Pavel Durov Ditangkap di Prancis, Telegram Sebut sang CEO Tak Sembunyikan Apapun
Penangkapan pria berusia 39 tahun ini tepat saat mendarat dengan jet pribadi setelah perjalanan dari Azerbaijan.
Pavel Durov ditangkap berdasarkan surat perintah atas pelanggaran yang terkait aplikasi Telegram.
Miliarder Prancis-Rusia itu dituduh gagal menghentikan penggunaan aplikasinya untuk kriminalitas, dikutip dari Al Jazeera.
Surat perintah tersebut dikeluarkan oleh sebuah badan yang bertugas mencegah kekerasan terhadap anak di bawah umur, OFMIN Prancis.
Penangkapan CEO Telegram tersebut memicu peringatan dari Moskow ke Paris, ia harus diberikan hak-haknya.
Tidak hanya itu, pemilik X, Elon Musk, juga mengatakan kebebasan berbicara di Eropa sedang diserang.
Telegram sendiri kemudian memberikan pernyataan terkait penangkapan sang CEO.
Lewat tab baru yang dirilis setelah penangkapan Durov, Telegram mengklaim mereka selalu mematuhi aturan.
"Telegram mematuhi hukum Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital, moderasinya sesuai dengan standar industri," kata platform tersebut.
Telegram juga menegaskan Durov tidak menyembunyikan apapun sebelum keberangkatannya ke Paris.
"CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apapun dan sering bepergian ke Eropa," ujar Telegram, dikutip dari Reuters.
Menurut mereka, penangkapan sang CEO adalah suatu hal yang sangat tidak masuk akal.
"Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut," jelas Telegram.
MUNICH, JERMAN - 24 JANUARI: Pavel Durov dari Vkontakte berbicara selama konferensi Digital Life Design (DLD) di Forum HVB pada tanggal 24 Januari 2012 di Munich, Jerman. ence dan budaya yang menghubungkan para pemimpin bisnis, kreatif dan sosial, pembentuk opini dan investor untuk percakapan lintas bidang dan inspirasi. (NADINE RUPP / GETTY IMAGES EUROPE / Getty Images via AFP)Saat ini, pihak Telegram sedang menunggu hasil penyelidikan.
"Kami sedang menunggu penyelesaian segera dari situasi ini. Telegram bersama Anda semua," tambahnya.
Sesaat setelah Durov ditahan, pihak berwenang Prancis mengatakan akan menahan CEO Telegram hingga Minggu malam.
"Seorang hakim investigasi memerintahkan agar penahanan Durov, 39 tahun, diperpanjang hingga setelah Minggu malam," kantor berita AFP melaporkan.
Sebagai informasi, Pavel Durov lahir di Rusia dan sekarang tinggal di Dubai, tempat Telegram berkantor pusat.
Ia memegang kewarganegaraan ganda, Uni Emirat Arab dan Prancis.
Durov dan saudaranya mendirikan Telegram pada 2013, di Rusia.
Aplikasi terenkripsi tersebut, dengan hampir 1 miliar pengguna, sangat berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet.
Namun sayangnya, aplikasi tersebut dilarang di Rusia pada 2018.
Setelah tiga tahun, larangan tersebut dicabut pada 2021.
Pada 2022, tepatnya setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukrainam Telegram menjadi sumber utama konten yang tidak difilter.
Aplikasi ini banyak digunakan oleh pejabat Rusia dan Ukraina, termasuk Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Beberapa negara di Eropa, termasuk Prancis, telah menyuarakan kekhawatiran tentang aplikasi tersebut terkait keamanan dan privasi data.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Pavel Durov dan Telegram
Tag: #pavel #durov #ditangkap #prancis #telegram #sebut #sang #sembunyikan #apapun