Transaksi ATM Terus Menurun, Layanan Digital Kian Diminati Nasabah
Ilustrasi ATM. Transaksi ATM menurun, masyarakat beralih ke layanan digital. Bank mulai adaptasi lewat aplikasi dan konversi mesin.(Freepik/Dragana_Gordic)
20:20
9 Juni 2025

Transaksi ATM Terus Menurun, Layanan Digital Kian Diminati Nasabah

– Frekuensi penggunaan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) terus menunjukkan tren penurunan. Masyarakat kini semakin banyak beralih menggunakan layanan digital non-tunai untuk melakukan transaksi keuangan.

Berdasarkan data Bank Indonesia, volume transaksi melalui ATM tercatat menyusut 1 persen secara tahunan (year on year/YoY), menjadi 614 juta transaksi.

Meskipun demikian, nilai transaksinya mengalami kenaikan 10 persen secara YoY, mencapai Rp 721 triliun. Sementara itu, jumlah kartu ATM yang beredar naik 6,6 persen menjadi 322 juta unit.

Tren penurunan ini turut dirasakan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN. Hingga April 2025, frekuensi transaksi ATM BTN hanya tumbuh tipis sebesar 3 persen secara tahunan. Bahkan, nilai transaksinya dinilai cenderung stagnan.

“Untuk nilai transaksi melalui ATM saat ini cenderung stagnan. Kami melihat adanya perubahan tren perilaku nasabah, di mana transaksi bernominal besar mulai dialihkan ke kanal digital seperti mobile banking dan debit online,” ujar SEVP Digital Business BTN, Thomas Wahyudi, kepada Kontan, Kamis (5/6/2025).

Sebaliknya, penggunaan super app Bale by BTN justru melonjak signifikan. Thomas mencatat, frekuensi transaksi melalui aplikasi ini tumbuh 160 persen YoY per April 2025, dengan nilai transaksi yang juga meningkat 5 persen.

Meski demikian, BTN menilai keberadaan ATM tetap relevan, terutama untuk melayani nasabah yang masih mengandalkan uang tunai atau belum terbiasa dengan layanan digital.

“ATM tetap menjadi sarana yang relevan, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan digital perbankan,” kata Thomas.

Sebagai bagian dari efisiensi dan modernisasi, BTN secara bertahap mengonversi mesin ATM menjadi cash recycling machine (CRM). Hingga April 2025, BTN mengoperasikan sekitar 2.000 unit gabungan mesin ATM dan CRM.

Selain itu, BTN juga telah mengintegrasikan jaringannya dengan bank-bank BUMN lain melalui ATM Link, yang dikelola oleh PT Jalin Pembayaran Nusantara. Total mesin yang tergabung dalam jaringan ini mencapai lebih dari 46.000 unit.

Sementara itu, Bank Mandiri juga mencatat tren penurunan frekuensi transaksi melalui ATM. SVP Digital Retail Banking Bank Mandiri, Yanto Masyap, mengungkapkan bahwa pada kuartal I 2025, frekuensi transaksi ATM Mandiri turun 6,95 persen secara YoY.

Dalam laporan keuangan Bank Mandiri, tercatat bahwa dari total 1,81 miliar transaksi digital per kuartal I 2025, ATM hanya berkontribusi 13,8 persen.

Angka ini jauh tertinggal dibandingkan platform Livin’ by Mandiri yang mendominasi dengan porsi 61,6 persen dari keseluruhan transaksi.

Yanto menyebutkan bahwa hingga April 2025, frekuensi transaksi melalui ATM Mandiri tercatat lebih dari 300 juta transaksi, dengan nilai mencapai Rp 220 triliun.

“ATM tetap digunakan sebagai pelayanan kepada nasabah sekaligus perpanjangan tangan kantor cabang dalam melayani transaksi tunai,” ujar Yanto.

Bank Mandiri pun turut mempercepat transformasi digital dengan mengonversi mesin ATM menjadi CRM. Dari total sekitar 13.000 unit mesin, sebanyak 72 persen telah beralih menjadi CRM, sementara sisanya masih berupa ATM konvensional.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Transaksi ATM Makin Sepi, Masyarakat Beralih Gunakan Platform Digital Non-Tunai

Tag:  #transaksi #terus #menurun #layanan #digital #kian #diminati #nasabah

KOMENTAR