Profil Trafigura Group, Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune
Ilustrasi minyak bumi(Shutterstock)
10:20
18 Juni 2025

Profil Trafigura Group, Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune

Majalah Fortune kembali merilis daftar 500 perusahaan terbesar di Asia Tenggara bertajuk Fortune Southeast Asia 500.

Sejumlah perusahaan Indonesia masuk dalam daftar Fortune Southeast Asia 500 tersebut, sebut saja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pertamina (Persero), hingga PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).

Namun, perusahaan apa yang berada di peringkat pertama daftar perusahaan terbesar di kawasan Asia Tenggara itu?

Ilustrasi lokasi produksi minyak dan gas (migas).SHUTTERSTOCK/IURII Ilustrasi lokasi produksi minyak dan gas (migas).

Berada di peringkat pertama Fortune Southeast Asia 500 adalah Trafigura Group Pte Ltd, perusahaan perdagangan komoditas yang berbasis di Singapura.

Tahun lalu, Trafigura juga duduk di posisi puncak daftar tersebut, mengungguli perusahaan-perusahaan besar lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Berikut profil Trafigura Group.

Didirikan pada tahun 1993 oleh Claude Dauphin dan Eric de Turckheim, Trafigura telah berkembang menjadi salah satu perusahaan perdagangan komoditas terbesar di dunia.

 

Perusahaan ini berkantor pusat di Ocean Financial Centre, Singapura, dan memiliki lebih dari 13.000 karyawan yang tersebar di lebih dari 50 kantor di seluruh dunia. 

Trafigura bergerak dalam perdagangan berbagai komoditas, termasuk minyak bumi, produk minyak bumi, logam dasar, dan mineral. Perusahaan ini juga memiliki investasi di sektor energi terbarukan, hidrogen rendah karbon, dan teknologi energi bersih.

Pada tahun fiskal 2024, Trafigura mencatatkan pendapatan sebesar 243,2 miliar dollar AS dan laba bersih mencapai 2,8 miliar dollar AS. Perusahaan ini memiliki total aset sebesar 76,4 miliar dollar AS dan ekuitas sebesar 16,3 miliar dollar AS.

 

Ilustrasi energi baru dan terbarukan (EBT). SHUTTERSTOCK/POPTIKA Ilustrasi energi baru dan terbarukan (EBT).

Meskipun mengalami penurunan laba bersih lebih dari 70 persen pada paruh pertama tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, Trafigura tetap mencatatkan kinerja yang kuat.

Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya volatilitas pasar komoditas yang sebelumnya menguntungkan perusahaan. 

Pada April 2024, Richard Holtum, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Gas, Energi, dan Energi Terbarukan, diangkat sebagai CEO Trafigura, menggantikan Jeremy Weir.

Holtum bergabung dengan Trafigura pada tahun 2014 dan telah berperan penting dalam ekspansi perusahaan ke sektor energi terbarukan. 

Meski mencatat kinerja yang cukup cemerlang, Trafigura telah menghadapi beberapa tantangan hukum dalam beberapa tahun terakhir.

 

Pada tahun 2023, perusahaan ini mengakui tuduhan suap terkait kontrak minyak di Brasil dan setuju untuk membayar denda sebesar 127 juta dollar AS.

Selain itu, pada awal 2024, pengadilan pidana Swiss menjatuhkan denda sebesar 3 juta franc Swiss kepada Trafigura terkait kasus suap di Angola. Perusahaan ini juga diwajibkan untuk menyisihkan \$145 juta untuk klaim kompensasi potensial. 

Soal keberlanjutan, Trafigura berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dan keberlanjutan dalam rantai pasokan komoditas.

Perusahaan ini telah bekerja sama dengan Palantir Technologies untuk mengembangkan platform teknologi yang memungkinkan perhitungan, pelaporan, dan kolaborasi emisi karbon di seluruh rantai pasok komoditas.

 

Platform ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi emisi dari produksi, transformasi, dan transportasi komoditas, serta membantu peserta untuk memahami jejak karbon mereka dan mengidentifikasi peluang untuk jalur rendah karbon. 

Dikutip dari Fortune, Rabu (18/6/2025), Fortune Southeast Asia 500 tahun ini memberikan gambaran singkat tentang kawasan yang siap memanfaatkan pergeseran rantai pasok global dan industri yang sedang berkembang pesat seperti pertambangan, kendaraan listrik, dan AI.

Tujuh negara, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja, terus memberikan dampak pada ekonomi kawasan tersebut.

Fortune menyatakan, perusahaan-perusahaan Asia Tenggara 500 memainkan peran yang semakin penting dalam rantai pasok global, menangkap pergeseran kapasitas manufaktur dari China, yang menarik aliran modal yang signifikan dan membentuk kembali dinamika perdagangan global.

Tag:  #profil #trafigura #group #perusahaan #terbesar #asia #tenggara #versi #fortune

KOMENTAR