Niat Baik Danantara Terganjal Aturan Bursa Efek Indonesia
Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). [ANTARA FOTO/Reno Esnir]
22:02
23 Juni 2025

Niat Baik Danantara Terganjal Aturan Bursa Efek Indonesia

Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menyatakan kesiapannya untuk menjadi penyedia likuiditas (liquidity provider) di pasar modal Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendalaman pasar, likuiditas, dan kepercayaan investor.

Namun, niat baik Danantara masih terganjal aturan Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa saat ini peraturan BEI hanya memperbolehkan Anggota Bursa (AB) yang dapat berperan sebagai liquidity provider, khususnya untuk saham.

"Saat ini peraturan BEI mengatur hanya Anggota Bursa yang dapat menjadi liquidity provider atau penyedia likuiditas khususnya untuk saham," kata Nyoman kepada wartawan, Senin (23/6/2025).

Meskipun demikian, BEI menyambut baik inisiatif Danantara. Nyoman menambahkan bahwa BEI mendorong dan mendukung Danantara untuk bekerja sama dengan Anggota Bursa yang merupakan anak perusahaan BUMN. 

Tujuannya adalah agar mereka dapat turut serta menjadi liquidity provider, tidak hanya untuk perusahaan lighthouse (perusahaan dengan kapitalisasi besar dan fundamental kuat) tetapi juga untuk saham-saham yang masuk dalam Daftar Efek Liquidity Provider Saham.

"Namun BEI menyambut baik Danantara untuk mendorong dan mendukung Anggota Bursa yang merupakan anak dari BUMN untuk turut serta menjadi liquidity provider tidak hanya untuk perusahaan lighthouse namun juga untuk saham-saham yang masuk ke dalam Daftar Efek Liquidity Provider Saham," kata Nyoman.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Inarno Djajadi juga mengatakan hal yang sama.

"Secara teoritis Danantara punya peluang peran sebagai liquidity provider kalau memenuhi POJK 2024," kata Inarno dalam Konferensi Pers RDK Bulanan (RDKB) April 2025 lalu.

Lebih lanjut ia menjelaskan syarat menjadi liquidity provider diatur dalam POJK No 18 tahun 2024. "Pihak yang menjadi liquidity provider adalah PPE yang memperoleh izin OJK dan dapat persetujuan dari Bursa," kata Inarno. 

Sebelumnya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bersiap untuk menjadi liquidity provider di pasar modal Indonesia. Danantara kini tengah menggodok alokasi dana untuk suntikan ke pasar modal.

Chief Investment Officer BPI Danantara Pandu Sjahrir mengatakan, langkah tersebut diambil sebagai bagian dari strategi diversifikasi investasi serta penguatan peran investor institusional domestik.

Dia bilang Danantara memang tengah menggodok rencana penempatan dana hasil dari setoran dividen yang bakal diterima akhir bulan April 2025. Pasar modal dan pasar saham masuk dalam opsi penempatan dana itu.

“Nanti dividen akhir bulan ini masuk ke kami. Dari situ kami harus mulai alokasikan uangnya ke mana,” ujarnya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (14/4/2025).

Menurut Pandu, investasi di pasar modal merupakan cara paling cepat, namun hal itu tetap tergantung pada sejumlah rencana proyek yang tengah didiskusikan maupun digarap.

“Semalam Pak Prabowo sudah bicara dengan Qatar untuk melakukan investment fund, ada US$ 4 miliar dari AS, US$ 2 miliar dari Qatar, dan US$ 2 miliar dari kita. Itu nanti proyek-proyeknya untuk masuk ke Indonesia,” paparnya.

Investasi itu nantinya, kata Pandu, akan fokus ke proyek di ketahanan pangan, ketahanan energi, downstream, infrastruktur digital, sektor kesehatan, dan hospitality. Meskipun tidak menyebutkan secara spesifik, tetapi Danantara bakal fokus investasi di sektor yang memberikan imbal hasil tinggi. Total emiten yang telah tergabung ke Danantara sekitar 18 emiten, termasuk BUMN. 

"Kami harus membuat perusahaan-perusahaan BUMN besar. Kami harus konsolidasikan sebagian besar aset-aset tersebut,” ujarnya.

Pandu menjelaskan, perang dagang akibat kebijakan tarif Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga akan berdampak ke pasar Indonesia. 

Namun, tadi malam Presiden AS Donald Trump berbicara bahwa sekarang elektronik tidak termasuk ke dalam tarif. Trump juga membuka opsi untuk berunding dengan Presiden China Xi Jinping. 

Hal itu pun bisa jadi sinyal meredanya ketegangan perang tarif. 

“Menurut saya, itu langkah yang baik, terlihat dari pasar modal hari ini juga naik hampir 1%. Perang dagang secara keseluruhan malah membuat Indonesia fokus ke diri sendiri,” ungkapnya.

Editor: Mohammad Fadil Djailani

Tag:  #niat #baik #danantara #terganjal #aturan #bursa #efek #indonesia

KOMENTAR