DKPP Surabaya Budi Daya 23 Jenis Tanaman Obat Keluarga: Koleksi Paling Langka, Empat Indukan Kunyit Hitam
WARGA BISA MINTA BIBIT: Tanaman pecut kuda, salah satu tanaman herbal yang dibudidayakan DKPP di green house khusus miniagrowisata. (DIMAS MAULANA/JAWA POS)
12:20
29 April 2024

DKPP Surabaya Budi Daya 23 Jenis Tanaman Obat Keluarga: Koleksi Paling Langka, Empat Indukan Kunyit Hitam

Bukan sekadar tanaman hias yang bisa dibudidayakan. Ada juga tanaman yang memiliki beragam manfaat maupun khasiat, yakni tanaman obat keluarga. Budi daya itu berhasil dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya.

TANAMAN obat keluarga (toga) dikenal sejak lama sebagai salah satu alternatif untuk pengobatan. Setiap jenis toga mempunyai khasiat yang berbeda untuk mengatasi beragam penyakit. Mulai masuk angin, kurang darah, hingga kanker sekalipun. Budi daya tanaman itu pun kian digandrungi masyarakat sampai saat ini.

Budi daya toga berhasil diterapkan di kota terpadat kedua di Indonesia, yakni Surabaya. Tidak hanya dilakukan individu di setiap rumah, budi daya skala besar juga dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya. Apalagi, perawatannya cenderung mudah, tahan penyakit, serta tak terlalu mengejar sisi estetis atau keindahan tanaman itu.

Jawa Pos sempat berkunjung ke lokasi budi daya yang terletak di Miniagrowisata DKPP Surabaya, Kelurahan Pagesangan, Jumat (19/4) lalu. Ada sekitar 23 ragam toga yang dibudidayakan di greenhouse khusus. Di antaranya, daun encok, dandang gendis, adas, katuk, pecut kuda, gandarusa, kunir, kitolod, kumis kucing, zig-zag, patah tulang, daun ungu, tujuh jarum, serta daun afrika. ’’Masih ada banyak yang lain seperti temu mangga, leggundi, dan daun paving,” papar Antiek Sugiharti, kepala DKPP Surabaya.

’’Ada pula satu koleksi toga yang langka. Yakni, empat indukan kunyit hitam yang baru didapatkan dua bulan lalu,’’ lanjutnya.

Kito Lod. (DIMAS MAULANA/JAWA POS)

Setiap jenis tanaman itu memiliki manfaat kesehatan yang berbeda. Misalnya, tanaman gandarusa yang dapat mengobati memar, patah tulang, sampai demam. Lalu, kumis kucing berguna untuk penanganan saluran kencing dan penyakit ginjal. Sedangkan kunyit hitam bermanfaat sebagai penambah nafsu makan, nyeri perut, hingga batuk. ’’Kebanyakan agar khasiatnya muncul itu, direbus dulu daunnya, kemudian diminum, menyesuaikan jenis tanaman,” terangnya.

DKPP Surabaya rutin memperbanyak tanaman tersebut setiap bulan. Sebab, ada yang dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat, puskesmas, atau pihak lain yang membutuhkan. Antiek mengungkapkan, pernah ada warga yang datang untuk meminta satu toga yang kebetulan ada di greenhouse tersebut. ’’Kami bertujuan mengajak masyarakat untuk budi daya tanaman meski berada di perkotaan, salah satunya ya toga ini,” kata dia.

Proses perbanyakan itu dilakukan di greenhouse khusus pembibitan. Jangka waktu pembibitan itu berbeda setiap jenis toga. Misalnya, pecut kuda atau gandarusa berkisar satu sampai dua pekan. Sedangkan yang berjenis umbi-umbian seperti kencur membutuhkan waktu yang lebih lama, bahkan bisa di atas dua pekan. Itu berlangsung hampir setiap hari dan bisa mencapai seribu lebih. ’’Ditangani langsung oleh petugas yang sudah ahli dan punya jam terbang tinggi,” ungkap Antiek.

Tanaman adas. (DIMAS MAULANA/JAWA POS)

Dia pun sangat menyarankan setiap rumah setidaknya memiliki toga. Terlebih, tanaman itu tak mudah terjangkit penyakit, bandel, dan perawatan yang terbilang mudah. Cukup diletakkan di area teduh, tapi tetap terkena sinar matahari. Tapi, tidak boleh terus-menerus terpapar agar tanaman tak layu yang berujung rusak. Media tanam yang digunakan adalah campuran. ’’Kalau di sini, ketika sudah ukuran medium, tanaman dipindah ke pot yang lebih besar supaya tidak mengganggu pertumbuhan,” jelasnya.

Selain itu, penting memperhatikan pemangkasan dan perawatan tanaman secara teratur. Pemangkasan membantu merangsang pertumbuhan yang lebih baik dan menjaga kebersihan tanaman. Yang harus diperhatikan adalah serangan hama atau penyakit pada tanaman. Jika diperlukan, gunakan pestisida organik atau metode alami lainnya untuk melindungi tanaman dari serangan tersebut. ’’Bahkan bisa juga ditanam secara indoor asalkan perhatikan sirkulasi udara,” ucap dia.

TOTAL 23 JENIS: Kepala DKPP Surabaya Antiek Sugiharti menunjukkan salah satu toga yang sukses dibudidayakan. (DIMAS MAULANA/JAWA POS)

Budi daya tanaman toga di DKPP Surabaya tidak hanya memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga meningkatkan kemandirian dalam pengobatan alami. Dengan menanam dan merawat tanaman toga sendiri, kita dapat mengakses obat alami yang aman dan efektif tanpa selalu bergantung pada obat-obatan kimia. Budi daya tanaman toga juga bisa menjadi hobi yang bermanfaat dan melibatkan seluruh keluarga. ’’Harapan kami, semakin banyak warga yang ikut menanam toga,” harapnya. (dho/c7/ai)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #dkpp #surabaya #budi #daya #jenis #tanaman #obat #keluarga #koleksi #paling #langka #empat #indukan #kunyit #hitam

KOMENTAR