Gejala dan Faktor Risiko Kanker Saluran Pencernaan
Ilustrasi kanker 
21:10
8 Agustus 2024

Gejala dan Faktor Risiko Kanker Saluran Pencernaan

Penting bagi setiap individu, terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker saluran pencernaan atau kanker gastrointestinal (GI) untuk melakukan skrining secara teratur. 

Skrining kesehatan adalah langkah proaktif untuk deteksi dini, yang dapat meningkatkan peluang penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi. 

Dengan tingginya angka kejadian dan dampaknya terhadap kualitas hidup, ada baiknya mengetahui lebih lanjut tentang kanker gastrointestinal.

Dokter spesialis penyakit dalam dr. Randy Adiwinata, Sp.PD, memaparkan bahwa kanker gastrointestinal (GI) merujuk pada sekelompok penyakit yang memengaruhi sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga anus. 

Jenis kanker ini meliputi kanker kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus, kolon (usus besar), hati, dan pankreas. 

Masing-masing memiliki karakteristik gejala yang berbeda tergantung pada lokasi dan stadiumnya.

Kanker esofagus, misalnya, sering kali menunjukkan gejala seperti kesulitan menelan, sementara kanker usus besar dapat menyebabkan perubahan dalam pola buang air besar, buang air besar berdarah, diare berkepanjangan atau nyeri perut terus menerus.

“Gejala kanker GI dapat berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari jenis kanker dan letak keberadaannya. Karena sifatnya beragam dan dengan keluhan yang berbeda-beda juga, kanker GI sering kali dianggap remeh oleh masyarakat awam karena tidak ada gejala yang khas,” ujar dr. Randy dalam keteranganya yang ditulis Kamis (8/8/2024).

Misalkan kanker lambung dan kanker pankreas sering kali menunjukkan gejala seperti nyeri ulu hati berulang, mual, muntah, perut kembung, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan rasa cepat kenyang setelah makan atau begah, sehingga masyarakat menganggapnya hanya sebagai sakit maag biasa. 

Di sisi lain, kanker usus besar dapat menunjukkan gejala seperti buang besar berdarah yang sering kali dianggap hanya sebagai wasir saja.

Setiap jenis kanker ini memerlukan pendekatan perawatan yang berbeda, tergantung pada faktor seperti stadium kanker, kondisi kesehatan umum pasien, dan respons terhadap terapi yang diberikan. 

Perawatan untuk kanker GI dapat mencakup kombinasi dari bedah, kemoterapi, radioterapi, serta terapi target yang ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan sel kanker

Pasien perlu untuk berkonsultasi ke dokter spesialis untuk mendapatkan perawatan dan penanganan secara komprehensif.

Ada beberapa faktor risiko yang memengaruhi kemungkinan seseorang terkena kanker gastrointestinal seperti gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurangnya aktivitas fisik. 

Selain itu, riwayat keluarga dengan kanker yang sama juga meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. 

Untuk mengurangi risiko, sangat penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat seperti makan makanan yang bergizi seimbang, menghindari merokok dan alkohol, serta rutin berolahraga. Anda juga disarankan untuk melakukan skrining teratur untuk deteksi dini kanker GI, karena apabila kanker ditemukan lebih awal, peluang penyembuhan dan harapan hidup pasien bisa lebih tinggi.

“Risiko seseorang terkena kanker dapat semakin besar apabila orang tersebut memiliki gaya hidup tidak sehat dan faktor genetik,” lanjut dr. Randy dalam keterangannya yang ditulis, Kamis (8/8/2024).

Perkembangan dalam teknologi diagnosis dan pengobatan kanker GI terus berkembang pesat. 

Menurut dr. Randy, Gstrointestinal Cancer Center (GCC) di RS Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC) memiliki layanan untuk membantu pasien sembuh lebih cepat. 

Sebagai contoh, penggunaan teknologi terkini seperti Endoscopic Ultrasound (EUS). Biopsi tetap dilakukan sebagai standar untuk mendiagnosis kondisi medis yang lebih akurat.

Integrasi EUS dalam proses ini, dokter dapat meminimalkan invasivitas prosedur dengan akurasi yang tidak kalah dengan metode konvensional yang lebih invasif. 

Pendekatan ini tidak hanya menguntungkan dari segi klinis, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mempersingkat waktu pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi post-operatif.

Selain itu juga tersedi terapi imunoterapi dan terapi target (targeted therapy). 

Dengan pendekatan multidisiplin dan fasilitas terkini, GCC menawarkan lingkungan yang mendukung untuk deteksi dini, intervensi yang tepat waktu, dan rehabilitasi pasca-perawatan.

Tim multidisiplin di GCC terdiri dari ahli bedah, onkologi, radiologi, patologi, ahli gizi, serta perawat spesialis kanker

Mereka bekerja secara kolaboratif untuk menyediakan perawatan terintegrasi dan komprehensif bagi pasien kanker gastrointestinal.

Pendekatan ini memastikan bahwa setiap aspek dari kondisi pasien dipertimbangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan perawatan.

Editor: Willem Jonata

Tag:  #gejala #faktor #risiko #kanker #saluran #pencernaan

KOMENTAR