Purbaya Berencana Putus Kontrak Pengelolaan Coretax dengan LG
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dalam sesi press briefing di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (24/10/2025).(Kompas.com/Dian Erika)
17:32
24 Oktober 2025

Purbaya Berencana Putus Kontrak Pengelolaan Coretax dengan LG

– Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan niatnya memutus ketergantungan pemerintah Indonesia pada pengelolaan sistem Coretax oleh pihak asing.

Ia menilai sistem yang dikembangkan pihak luar belum memenuhi standar yang diharapkan. Karena itu, Purbaya berencana memperkuat tim teknologi informasi (IT) dalam negeri agar pengelolaan sistem bisa sepenuhnya dikerjakan oleh tenaga lokal.

“Adanya ketergantungan pada pihak asing, nanti ke depan akan kita putus, apalagi kalau kualitas jelek seperti itu. Jadi, pada dasarnya, orang Indonesia punya kemampuan, dan kita akan memanfaatkan itu dengan serius ke depan,” ujar Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Ia menilai ada kemajuan signifikan dalam sistem Coretax meski belum sempurna. Keyakinannya, begitu kode sistem diberikan penuh kepada pemerintah, proses perbaikan bisa dilakukan lebih cepat.

“Mungkin dari Coretax belum sempurna, tapi ada kemajuan yang signifikan sekali. Saya yakin begitu kodenya dikasih ke kita, dan kita bisa rubah sendiri, itu akan cepat diberesin,” tegasnya.

Purbaya tidak menyebut langsung pihak asing yang dimaksud. Namun, sejak awal, ia menyebut perusahaan asal Korea Selatan, LG, sebagai pengembang utama sistem ini.

LG dalam proyek ini merujuk pada konsorsium LG CNS–Qualysoft, pemenang tender pengadaan Coretax senilai Rp 1,228 triliun.

Sindir Kualitas “Seperti Buatan Anak SMA”

Purbaya menyebut timnya menemukan dugaan bahwa para programmer dari LG yang menangani Coretax bukan tenaga ahli berpengalaman. Ia bahkan menyindir kualitas pekerjaan mereka seperti buatan “lulusan SMA”.

“Kesimpulannya yang saya bilang tadi, dari problem kritis yang sering dialami pengguna, itu sudah cukup banyak terasa sih, sesuai dengan target awal kita ya, target awal anak buah saya sih, karena depan bisa diberesin, tengah bisa diberesin, yang di bawah yang di LG enggak bisa,” katanya.

“Komentarnya lucu deh, begitu mereka dapet source codenya, dilihat sama orang saya, dia bilang, ‘wah ini programmer tingkat baru lulusan SMA’. Jadi yang dikasih ke kita bukan orang jago-jagonya kelihatannya. Jadi ya Indonesia sering dikibuli asing. Begitu asing wah, apalagi K-pop, wah K-pop nih, tapi di bidang programmer beda ya, di K-pop, di film sama di nyanyi dan program beda,” ujar Purbaya.

 

Respons LG Dinilai Lambat

Ia juga menyoroti lemahnya respons LG terhadap berbagai keluhan pengguna Coretax. Masalah yang ditemukan mencakup akses data yang tidak stabil, lambat, serta kesalahan dalam manajemen kasus.

“Statusnya partially fix, rekomendasi-rekomendasi sudah disampaikan ke pihak LG, dan sudah dilakukan beberapa patch, karena tidak bisa kita lakukan sendiri, karena masih punya LG, masih kontrak sama LG sampai Desember itu,” jelasnya.

Purbaya menilai tanggapan LG cenderung lambat meski kini mulai ada perbaikan setelah tim khusus bentukan Kemenkeu ikut turun tangan.

“Jadi sebelumnya LG itu, sebelum kita jalankan tim special task force ini, mereka itu kalau ditanya, enggak peduli. Ditanya di sana, cuek dan responnya lama. Sekarang mereka sudah lebih cepat, walaupun masih lambat, tapi mereka sudah kirim orang ke sini,” tambahnya.

Tag:  #purbaya #berencana #putus #kontrak #pengelolaan #coretax #dengan

KOMENTAR