Hindari Habis Sia-sia, Pakar Keuangan Sarankan Pekerja Sisihkan Sebagian Uang THR untuk Tabungan dan Investasi
Ilustrasi Tunjangan Hari Raya (THR). Menurut pakar keuangan, dana yang cukup melimpah dari THR sebaiknya tidak hanya dihabiskan secara sia-sia./Antara
07:09
29 Maret 2024

Hindari Habis Sia-sia, Pakar Keuangan Sarankan Pekerja Sisihkan Sebagian Uang THR untuk Tabungan dan Investasi

Dalam waktu dekat, para pekerja akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) dari tempat mereka bekerja untuk merayakan lebaran Idul Fitri.

Dana dari THR tersebut seringkali akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan menjelang lebaran, misalnya membeli pakaian baru, hingga menambah persediaan makanan untuk perayaan Idul Fitri nanti.

Meskipun demikian, ada baiknya jika dana THR juga digunakan lebih bijak agar tidak habis secara sia-sia, misalnya sebagian dialokasikan untuk tabungan dan investasi.

"Selain untuk keperluan hari raya, THR bisa juga digunakan untuk menabung, berinvestasi, hingga membayar utang," kata pakar keuangan yang juga Head of Research and Advisory Bank Commonwealth, Thadly Chandra seperti dikutip dari Antara.

Thadly merekomendasikan alokasi THR adalah 10-20-60-10, yaitu 10 persen untuk zakat, 20 persen untuk tabungan dan investasi, 60 persen untuk keperluan hari raya dan membayar utang jika ada, dan 10 persen untuk dana darurat.

“THR idealnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama hari raya Idul Fitri. Namun agar THR tidak habis sia-sia, maka bisa dibuatkan pos alokasi dan skala prioritas sehingga bisa dimanfaatkan secara optimal," imbuhnya.

Ia menyarankan THR bisa menjadi momentum bagi individu untuk mulai menyisihkan pendapatan dengan tujuan menabung dan berinvestasi, misalnya 20 persen dari THR.

Selain itu, THR juga bisa disisihkan sebagian untuk dana darurat terhadap hal-hal yang tidak terduga seperti kecelakaan, kerusakan rumah, hingga kehilangan pekerjaan.

"Pastinya hindari menggunakan THR untuk konsumsi yang tidak perlu dan bersifat berlebihan," tuturnya.

Masyarakat juga perlu memutuskan instrumen keuangan apa yang cocok untuk investasi, tentunya dengan memperhitungkan tujuan investasi dan juga profil resikonya.

Masih menurut Thadly, aset beresiko seperti ekuitas maupun pendapatan masih memiliki prospek cukup baik pada tahun ini, apalagi didukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga Bank Indonesia.

Ia juga menyarankan bahwa setiap jenis investor bisa memilih jenis investasi yang berbeda-beda. Misalnya bagi investor konservatif, lebih baik fokus pada kelas aset pendapatan tetap, antara lain obligasi atau reksa dana pendapatan tetap.

Kemudian untuk investor moderat, bisa mengambil langkah berupa mempertahankan portofolio berimbang antara kelas aset ekuitas dan pendapatan tetap.

Sedangkan para investor agresif dan memiliki jangka waktu investasi yang panjang, disarankan untuk memaksimalkan kelas aset ekuitas seperti reksa dana saham.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #hindari #habis #pakar #keuangan #sarankan #pekerja #sisihkan #sebagian #uang #untuk #tabungan #investasi

KOMENTAR