Pascabencana Banjir Sumatera, Jasindo Dorong Masyarakat Perkuat Perlindungan Aset
— Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh kembali menimbulkan kerugian besar, baik dari sisi kemanusiaan maupun ekonomi.
Ribuan warga kehilangan anggota keluarga, rumah tinggal, serta berbagai aset produktif akibat kerusakan dan hanyut terbawa arus.
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), estimasi biaya pemulihan kerusakan akibat banjir di tiga provinsi tersebut telah mencapai Rp 51,82 triliun.
Ilustrasi asuransi.
Angka tersebut mencakup kerusakan rumah warga, fasilitas umum, infrastruktur, hingga aset-aset produktif masyarakat.
Nilai kerugian tersebut masih bersifat sementara dan berpotensi meningkat seiring proses pendataan yang belum sepenuhnya rampung.
Besarnya dampak finansial tersebut menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan perlindungan risiko, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Brellian Gema Widayana menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang terjadi sekaligus menekankan perlunya kesiapan finansial melalui instrumen asuransi.
“Bencana hadir tanpa diprediksi. Ketika kerusakan terjadi, beban ekonominya langsung terasa. Asuransi dapat menjadi instrumen manajemen risiko untuk membantu masyarakat bangkit lebih cepat,” ujar Brellian dalam keterangannya, Selasa (16/12/2025).
Menurut Brellian, masih banyak rumah tinggal, usaha kecil, maupun aset produktif di wilayah terdampak bencana yang belum memiliki perlindungan asuransi.
Akibatnya, seluruh kerugian harus ditanggung langsung oleh pemilik aset tanpa adanya mekanisme mitigasi finansial.
Ilustrasi asuransi.
Padahal, berbagai produk asuransi umum tersedia untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap risiko bencana.
Produk-produk tersebut mencakup asuransi kebakaran, asuransi properti, hingga asuransi kendaraan yang dapat memberikan jaminan atas risiko banjir, kebakaran, angin topan, maupun kerusakan fisik lainnya.
Dalam konteks tersebut, Asuransi Jasindo sebagai badan usaha milik negara (BUMN) di sektor asuransi umum menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan literasi risiko di masyarakat.
Upaya tersebut dilakukan melalui pemberian pemahaman mengenai pentingnya perlindungan aset yang memadai, terutama di tengah meningkatnya frekuensi bencana alam.
Sebagai bagian dari perlindungan tersebut, Jasindo menyediakan fitur perluasan jaminan banjir dalam produk asuransi perlindungan.
Dengan perluasan itu, rumah masyarakat tidak hanya terlindungi dari risiko kebakaran, petir, atau ledakan, tetapi juga dari kerusakan akibat banjir, angin topan, badai, serta kerusakan air lainnya yang berkaitan dengan bencana alam.
“Kami ingin masyarakat semakin memahami bahwa asuransi bukan hanya pengeluaran, tetapi investasi perlindungan atas masa depan,” kata Brellian.
Dampak banjir di Sumatera tidak hanya dirasakan oleh masyarakat, tetapi juga menyentuh aset-aset negara.
Sejumlah Barang Milik Negara (BMN) turut terdampak akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi di berbagai daerah.
Dalam hal ini, Jasindo yang bertindak sebagai Ketua Konsorsium Asuransi Barang Milik Negara (ABMN) menyatakan telah melakukan langkah cepat untuk memastikan perlindungan terhadap aset negara tetap berjalan optimal.
Berdasarkan data awal yang dikelola Konsorsium ABMN, terdapat 2.578 objek ABMN yang berpotensi terdampak bencana.
Objek-objek tersebut tersebar di 43 kabupaten dan kota di wilayah Sumatera, dengan total nilai harga pertanggungan mencapai sekitar Rp 3,78 triliun. Data tersebut masih bersifat awal dan akan terus diperbarui seiring perkembangan pendataan di lapangan.
Dalam situasi bencana dengan skala kerusakan besar, kehadiran asuransi dinilai dapat berperan penting dalam mempercepat proses pemulihan. Selain membantu menekan beban biaya perbaikan, perlindungan asuransi juga dapat mengurangi tekanan ekonomi rumah tangga dan mendukung masyarakat untuk kembali beraktivitas.
“Kami berharap tragedi ini menjadi momentum bersama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan risiko. Ketahanan ekonomi bukan hanya soal tabungan, tetapi juga kesiapan menghadapi hal-hal yang tidak terduga,” tutup Brellian.
Tag: #pascabencana #banjir #sumatera #jasindo #dorong #masyarakat #perkuat #perlindungan #aset