Mengapa BI Tidak Turunkan Suku Bunga? Ekonom Bank Mandiri Ungkap 3 Faktor Kunci
Andry Asmoro tiga dari kiri di Mandiri Macro and Market Brief Road to Mandiri Investment Forum 2025. (Agas Hartanto/Jawa Pos)
21:36
20 November 2024

Mengapa BI Tidak Turunkan Suku Bunga? Ekonom Bank Mandiri Ungkap 3 Faktor Kunci

- Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyambut positif kebijakan BI. Ada tiga faktor yang dia cermati. Yakni ketidakpastian kondisi ekonomi dunia pasca terpilihnya Donald Trump, nilai tukar USD terhadap mata uang di seluruh dunia, dan balancing.

“Sebelum itu (Trump terpilih), risikonya hanya dari sisi decoupling antara performance di sektor jasa dan industri manufaktur AS. Jadi biasanya kalau kemudian sektor jasa menguat, terus ada ekspektasi, kemudian angka inflasi meningkat, dan sebaliknya,” beber Asmo dalam Mandiri Macro and Market Brief Road to Mandiri Investment Forum 2025, Rabu (20/11).

Nah saat ini, bertambah dengan berbagai kebijakan tarif produk impor dari Tiongkok, misalnya. Hal itu tentu akan bisa membawa arah inflasi AS relatif lebih tinggi dari yang sudah ditetapkan The Fed. Yang membuat harapan market, The Fed tidak memangkas lebih agresif.

“Nah ini yang kemudian membalikkan aliran modal dari emerging market kembali ke AS dan beberapa negara maju lainnya,” ujarnya.

Menurut dia, dengan BI mempertahankan suku bunga acuannya agar tidak menimbulkan shock capital flows yang lebih besar. Lalu, menimbulkan pressure yang lebih besar pula kepada nilai tukar rupiah. Yang pada akhirnya akan berdampak imported inflation dan domestic inflation.

Walaupun proyeksi Asmo kemungkinan inflasi berada di bawah 2,4 persen tahun ini. "Tapi overall memang kita masih melihat ada ruang pemangkasan suku bunga acuan. Kalau memang awan kelabunya dari uncertainty policy tadi sudah mulai hilang," jelasnya.

Dari dalam negeri, ekonomi nasional diproyeksikan akan tetap menunjukkan kinerja positif. Didukung oleh stabilitas makroekonomi yang terjaga serta penguatan di berbagai sektor strategis.

"Di tengah fluktuasi pasar keuangan global yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil US Treasury dan penguatan dolar AS, ekonomi Indonesia tetap tangguh. Pertumbuhan triwulan III mencapai 4,95 persen, didukung oleh belanja pemerintah dan investasi yang terus meningkat," imbuhnya.

Andry memaparkan, tingkat inflasi yang terkendali pada kisaran 1,7 persen hingga Oktober 2024 menjadi indikator penting stabilitas makroekonomi Indonesia. Terlebih, dengan surplus perdagangan yang mencapai USD 24,4 miliar hingga Oktober 2024. Meski menurun dibandingkan tahun lalu, perekonomian tetap mendapat dukungan dari sektor ekspor.

Di samping itu, konsumsi masyarakat turut menunjukkan tren stabil. Berdasarkan Mandiri Spending Index (MSI), aktivitas belanja relatif terjaga. Khususnya dari sektor-sektor seperti elektronik, hiburan, dan kebutuhan mobilitas mencatat pertumbuhan positif.

"Momentum ini diperkirakan akan meningkat pada akhir tahun berkat aktivitas terkait Pilkada serta libur Natal dan Tahun Baru," katanya.

Adapun, sektor-sektor yang terkait mobilitas seperti hotel dan restoran, transportasi, pergudangan, dan jasa lainnya diperkirakan akan mendapat imbas positif. Sebab, masih konsisten meneruskan pola pertumbuhan sejak 2022.

Hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri menunjukkan, pada triwulan III 2024 sektor jasa lainnya, transportasi dan pergudangan, dan penyediaan akomodasi dan makan-minum tumbuh tinggi.

Masing-masing 9,95 persen; 8,64 persen; dan 8,33 persen. Dia memperkirakan pertumbuhan triwulan IV 2024 akan semakin kokoh dengan kontribusi dari belanja pemerintah dan investasi, khususnya pada infrastruktur.

Melihat berbagai faktor pendukung tersebut, Tim Ekonom Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 5-5,05 persen pada akhir 2024. Stabilitas ekonomi yang terjaga menjadi pondasi penting bagi keberlanjutan pertumbuhan di masa mendatang.

"Kami optimis bahwa Indonesia mampu menghadapi tantangan global dengan baik dan melanjutkan tren pertumbuhan positif yang mendukung pembangunan jangka panjang," tandas Andry. (han)

Editor: Dhimas Ginanjar

Tag:  #mengapa #tidak #turunkan #suku #bunga #ekonom #bank #mandiri #ungkap #faktor #kunci

KOMENTAR