



Tips Trading Aset Kripto untuk Pemula: Hindari Beli di Puncak, Pahami Psikologi Pasar
– Pasar aset kripto masih menjadi daya tarik bagi banyak investor pemula di Indonesia. Namun, tanpa strategi dan pemahaman yang tepat, risiko kerugian juga besar mengintai. Research Analyst Reku, Michael Wyann, membagikan sejumlah tips dasar bagi pemula yang ingin memulai investasi atau trading kripto.
Salah satu kesalahan klasik para pemula adalah membeli aset kripto justru ketika harga sedang tinggi atau di puncak euforia pasar.
“Biasanya orang makin yakin beli saat market sudah naik terus. Istilahnya, orang-orang makin rakus, karena merasa harga masih akan naik lebih tinggi lagi. Padahal ini justru sinyal bahaya, karena pasar sudah terlalu high,” ujar Michael dalam acara edukasi "Basic Crypto Trading" di Menara Kompas, Kamis (19/6/2025) lalu.
Michael mengingatkan, seharusnya investor justru masuk saat mayoritas pelaku pasar takut dan harga sedang murah, bukan sebaliknya.
“Ketika semua orang takut, saat itu peluang besar muncul. Sayangnya kebanyakan malah masuk di saat euforia, lalu panik dan cut loss saat harga turun. Ini soal siklus emosi yang memang wajar di pasar finansial,” katanya.
Perhatikan Google Trends dan Suasana Sekitar
Bagi investor ritel, Michael menyarankan untuk memantau indikator sederhana seperti Google Trends. Jika pencarian kata kunci seperti "Bitcoin" meningkat tajam, itu bisa menjadi sinyal bahwa pasar sedang ramai dan berpotensi jenuh.
“Kalau keluarga, teman mulai tanya soal Bitcoin, biasanya itu juga tanda market lagi ramai. Bisa jadi pasar sudah mendekati puncak,” jelasnya.
Manfaatkan Analisis On-Chain
Selain psikologi pasar, pemula juga bisa mempertimbangkan analisis on-chain untuk membaca pergerakan investor besar.
“Semua data transaksi di blockchain itu transparan. Kita bisa cek apakah investor besar lagi jual atau akumulasi. Misalnya, indikator Bitcoin supply last active 6+ months—kalau angkanya naik berarti makin banyak investor jangka panjang yang tahan Bitcoin, itu sinyal positif,” kata Michael.
Sebaliknya, jika jumlah pemegang jangka panjang turun, bisa jadi ada sinyal distribusi atau penjualan besar-besaran.
Waspadai Faktor Makro dan Fundamental
Menurut Michael, pergerakan aset kripto juga sangat dipengaruhi oleh faktor makro seperti suku bunga The Fed, konflik geopolitik, hingga regulasi global.
“Misalnya, kalau ada isu kenaikan suku bunga atau ketegangan Timur Tengah, itu bisa bikin sentimen negatif ke pasar kripto,” ujarnya.
Saat ini, pasar kripto tak hanya didominasi investor ritel. Banyak institusi besar dan bank mulai terlibat, yang membuat pergerakan harga cenderung lebih stabil dibandingkan masa-masa awal.
Pahami Analisis Teknikal Dasar
Terakhir, Michael menyarankan pemula untuk memahami analisis teknikal dasar, setidaknya untuk membaca tren harga.
“Kalau grafiknya turun terus, artinya sedang downtrend—sebaiknya jangan buru-buru beli. Kalau sedang naik konsisten, berarti uptrend. Jangan sampai beli di pucuk, malah turun habis itu,” pungkas Michael.
Michael juga menegaskan, trading kripto tetap berisiko tinggi. Karena itu, penting untuk terus belajar, memahami siklus pasar, serta mengelola emosi dan ekspektasi.
Tag: #tips #trading #aset #kripto #untuk #pemula #hindari #beli #puncak #pahami #psikologi #pasar