Wajarkah Muntah Usai Imunisasi Seperti yang Dialami Keponakan Ayu Ting Ting?
Ilustrasi muntah. Keponakan Ayu Ting Ting sempat alami muntah usai imunisasi. Tak lama bayi berusia 2 bulan ini meninggal dunia. Wajarkah muntah usai imunisasi? 
13:40
2 September 2024

Wajarkah Muntah Usai Imunisasi Seperti yang Dialami Keponakan Ayu Ting Ting?

– Keponakan Ayu Ting Ting sempat alami muntah usai imunisasi. Tak lama bayi berusia 2 bulan ini meninggal dunia.

Wajarkah muntah usai imunisasi seperti yang dialami Rayaz Zoltan Fachriz, keponakan Ayu Ting Ting?

Menurut Ayu Ting Ting, keponakannya itu mengalami muntah-muntah dan BAB pasca jalani imunisasi polio.

"Saya juga ga terlalu ngeh yang saya ngeh muntahnya doang. Saya pikir ya muntah, oh muntah sekali, sehari sekali," ucap Ayu Ting Ting di kediamannya di kawasan Depok Jawa Barat, Minggu (1/9/2024).

"Ternyata ini ga, sehari itu bisa berkali kali. Pup juga sehari bisa berkali kali dan mungkin sudah takdirnya Allah juga," ucapnya.

Zoltan meninggal dunia pada Sabtu (31/8/2024) siang, diagnosa terakhir menyebut bahwa Zoltan mengalami dehidrasi.

Keluarga sudah membawa Zoltan ke dua rumah sakit, dan semua menyebut kondisinya itu hal wajar.

"Awalnya memang muntah-muntah buang air, mungkin anak biasa ya. Ke dokter kita cek, rumah sakit juga bilangnya ngga apa-apa," tutur Ayu.

"Habis imunisasi juga kan polio itu jadi dari situ. Gejalanya muntah kita bawalah ke rumah sakit tapi enggak apa-apa katanya," ucapnya.

Ayu Ting Ting sesalkan tidak ngeh dengan gejala parah yang ditunjukkan keponakannya. Ayu Ting Ting sesalkan tidak ngeh dengan gejala parah yang ditunjukkan keponakannya. (Kolase Tribunnews/ YouTube)

Ayu mengatakan bahwa setelah dirawat di rumah sakit, Zoltan tetap muntah dan buang air besar setiap hari hingga alami dehidrasi.

"Ya udah setiap hari tapi tuh ngga berhenti muntah pup juga jadi dehidrasi. Kita bawa rumah sakit sini dirujuk ke RS Bunda," katanya.

Penjelasan Komnas KIPI Tentang Muntah Usai Imunisasi

Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau Komnas KIPI melalui komisionernya, Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A, Subsp. I.P.T, M.Trop. Paed menyatakan, pihaknya sejauh ini sering menerima laporan KIPI polio berupa demam, muntah maupun diare.

Ia menyebut, KIPI tersebut merupakan suatu hal yang wajar dan sudah diamati sejak masih uji klinik fase satu, dua hingga fase tiga.

anak muntah anak muntah (net)

“Jadi ada yang demam, ada yang muntah, ada yang diare. Nah itu dalam uji klinik fase satu, dua, fase ketiga itu ada proporsinya. Hasil uji klinik biasanya itu dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah. Adapun proporsi KIPI-nya rendah dan berlangsung singkat semua dan bisa diobati dengan pengobatan. Nah itu dianggap aman,” kata dia dalam talkshow Kemenkes dan BPOM beberapa waktu lalu.

Prof Hinky menjelaskan, KIPI terkait vaksin berlangsung 2x24 jam pasca imunisasi.

Jika terjadi di hari ketujuh itu bukan gara-gara vaksin, pasti ada penyebab lain.

“Kalau ada keluhan silakan lapor supaya kami tahu proporsi yang katanya banyak itu. Tapi kalau vaksin polionya sudah hampir 50 juta dosis, itu tetap saja proporsinya rendah dan itu aman,” urai dia.

Adapun vaksin yang digunakan adalah vaksin polio tetes novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) yang khusus digunakan untuk merespons KLB polio tipe 2.

Keamanan vaksin polio nOPV2 yang digunakan didasari oleh kajian di tingkat nasional maupun di tingkat provinsi menunjukkan vaksin aman dan dapat ditoleransi oleh golongan usia bayi dan anak.

Cara mengatasi KIPI Vaksinasi Polio

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) merupakan reaksi yang dapat terjadi setelah seseorang menerima vaksin, termasuk vaksin polio.

Meski vaksin polio umumnya aman, beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan hingga sedang. Berikut adalah cara mengatasi KIPI pasca vaksinasi polio.

1. Kenali gejala KIPI

Gejala KIPI yang umum setelah vaksinasi polio meliputi demam ringan, nyeri atau kemerahan di lokasi suntikan, kelelahan, dan nyeri otot.

Penting untuk memantau kondisi anak setelah vaksinasi agar segera mengenali gejala-gejala tersebut.

2. Berikan perawatan sederhana di rumah

Untuk mengatasi demam ringan, Anda bisa memberikan parasetamol sesuai dosis yang dianjurkan dokter.

Pastikan anak mendapatkan cukup istirahat dan minum cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

Kompres dingin pada area suntikan dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan bengkak.

3. Pantau kondisi anak

Selalu pantau kondisi anak selama 48 jam pertama setelah vaksinasi.

Jika gejala KIPI bertahan lebih dari 2 hari atau jika terjadi reaksi yang lebih serius seperti kesulitan bernapas, pembengkakan yang parah, atau demam tinggi, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

4. Konsultasikan dengan tenaga medis

Jika Anda khawatir dengan gejala yang muncul atau jika KIPI tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan.

Mereka dapat memberikan saran lebih lanjut dan, jika diperlukan, tindakan medis yang sesuai untuk mengatasi KIPI.

5. Pentingnya vaksinasi

Meskipun KIPI mungkin menimbulkan kekhawatiran, manfaat vaksinasi jauh lebih besar dalam melindungi anak dari penyakit berbahaya seperti polio.

Vaksinasi adalah langkah penting untuk mencegah wabah penyakit yang bisa berakibat fatal.

Dengan mengetahui cara mengatasi KIPI, orang tua dapat lebih tenang dan siap menghadapi efek samping yang mungkin terjadi.

Mengatasi KIPI pasca vaksinasi polio umumnya melibatkan perawatan sederhana di rumah, seperti memberikan obat penurun demam dan memastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup.

Tetap waspada dan pantau kondisi anak, serta jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika diperlukan.

Dengan demikian, vaksinasi dapat berjalan lancar dan anak terlindungi dari risiko penyakit polio. (*)

(Tribunnews.com/Bayu Indra/Rina Ayu) (Grid.id)

Editor: Anita K Wardhani

Tag:  #wajarkah #muntah #usai #imunisasi #seperti #yang #dialami #keponakan #ting #ting

KOMENTAR