Terapi Uap dari Rokok Obat Bisa Picu Gangguan Pernapasan, Ini Kata Dokter Paru
Ilustrasi rokok. Rokok herbal yang direbus dan dihirup uapnya kini viral, tapi dokter paru memperingatkan risikonya bisa merusak paru-paru karena belum terbukti aman secara medis.(SHUTTERSTOCK/RISTOFORESCAN)
05:06
12 Juni 2025

Terapi Uap dari Rokok Obat Bisa Picu Gangguan Pernapasan, Ini Kata Dokter Paru

Penggunaan bahan herbal tanpa standar medis dapat menimbulkan efek samping serius, terutama jika dikonsumsi atau dihirup secara berlebihan tanpa dosis yang jelas.

Hal ini ditegaskan oleh dr. Brigitta Devi Anindita, Sp.P, Dokter Spesialis Paru dari RS UNS, menanggapi kasus viral penggunaan "rokok obat" yang direbus dan dihirup uapnya sebagai terapi.

Belakangan ini, masyarakat dihebohkan oleh video yang memperlihatkan seseorang membuka batang rokok berlabel "obat", merebus isinya seperti teh, lalu menghirup uapnya sebagai bentuk pengobatan alternatif

Namun, Brigitta memperingatkan bahwa belum ada penelitian ilmiah yang mendukung keamanan maupun efektivitas metode tersebut.

"Ya, berisiko bila terhirup dalam jangka waktu lama," ujarnya saat diwawancarai Kompas.com pada Rabu (10/6/2025).

Rokok obat viral dijadikan terapi alternatif

Rokok yang dimaksud disebut-sebut sebagai rokok herbal atau rokok obat.

Praktik tersebut lantas menjadi tren dan banyak diikuti oleh masyarakat, meski belum terbukti secara medis.

Popularitasnya didorong oleh anggapan bahwa karena berasal dari bahan alami, maka penggunaan rokok obat ini dianggap aman.

Risiko rokok obat tanpa standar medis

Menurut Brigitta, asumsi bahwa semua bahan alami aman adalah keliru.

Ia menekankan bahwa meski suatu bahan berasal dari tumbuhan, tetap harus melalui pengujian laboratorium dan riset klinis yang ketat sebelum dapat digunakan sebagai terapi kesehatan.

"Ada perbedaan antara bahan medis dan herbal biasa. Bahan medis, meskipun dari alam, telah melewati pengukuran dosis pasti dan proses penelitian yang panjang," katanya.

Hingga kini, belum ada penelitian terstruktur yang mendukung klaim manfaat rokok obat yang direbus lalu uapnya dihirup.

Selain itu, dampak paparan jangka panjang dari bahan-bahan tersebut masih belum diketahui secara pasti.

Penelitian dalam jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine (2022) juga menyebutkan bahwa meski pengobatan herbal dapat meningkatkan gejala pernapasan pada pasien asma atau COPD, penggunaan herbal harus melalui pengawasan medis dan diagnosis pola penyakit yang jelas.

Bahkan dalam studi tersebut, tidak ditemukan perubahan signifikan pada fungsi paru setelah penggunaan herbal selama 12 minggu.

Efek jangka panjang bisa mengancam kesehatan

Efek jangka panjang dari menghirup uap bahan herbal yang tidak terstandarisasi berpotensi mengganggu kesehatan paru-paru.

Menurut Brigitta, pengguna tidak mengetahui dosis, senyawa aktif, atau potensi toksik dari bahan yang digunakan.

“Berbahaya karena belum diketahui dampak jangka panjangnya,” tegasnya.

Penghirupan berulang zat yang tidak jelas kandungannya berisiko menyebabkan iritasi saluran napas, reaksi alergi, atau bahkan kerusakan jaringan paru secara bertahap.

Hal ini bertolak belakang dengan prinsip keamanan dalam dunia medis yang mengutamakan bukti ilmiah dan pengawasan ketat.

Meski berlabel “alami”, tidak semua bahan herbal aman dikonsumsi apalagi dihirup tanpa panduan dosis atau pengawasan tenaga medis.

Penggunaan rokok obat sebagai terapi dengan cara direbus dan dihirup uapnya belum terbukti secara ilmiah dan justru dapat membahayakan kesehatan.

Masyarakat diimbau untuk tidak mudah terpengaruh tren pengobatan alternatif yang belum teruji secara medis.

Konsultasi dengan dokter tetap menjadi langkah terbaik sebelum mencoba terapi apapun, termasuk yang berasal dari bahan herbal.

Tag:  #terapi #dari #rokok #obat #bisa #picu #gangguan #pernapasan #kata #dokter #paru

KOMENTAR