Produk Industri Kreatif RI Diminta Contoh Brand Global seperti Hermès
The new Hermes boutique on Rodeo Drive in Beverly Hills, California on September 3, 2013. Founded in 1837, the French luxury designer is known for producing high quality and high priced leather goods, including the coveted Birkin Bag. AFP PHOTO / Robyn Beck (Photo by ROBYN BECK / AFP)(ROBYN BECK)
16:28
29 Oktober 2025

Produk Industri Kreatif RI Diminta Contoh Brand Global seperti Hermès

– Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menilai Indonesia perlu berani keluar dari jebakan sebagai pemasok produk murah.

Transformasi menuju pemasok bernilai tinggi di pasar global dinilai lebih strategis untuk masa depan industri kreatif.

Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, menegaskan keberhasilan industri kreatif tidak diukur dari seberapa sering ikut pameran atau seberapa besar ekspor, melainkan dari kekuatan merek yang tahan lama.

“Kita tidak boleh hanya bicara pameran dan ekspor. Kita harus bicara daya tahan merek, dan daya tahan merek bukan soal besar modal, tapi cara berpikir,” ujar Sobur dalam keterangan pers, Rabu (29/10/2025).

Ia mencontohkan merek global seperti Hermès, Louis Vuitton, Rolex, dan Patek Philippe yang tetap bertahan meski dibanjiri produk tiruan berharga murah.

Menurutnya, kekuatan merek-merek itu terletak pada kemampuan menjual makna, bukan sekadar barang.

“Produk tiruan hanya meniru bentuk, tapi tidak bisa meniru martabat,” ucapnya.

Sobur menilai pelaku industri kreatif Indonesia perlu mengambil jalan serupa.

Nilai budaya, narasi, dan cerita lokal harus tertanam dalam setiap produk agar karya Indonesia tidak hanya menjadi komoditas, tapi juga simbol identitas dan kebanggaan nasional.

“Kalau kita tidak bercerita, dunia hanya akan melihat kita sebagai pabrik. Tapi kalau kita bercerita dengan benar, dunia akan melihat kita sebagai sumber nilai,” kata Sobur.

Ia juga menekankan pentingnya strategi distribusi dan kesejahteraan tenaga kerja sebagai bagian dari nilai merek.

Menurutnya, banyak perusahaan gagal karena terlalu fokus menjual secara massal tanpa memperhatikan reputasi dan konteks nilai.

“Setiap titik distribusi adalah panggung reputasi. Cara menjual menentukan bagaimana dunia memperlakukan karya kita,” lanjutnya.

Sobur menambahkan, merek global bisa bertahan karena menjadikan warisan sebagai strategi bisnis jangka panjang.

“Mereka rela tidak menjual hari ini agar tetap dihormati 30 tahun ke depan. Warisan adalah strategi bisnis,” ujarnya.

Ia menilai pendekatan itu penting diterapkan di Indonesia agar produk lokal memiliki reputasi global yang berkelanjutan.

Tag:  #produk #industri #kreatif #diminta #contoh #brand #global #seperti #hermès

KOMENTAR