu mengakui.

Terlepas dari semua ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus mengklaim bahwa tujuan Israel, apa pun tujuannya, hanya dapat dicapai melalui perang.

“Menghentikan perang sebelum tujuan tercapai akan menyebarkan pesan kelemahan,” katanya dalam pidatonya pada hari Kamis.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Sabtu sore, tentara Israel mengatakan bahwa komentar yang dikutip dalam laporan NYT “tidak diketahui” oleh militer dan “tidak mencerminkan posisi IDF.”

(oln/PC/*)

Tag:  #hamas #lebih #canggih #dari #perkiraan #intelijen #media #israel #gagal #capai #semua #tujuan #perang

KOMENTAR