Trump Ngeluh AS Kebanyakan Hari Libur, Ganggu Ekonomi
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berbicara di Oval Office Gedung Putih, Washington DC, 5 Mei 2025.(AFP/JIM WATSON)
08:16
22 Juni 2025

Trump Ngeluh AS Kebanyakan Hari Libur, Ganggu Ekonomi

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan pengurangan hari libur federal (hari libur nasional), dengan mengatakan bahwa hari libur tersebut merugikan ekonomi Amerika hingga miliaran dollar.

Terlalu banyak hari libur sehingga banyak yang tidak bekerja di Amerika. Negara kita merugi MILIARAN DOLAR jika semua bisnis ini tutup,” kata Trump dalam unggahan Truth Social dikutip dari CNN, Minggu (22/6/2025).

Keluhan Trump ini muncul tak lama setelah hari libur yang disebut Juneteenth, hari libur federal yang baru ditetapkan untuk memperingati berakhirnya perbudakan di Negeri Paman Sam.

“Para pekerja juga tidak menginginkannya!” kata Trump mengomentari hari libur yang ditetapkan pada setiap tanggal 19 Juni tersebut.

Menurut pemikiran Trump, terlalu banyak hari libur tak bagus untuk ekonomi negara. Ia menilai, negara yang dipimpinnya sudah terlalu banyak memiliki hari libur nasional.

“Sebentar lagi kita akan memiliki hari libur untuk setiap hari kerja dalam setahun. Itu harus berubah jika kita ingin, MEMBUAT AMERIKA HEBAT LAGI!” cuit Donald Trump.

Benarkah libur tanggal merah mengurangi produktivitas?

Masih mengutip CNN, sebuah studi tahun 2022 yang dilakukan oleh dua ekonom menemukan bahwa ketika hari libur federal jatuh pada akhir pekan atau tidak bersamaan dengan hari kerja (weekdays), maka total PDB bisa meningkat sebesar 0,08 persen sampai 0,2 persen dibandingkan kalau libur nasional jatuh pada weekdays.

Beberapa sektor-sektor yang mengalami dampak terbesar dari banyaknya hari libur federal adalah manufaktur, demikian temuan studi tersebut.

Namun, efek peningkatan PDB saat tanggal merah yang jatuh tepat di weekend itu hanya dalam jangka pendek.

Dalam jangka panjang, waktu istirahat (libur) yang dibayar, termasuk selama hari libur federal, bisa meningkatkan moral pekerja dan dapat membuat mereka lebih produktif dari waktu ke waktu.

Hal itu karena orang yang bekerja lebih banyak belum tentu lebih produktif, karena mereka cenderung lebih mudah kelelahan.

Contoh kasus, sebuah penelitian terbaru dari Microsoft menemukan bahwa para pekerja kesulitan untuk beradaptasi ketika beban kerja meningkat, misalnya saat ada peningkatan jumlah meeting (rapat) perusahaan.

Dalam penelitian di Microsoft itu, sepertiga karyawan merasa tidak akan bisa mengimbangi kecepatan kerja selama lima tahun terakhir saat ada peningkatan beban kerja. Survei dilakukan terhadap 31.000 karyawan di seluruh dunia.

Sementara itu, survei lainnya dilakukan Ernst & Young menemukan bahwa untuk setiap 10 jam tambahan liburan yang diambil karyawan, penilaian kinerja mereka meningkat sebesar 8 persen. Lebih jauh, mereka yang mengambil cuti lebih sering cenderung tidak meninggalkan perusahaan.

Tag:  #trump #ngeluh #kebanyakan #hari #libur #ganggu #ekonomi

KOMENTAR