Heboh Seruan Hidup Hemat dan Tidak Konsumtif di Tengah Penolakan Kenaikan PPN 12 Persen
Ilustrasi hidup hemat. (Dok. JawaPos.com)
20:27
19 November 2024

Heboh Seruan Hidup Hemat dan Tidak Konsumtif di Tengah Penolakan Kenaikan PPN 12 Persen

  - Ramai di media sosial seruan soal hidup hemat dan tidak konsumtif sebagai bentuk penolakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN 12 persen yang akan berlaku mulai Januari 2025.   Salah satunya seperti yang diserukan oleh akun X, @male*********, dalam cuitannya ia meminta masyarakat untuk mengerem belanja dan menerapkan frugal atau minimalist living pada tahun 2025.   Terutama untuk tidak dulu membeli kebutuhan sekunder, seperti membeli handphone hingga motor. Ia menyebut, gerakan ini sebagai bentuk protes dalam bentuk diam kepada negara.  

  "Coba deh, kita bikin gerakan frugal/minimalist living di 2025. Belanja sesuai kebutuhan, selama HP, Laptop, Mobil, Motor, Elektronik kalian belum rusak, gak usah beli baru. Kalo masih bisa dibenerin ya benerin dulu, kita rame2 hidup bersahaja. Protest in silent," cuit akun tersebut, dikutip Selasa (19/11).   Lebih lanjut, dia juga menyerukan dalam 1 tahun ke depan untuk lebih banyak memanfaatkan subsidi dari pemerintah. Ia menyebut, hal itu sebagai bentuk boikot atas kenaikan pajak kepada pemerintah sendiri.   "yang pengen ganti HP tahan, yang pengen ganti motor baru tahan, yang pengen ganti mobil baru tahan. 1 tahun aja, jangan lupa pake semua subsidi, gak usah gengsi dibilang miskin, itu dari duit kita juga kok. Kapan lagi boikot pemerintah sendiri," lanjutnya.   Tak hanya itu, dia juga mengingatkan masyarakat untuk menikmati segala hal-hal kecil yang gratis saat akhir pekan. Mulai dari menikmati hari libur di taman, membeli warung di lokasi yang tidak menerapkan PPN.   Ia pun mengklaim bahwa ada banyak warung yang menyajikan makanan enak, meskipun tidak mencatutkan PPN dalam nota pembayarannya. Dalam hal ini, netizen itu pun mengajak untuk memulainya dari diri sendiri.   "Mulai dari diri sendiri aja dulu, pelan2 ajak orang terdekat. Toh melepaskan diri dari konsumerisme dan sifat konsumtif baik buat kesehatan mental," ujarnya.   Terakhir dia mengungkapkan, gerakan ini disuarakan salah satunya agar pemerintah bisa merasakan sendiri dampak atas kenaikan PPN 12 persen yang cenderung membebani masyarakat.   Ia menilai dengan gerakan hemat ini, pemerintah nantinya akan merasakan dampak deflasi. Pasalnya ketika pajak naik sama dengan harga barang akan ikut naik juga.   Sedangkan ketika masyarakat berhemat, maka kemudian permintaan akan semakin menurun. "Lah ini pemerintah sendiri yang mau bikin deflasi kok," pungkasnya.  

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tag:  #heboh #seruan #hidup #hemat #tidak #konsumtif #tengah #penolakan #kenaikan #persen

KOMENTAR