Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Ilustrasi burnout. Studi terbaru mengungkap bahwa sebagian besar kasus burnout tidak disebabkan oleh pekerjaan, melainkan oleh tekanan hidup sehari-hari.(Pexels/KAMPUS PRODUCTION)
06:06
25 Juni 2025

Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja

Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa mayoritas orang yang mengalami burnout tidak menyalahkan pekerjaan sebagai penyebab utama kelelahan mental yang mereka alami.

Hanya 27,7 persen responden yang menyebut pekerjaan sebagai pemicu utama burnout, sementara sisanya mengaitkannya dengan tekanan hidup sehari-hari seperti masalah pribadi, kesehatan, dan kecemasan.

Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Norwegian University of Science and Technology (NTNU) dan dipublikasikan dalam Journal of Psychosomatic Research.

Temuan ini menantang anggapan umum bahwa burnout sepenuhnya terkait dengan dunia kerja.

"Orang yang mengalami burnout menggambarkan adanya stres dalam kehidupan sehari-hari yang mengarah pada bentuk depresi," ujar psikolog NTNU, Renzo Bianchi, seperti dikutip dari Science Alert, Senin (23/6/2025).

Burnout bisa dipicu banyak hal selain tekanan kerja

Meskipun burnout memang memiliki keterkaitan dengan variabel pekerjaan, studi ini menemukan bahwa beberapa faktor seperti keamanan kerja dan dukungan dari rekan kerja justru lebih erat kaitannya dengan stres psikologis secara umum ketimbang burnout spesifik.

Para peneliti menyimpulkan bahwa tekanan hidup sehari-hari seperti kecemasan berlebihan, masalah keluarga, kondisi kesehatan, hingga persoalan finansial bisa memicu burnout sama kuatnya dengan tekanan pekerjaan.

"Bagi orang yang punya kepribadian cemas, rasa khawatir dan stres bisa sangat menguras energi, meskipun itu tidak sepenuhnya terkait pekerjaan," kata Bianchi.

"Saya pikir penting untuk melakukan lebih banyak penelitian, terutama soal seberapa besar pengaruh kepribadian terhadap burnout. Rasa cemas yang terus-menerus bisa sangat melelahkan."

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri mendefinisikan burnout sebagai “stres kronis di tempat kerja” yang ditandai dengan kelelahan emosional, meningkatnya jarak emosional terhadap pekerjaan, serta penurunan profesionalisme.

Namun, menurut para peneliti, definisi ini mungkin perlu diperluas agar mencerminkan kenyataan yang lebih kompleks.

Perlu pendekatan lebih luas untuk tangani burnout

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Psychosomatic Research ini menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih holistik dalam menangani burnout.

Fokus pada lingkungan kerja saja tidak akan efektif jika penyebab burnout sebenarnya berasal dari luar pekerjaan.

Meski demikian, para peneliti menyebut bahwa menjaga dukungan antar rekan kerja, memiliki rasa kendali atas pekerjaan, serta bekerja di bidang yang sesuai dengan minat pribadi bisa membantu menurunkan risiko burnout.

"Tidak semua orang cukup beruntung untuk mencintai pekerjaannya, dan karena itu punya kapasitas lebih besar menahan stres di tempat kerja," ujar Bianchi.

"Tapi penting untuk menemukan pekerjaan yang bermakna dan berupaya meraih keberhasilan di dalamnya."

Tag:  #studi #ungkap #hanya #persen #burnout #disebabkan #oleh #tekanan #kerja

KOMENTAR