Suka Menunda Pekerjaan Tak Selalu Pemalas
Ilustrasi cv(PEXELS)
13:24
6 Juni 2025

Suka Menunda Pekerjaan Tak Selalu Pemalas

Ketika menghadapi tugas yang dianggap menyebalkan, meski kita tahu tugas itu penting, banyak orang justru menundanya. Entah itu harus mengirim laporan proyek yang sudah selesai atau merevisi presentasi.

Cara termudah untuk menghindari tugas-tugas ini adalah dengan menundanya hingga nanti atau tidak menyelesaikannya sama sekali. Namun, mengapa orang menunda-nunda, dan apakah ada yang dapat kita lakukan untuk mengurangi kecenderungan ini?

Menunda pekerjaan bukan sekadar soal malas atau kurang disiplin. Riset terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan menunda, sebenarnya berkaitan erat dengan pengelolaan emosi dan cara kerja otak kita.

"Penundaan sering kali bukan tentang tugas itu sendiri, melainkan tentang emosi negatif yang muncul saat memikirkan tugas tersebut," jelas Dr. Fuschia Sirois, profesor psikologi dari Universitas Durham, Inggris. 

Misalnya, hanya dengan membayangkan harus memulai revisi presentasi, sebagian orang langsung diliputi kecemasan, ragu, atau takut salah. Dalam banyak kasus, menghindari perasaan tidak nyaman ini menjadi alasan utama seseorang memilih menunda.

"Menunda-nunda menjadi cara yang cepat, mudah, dan 'kotor' untuk mengatasi sesuatu, meskipun dengan cara yang menghindar, ketika sumber daya penanganan kita sudah maksimal," kata Sirois. 

Lebih lanjut, studi pencitraan otak menunjukkan bahwa individu yang cenderung menunda memiliki koneksi otak yang lebih lemah antara area pengendalian diri dan area pengatur respons terhadap stres (amigdala).

Amigdala yang terlalu aktif atau sensitif cenderung menanggapi tugas sebagai ancaman emosional, sekecil apa pun tantangannya, seperti menyusun kalimat dalam email.

Ilustrasi burnout.FREEPIK/WAYHOMESTUDIO Ilustrasi burnout.

Penundaan juga ditemukan lebih umum pada orang dengan ADHD dan pada mereka yang mengalami tekanan emosional atau kelelahan kronis. Dalam situasi seperti itu, penundaan menjadi bentuk pelarian cepat dari stres, meskipun akhirnya menciptakan stres tambahan karena tugas belum selesai.

Secara mengejutkan, kebiasaan ini juga memiliki komponen biologis dan genetik. Penelitian menyebutkan bahwa kecenderungan menunda terkait dengan impulsivitas dan bisa diturunkan secara genetik. 

"Namun, ini bukan berarti tidak bisa diubah. Dengan melatih pengelolaan emosi dan memahami apa yang sebenarnya membuat suatu tugas terasa berat, kita bisa mengurangi kecenderungan untuk menunda," ujarnya.

Teknik seperti memecah tugas menjadi bagian kecil, mencari makna dalam tugas tersebut, atau memberi diri sendiri penghargaan setelah menyelesaikannya, terbukti membantu mengatasi penundaan.

"Dalam kasus esai kuliah atau tugas kerja, mungkin membantu untuk mengklarifikasi ketidakpastian tentang apa sebenarnya tugas tersebut atau memecahnya menjadi tugas-tugas yang lebih kecil", kata Sirois.

Jadi, lain kali kamu merasa ingin menunda pekerjaan, mungkin bukan karena kamu pemalas, melainkan karena otak sedang mencoba menghindari rasa tidak nyaman. Dan itu bisa dilatih untuk berubah.

 

Tag:  #suka #menunda #pekerjaan #selalu #pemalas

KOMENTAR