Sudah Eranya, Seberapa Penting Peran AI di Industri HR?
Diskusi terkait peran AI di bidang HR. (Rian Alfianto/JawaPos.com)
16:18
1 Maret 2024

Sudah Eranya, Seberapa Penting Peran AI di Industri HR?

- Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) mengalami kemajuan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Kemudahan mengakses produk-produk berbasis AI pun mendorong masyarakat untuk semakin memanfaatkannya di berbagai aspek kehidupan.    Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang baik berpengaruh besar pada kesuksesan perusahaan dan kesejahteraan para karyawannya juga sekarang mulai diserahkan ke AI. Kecerdasan buatan pun digadang-gadang sebagai teknologi yang akan merevolusi pengelolaan SDM dengan memperlancar berbagai proses human resources (HR), mulai dari rekrutmen hingga perencanaan pertumbuhan karir karyawan.   Potensi AI di bidang tersebut juga disampaikan oleh beberapa praktisi yang hadir dalam diskusi "HR Talk: Leveraging HR-Tech to Scale-Up Your Business" yang digelar Jobseeker Company pada Kamis (29/2). Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Agustus, 23), total tenaga kerja di Indonesia mencapai 147,71 juta individu, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 5,32%,setara dengan 7,86 juta orang.    CEO Jobseeker Company, Chandra Ming menilai bahwa kehadiran AI bisa mempermudah pekerjaan HR atau perekrut dalam melaksanakan tugas mereka. Pasalnya, jika dahulu perekrut perlu membuat dan memasang iklannya sendiri, kini dengan kehadiran AI, perusahaan bisa langsung membuat iklan secara otomatis.    "Kecerdasan artifisial yang bisa menggantikan prose rutin kita di HR. Dulu cari iklan lowongan di koran, copy, edit. Sekarang yang nulis iklan lowongan itu AI," ujar Chandra.   Meski dimudahkan, hal tersebut tak lantas membuat pekerja di sektor tersebut menyerahkan sepenuhnya kenyamanan tersebut pada AI. Chandra menegaskan, tetap ada tugas-tugas HR tertentu yang tidak bisa digantikan oleh AI.   Hal tersebut yang berkenaan dengan intuisi dalam menimbang kandidat calon karyawan. AI dalam tugasnya hanya digunakan para HR untuk memudahkan mereka menentukan pilihan.   "Ada bagian yang AI belum bisa jangkau, kaya contohnya intuisi itu belum. Jadi semua big data ini kita bisa gunakan untuk memperkaya cara kita melakukan judgement dalam rekrutmen,” tambahnya.    Sehingga pada ujungnya, Chandra menegaskan bahwa baik atau tidaknya kehadiran AI ini akan kembali kepada diri masing-masing. “Kita mau anggap teknologi ini sebagai something yang akan menggantikan kita, yang membuat kita ketakutan, atau kita ikuti teknologi ini,” pungkas Chandra.    Dalam kesempatan yang sama, Helmy Yahya, sosok yang dikenal dalam bidang personal branding dan kepemimpinan menyampaikan bahwa, kepemimpinan dan teknologi tidak bisa dipisahkan, keduanya saling terkait dan menjadi pondasi krusial untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.   "Di era sekarang ini, AI, kemajuan teknologi, digitalisasi, sudah hadir, sudah mempengaruhi kehidupan kita dari berbagai sendi termasuk ke bisnis. Dan akan makin gila. Tergantung kitanya, mau berhenti atau ikut berpartisipasi. Mulai saja, jangan takut," tandas Helmy Yahya.    Sementara itu, Dudi Arisandi, selaku Chief People Officer Tiket.com, membahas hubungan krusial antara strategi HR, prinsip kepemimpinan, dan budaya organisasi. Menurutnya, dalam usaha membangun bisnis yang baik, strategi HR harus seirama dengan prinsip kepemimpinan dan tercermin dalam budaya organisasi. Hal tersebut yang masih belum bisa dikerjakan oleh AI.   "Keseimbangan ini menciptakan pondasi yang kuat untuk pertumbuhan yang berkelanjutan," tegas Dudi.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #sudah #eranya #seberapa #penting #peran #industri

KOMENTAR