Bandara Kertajati, Realita Pahit Proyek Triliunan
Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat(SHUTTERSTOCK/RANDY IMANUEL)
22:24
25 Juni 2025

Bandara Kertajati, Realita Pahit Proyek Triliunan

- Dibangun dengan dana APBN sangat besar, yakni mencapai Rp 2,6 triliun, Bandara Kertajati di Majalengka kini masih sepi. Pengelola bandara pun terus merugi.

Dalam setahun saja, kerugian yang diderita PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (Perseroda) atau BIJB, selaku pengelola bandara sudah mencapai Rp 60 miliar.

BIJB sendiri merupakan perusahaan daerah yang sebagian besar sahamnya dimiliki Pemprov Jawa Barat. Pemasukan jauh dari kata cukup untuk menutup ongkos operasional dan pemeliharaan, membuat keuangan BUMD ini sangat terbebani.

Pakar transportasi perkotaan yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, Bandara Kertajati menilai selama ini memang tak jadi pilihan utama warga Bandung.

Alih-alih mendapat limpahan penumpang pasca-ditutupnya Bandara Husein Santranegara, banyak warga Bandung dan sekitarnya justru memilih terbang melalui Jakarta, baik Bandara Halim Perdanakusuma maupun Bandara Soetta di Tangerang.

"Karena banyak orang memilih ke Halim. Sekarang akses ke sana sudah semakin mudah, ada kereta, ada Whoosh (kereta cepat), jaringan jalan (ke Jakarta) semakin bagus," terang Djoko saat dihubungi, dikutip pada Rabu (25/6/2025).

Sementara kantong penumpang pesawat udara yang berasal dari wilayah Jabar bagian Timur, juga tak sesuai harapan. Kota Cirebon dan sekitarnya masih jauh dari kata kota metropolitan untuk bisa menopang keberlangsungan bandara besar.

"Sebenarnya kalau mau jujur, penumpang pesawat Bandara Kertajati ini utamanya berasal dari sekitar hinterland (pinggiran) seperti Cirebon, Brebes, Indramayu, kemudian Majalengka itu sendiri," kata Djoko.

Optimisme Jokowi

Mengutip pemberitaan Kompas.com pada 11 Juli 2023, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pernah menyatakan optimismenya bahwa Bandara Kertajati Majalengka bakal ramai penumpang setelah tersambung Tol Cisumdawu. Di era Jokowi inilah, Bandara Kertajati dibangun, bahkan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Setelah selesai ini, saya meyakini bandara ini akan menjadi bandara masa depan dengan traffic yang sangat padat," kata Jokowi di Bandara Kertajati, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Ia juga menyebut bahwa perjalanan dari Bandung menuju Bandara Kertajati dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam melalui Tol Cisumdawu. Warga Bandung pun tak perlu lagi terbang dari Jakarta.

"Kita harapkan dengan operasinya jalan tol ini, ini akan mempermudah konektivitas menuju ke Bandara Kertajati," kata Jokowi.

Jokowi pun menjelaskan bahwa pemerintah awalnya berencana agar proyek Tol Cisumdawu dan Bandara Kertajati dapat rampung dalam waktu bersamaan.

"Tapi sekali lagi karena pembebasan lahan, Airport Kertajati-nya selesai, tolnya belum selesai, sehingga ini mengganggu operasional dari Airport Kertajati," ujar Jokowi.

Bandara terbesar kedua di Indonesia

Untuk diketahui saja, luas Bandara Kertajati mencapai 1.800 hektare yang terdiri dari 2 runways, area terminal penumpang seluas 121.000 meter persegi. Bandara ini juga dilengkapi dengan area terminal kargo seluas 90.000 meter.

Dengan luasan itu, menjadikan Bandara Kertajati sebagai bandara terbesar kedua di Indonesia. Ini belum menghitung luas area yang bakal dikembangkan.

Sebagai perbandingan, Bandara Hang Nadim dan Kuala Namu yang jadi bandara terbesar ketiga dan keempat di Tanah Air memiliki luas masing-masing 1.762 hektare dan 1.650 hektare.

Namun dengan luasan sangat besar itu, nyatanya infrastruktur megah ini menjadi mubazir karena minimnya penerbangan. Alhasil, PT BIJB sebagai pengelola, harus menanggung kerugian sangat besar.

Bandara ini awalnya diproyeksikan bisa melayani hingga 12 juta penumpang per tahun hingga 2024, dan diproyeksikan mencapai 29,3 juta penumpang per tahun pada 2032 (Kemenhub, 2023).

Adapun berdasarkan catatan Kompas.com, kondisi Bandara Kertajati sepi bisa tampak dari data penumpang sepanjang tahun 2024, pergerakan penumpang dari dan menuju Bandara Kertajati sebanyak 413.240 penumpang.

Sebesar 82,8 persen merupakan penerbangan domestik, sementara 17,2 persen merupakan penerbangan internasional.

Artinya bila menggunakan indikator target 12 juta penumpang per tahun, volume penumpang Bandara Kertajati pada 2024, cuma sekitar 3 persen saja.

Bahkan di tahun 2023, jumlah penumpang yang naik turun di bandara ini jauh lebih sedikit, hanya tercatat sebesar 135.535 penumpang.

Tag:  #bandara #kertajati #realita #pahit #proyek #triliunan

KOMENTAR