The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan, Apa Dampaknya ke Indonesia?
Ilustrasi suku bunga, suku bunga acuan. Suku bunga acuan BI. Pengaruh suku bunga acuan BI. Pengaruh BI Rate.(SHUTTERSTOCK/MONSTER ZTUDIO)
14:44
20 Juni 2025

The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan, Apa Dampaknya ke Indonesia?

- Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), kembali mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25-4,5 persen. Besaran suku bunga ini telah berlaku sejak Desember 2024.

Lantas apa dampak keputusan The Fed tersebut ke perekonomian Indonesia?

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, dampak langsung bagi Indonesia dari keputusan The Fed tersebut relatif terbatas dalam jangka pendek.

Namun kebijakan ini tetap perlu diwaspadai implikasinya mengingat pergerakan suku bunga The Fed akan mempengaruhi aliran modal global, termasuk arus investasi ke negara berkembang seperti Indonesia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dampak positif dari kebijakan ini salah satunya dapat mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang rentan terhadap tekanan dari perubahan kebijakan moneter global.

Hal ini terbukti dari rupiah yang menguat pada perdagangan pagi ini, Jumat (20/6/2025). Melansir data Bloomberg, pukul 09.17 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.371 per dollar AS atau menguat 34,5 poin (0,21 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.405,5 per dollar AS.

"Keputusan The Fed mempertahankan Fed Funds Rate (FFR) membawa dampak positif bagi Indonesia," kata Josua kepada Kompas.com, Jumat.

Dengan penguatan rupiah, Bank Indonesia (BI) mendapat ruang lebih luas untuk menurunkan suku bunga acuannya (BI rate) ke depan. Dia memperkirakan, BI akan memangkas BI rate sebanyak 25 basis poin ke level 5,25 persen pada Semester II 2025.

Apabila BI rate turun, maka konsumsi dan investasi domestik akan meningkat karena penurunan BI rate akan diikuti dengan penurunan suku bunga kredit perbankan.

"Namun risiko inflasi tetap terkendali karena rupiah yang stabil membantu mengurangi tekanan inflasi impor. Meski demikian, BI tetap perlu memperhatikan faktor domestik agar inflasi tidak meningkat tajam akibat peningkatan permintaan," ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.

Bhima bilang, suku bunga The Fed yang tidak berubah dapat melemahkan nilai tukar dollar AS. Hal ini terbukti dari indeks dollar AS (DXY) yang terkoreksi sebesar 6,59 persen secara tahunan ke level 98,6 dollar AS setelah The Fed mengumumkan mempertahankan Fed Funds Rate.

"Dari sisi kurs rupiah efek ditahannya suku bunga Fed berimbas positif ke stabilitas kurs rupiah. Arus modal asing yang masuk ke negara berkembang bisa akan membuat rupiah lebih perkasa," ungkap Bhima kepada Kompas.com, Jumat.

Di sisi lain, penahanan Fed Funds Rate juga dapat menimbulkan dampak negatif karena kebijakan ini dapat berisiko BI rate akan sulit turun bahkan tidak memiliki ruang pemangkasan hingga akhir 2025.

Hal ini akan berdampak pada pengusaha dan masyarakat yang meminjam uang dari bank lantaran dapat terbebani suku bunga kredit yang tinggi. Padahal suku bunga kredit menjadi pertimbangan penting bagi pelaku usaha untuk bertahan di tengah pelemahan daya beli.

"Penyaluran kredit baru bisa terganggu dan ujungnya pertumbuhan kredit bakal rendah. Situasi ini akan rugikan debitur dan kreditur sekaligus," tuturnya.

Tag:  #pertahankan #suku #bunga #acuan #dampaknya #indonesia

KOMENTAR