Tingkatkan Diplomasi Kepabeanan, Bea Cukai Hadiri Pertemuan Dirjen ASEAN di Brunei Darussalam
Bea Cukai mewakili Indonesia dalam Pertemuan Direktorat Jenderal ASEAN ke-34 yang berlangsung pada 3-5 Juni 2025 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.(Dok. Humas Bea Cukai)
15:04
20 Juni 2025

Tingkatkan Diplomasi Kepabeanan, Bea Cukai Hadiri Pertemuan Dirjen ASEAN di Brunei Darussalam

– Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mewakili Indonesia dalam Pertemuan Direktur Jenderal (Dirjen) Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) ke-34 yang berlangsung di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, pada 3–5 Juni 2025.

Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat (Humas) dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo menegaskan, peran aktif Bea Cukai dalam forum tersebut sejalan dengan visi organisasi untuk menjadi institusi kepabeanan dan cukai yang terkemuka di dunia.

“Kehadiran Bea Cukai sebagai perwakilan Indonesia dalam forum Dirjen di ASEAN menunjukkan peran aktif dan posisi strategis Bea Cukai dalam hubungan internasional,” ucapnya melalui siaran pers, Jumat (20/6/2025).

Keterlibatan Bea Cukai dalam forum internasional itu sekaligus menjadi bagian dari upaya penyelarasan kebijakan nasional dan agenda integrasi ekonomi ASEAN.

Pertemuan Dirjen ASEAN merupakan forum tahunan yang bertujuan memperkuat kerja sama kepabeanan di Asia Tenggara.

Forum tersebut menjadi wadah untuk mendukung integrasi ekonomi regional, mempercepat harmonisasi prosedur, mengantisipasi dinamika perdagangan global, serta menjalin hubungan dengan mitra dialog dan pelaku bisnis.

Forum Dirjen ASEAN juga menjadi ajang pertemuan otoritas Bea Cukai di ASEAN dengan mitra dialog dan organisasi bisnis.

Capaian Bea Cukai ASEAN

Pertemuan Dirjen ASEAN ke-34 yang dipimpin oleh Brunei Darussalam membahas berbagai isu aktual, penguatan kerja sama strategis, pengawasan kepabeanan regional, serta menetapkan Strategic Plan on Customs Development (SPCD).

SPCD adalah program kerja sektor Kepabeanan ASEAN periode 2026–2030 yang akan menjadi pedoman implementasi agenda integrasi dan modernisasi kepabeanan di kawasan Asia Tenggara.

Adapun program kerja Bea Cukai ASEAN periode 2021–2025 menunjukkan kemajuan signifikan dengan menorehkan beberapa capaian, antara lain penyelesaian berbagai guidelines, implementasi ASEAN Single Window, dan pertukaran ASEAN Customs Declaration Document (ACDD).

Bea Cukai ASEAN juga sukses menjalankan harmonisasi ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN) dan menunjukkan peningkatan dalam pelaksanaan Authorized Economic Operator Mutual Recognition Arrangements (AEO MRAs).

Capaian lain yang diraih Bea Cukai ASEAN adalah melakukan pemutakhiran instrumen pemantauan, seperti ASEAN Customs Transit System (ACTS) Dashboard dan ACDD System, serta mengadopsi ketentuan World Trade Organization (WTO) Facilitation Agreement di seluruh sistem manifes otomatis.

Kontribusi Indonesia

Terkait hadirnya Bea Cukai sebagai perwakilan Indonesia dalam forum Dirjen ASEAN, Budi mengungkapkan bahwa Indonesia tidak hanya hadir sebagai peserta forum, tetapi juga berkontribusi menyampaikan poin strategis.

Poin-poin yang disampaikan adalah mendukung integrasi ACDD dan peningkatan sistem ASEAN Single Window serta menunjukkan komitmen terhadap kolaborasi memerangi perdagangan ilegal dan pencucian uang berbasis perdagangan. 

Selain itu, Bea Cukai juga menyampaikan bahwa Indonesia mendorong penguatan pemerintah kelembagaan dan standar kompetensi Bea Cukai di ASEAN serta mendukung pembangunan kapasitas sistem kepabeanan negara-negara anggota baru, termasuk Timor Leste.

Melalui forum tersebut, Bea Cukai turut mengapresiasi kemajuan ASEAN Single Window sekaligus menekankan pentingnya kepastian hukum dan fleksibilitas dalam instrumen hukum, seperti MoU, SLAs, dan pengaturan sektor khusus.

Kepastian dan fleksibilitas instrumen hukum itu berguna untuk mengakomodasi sistem hukum nasional yang berbeda dari seluruh anggota ASEAN.

Sebagai Chair of Customs Capacity Building Working Group (CCBWG), Indonesia memaparkan alasan berakhirnya SPCD 13 terkait peningkatan kapasitas untuk Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.

Pertemuan Dirjen ASEAN juga menjadi wadah bagi Indonesia untuk menyampaikan soal penambahan area kegiatan baru dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang komunikasi serta kesetaraan dan keberagaman gender.

Dalam forum tersebut, Indonesia mengapresiasi Malaysia atas kesediaannya menyelenggarakan Joint Customs Middle Management Program (JCMMP) 2025 serta mendorong penyelesaian panduan Customs Reform Management (CRM) agar tepat waktu.

Tag:  #tingkatkan #diplomasi #kepabeanan #cukai #hadiri #pertemuan #dirjen #asean #brunei #darussalam

KOMENTAR