Pekerjakan Robot ke-1 Juta dan Integrasi AI, Amazon Bakal PHK Massal
Ilustrasi artificial intelligence (AI). (Dok. Freepik)
11:56
3 Juli 2025

Pekerjakan Robot ke-1 Juta dan Integrasi AI, Amazon Bakal PHK Massal

- Amazon mengoperasikan robot ke-1 juta di fasilitasnya. 

Dikutip dari CNBC, Kamis (3/7/2025), Amazon menyatakan seluruh armada tersebut akan ditenagai oleh model kecerdasan buatan (AI) generatif yang baru diluncurkan.

Langkah tersebut diambil di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kekhawatiran akan otomatisasi yang semakin meningkat di kalangan perusahaan teknologi.

"Pencapaian robot ke-1 juta, yang kini menjadi bagian dari jaringan global Amazon di lebih dari 300 fasilitas, semakin memperkuat posisi perusahaan sebagai produsen dan operator robotika mobile terbesar di dunia, kata Scott Dresser," Wakil Presiden Amazon Robotics dalam siaran pers Senin (30/6/2025) waktu setempat.

Dresser menjelaskan, model AI baru bernama DeepFleet akan mengoordinasikan pergerakan robot-robot di pusat pemenuhan pesanan (model AI baru bernama DeepFleet akan mengoordinasikan pergerakan robot-robot di pusat pemenuhan pesanan), memangkas waktu perjalanan armada hingga 10 persen dan memungkinkan pengiriman paket yang lebih cepat serta hemat biaya.

Amazon mulai menggunakan robot di fasilitasnya sejak 2012, terutama untuk memindahkan rak-rak inventaris di lantai gudang.

Sejak saat itu, peran robot berkembang pesat. Dari yang mampu mengangkat inventaris lebih dari 560 kilogram, hingga robot otonom penuh yang dapat bernavigasi membawa pesanan pelanggan secara mandiri.

Sementara itu, robot humanoid berbasis AI, yang dirancang menyerupai bentuk dan gerakan manusia, diperkirakan mulai digunakan di pabrik milik Tesla pada tahun ini.

Kekhawatiran PHK

Meski kemajuan dalam robotika AI seperti yang digunakan Amazon menjanjikan peningkatan produktivitas, hal ini juga memicu kekhawatiran mengenai potensi hilangnya lapangan pekerjaan secara besar-besaran.

Sebuah survei Pew Research yang dirilis pada Maret 2025 menunjukkan bahwa baik para ahli AI maupun masyarakat umum menilai pekerja pabrik sebagai salah satu kelompok paling rentan kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi berbasis AI.

Scott Dresser mencoba menanggapi kekhawatiran ini.

Robot-robot ini bekerja berdampingan dengan karyawan kami, menangani tugas berat dan berulang, sambil menciptakan peluang baru bagi operator lini depan untuk mengembangkan keterampilan teknis,” ujarnya.

Ia menambahkan, pusat pemenuhan generasi terbaru Amazon di Shreveport, Louisiana, yang diluncurkan akhir tahun lalu, justru membutuhkan 30 persen lebih banyak karyawan di bidang keandalan, pemeliharaan, dan rekayasa.

Namun, pengumuman ekspansi robot Amazon ini muncul tak lama setelah CEO Andy Jassy menyatakan bahwa adopsi cepat AI generatif di Amazon akan menyebabkan lebih sedikit orang yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang mulai bisa diotomatisasi oleh teknologi tersebut.

Jassy juga mengatakan, meskipun AI menghilangkan beberapa jenis pekerjaan, Amazon akan terus merekrut tenaga kerja di bidang AI, robotika, dan bidang lain.

Namun dalam memo kepada karyawan awal Juni 2025, ia mengakui bahwa jumlah tenaga kerja Amazon kemungkinan akan menyusut dalam beberapa tahun mendatang karena kemajuan teknologi.

Penurunan itu tampaknya sudah dimulai. CNBC melaporkan bahwa Amazon memangkas lebih dari 27.000 pekerjaan selama 2022 dan 2023, dan terus melakukan pemangkasan yang lebih terarah di berbagai unit bisnis.

CEO teknologi lain, seperti CEO Shopify Tobi Lutke, juga telah memperingatkan dampak AI terhadap jumlah tenaga kerja. Hal ini terjadi seiring gelombang PHK yang dilakukan berbagai perusahaan yang tengah gencar berinvestasi dan mengadopsi teknologi AI.

Menurut situs pelacak Layoffs.fyi, sebanyak 551 perusahaan teknologi melakukan PHK terhadap sekitar 153.000 karyawan sepanjang tahun lalu.

Sementara itu, laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada Februari 2025 menyebutkan bahwa 48 persen pemberi kerja di AS berencana mengurangi jumlah karyawan akibat penggunaan AI.

Tag:  #pekerjakan #robot #juta #integrasi #amazon #bakal #massal

KOMENTAR