



Strategi BTN Cegah Pejuang KPR Pindah Bank Saat Masuk Suku Bunga Floating
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BBTN menyiapkan strategi untuk mencegah nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melakukan over kredit antar-bank.
Direktur Utama BTN Nixon L.P Napitupulu menjelaskan, sebenarnya hal tersebut lazim terjadi terutama pada debitur yang akan mendekat suku bunga floating atau suku bunga yang mengikuti suku bunga pasar.
"Kalau itu kan selalu, angkanya masih normal sih," kata dia ketika ditemui di Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Untuk menanggulangi hal tersebut, pihaknya akan menawarkan rate top up sebelum jatuh temponya.
"Jadi enam bulan sebelum jatuh tempo bunga fix-nya, orang itu ditawarin, tapi kan dia jadi mundur ke belakang sebenarnya (tenor)," jelas dia.
Rate top up sendiri berarti BTN akan menawarkan bunga yang tidak terlalu naik, tetapi tenornya akan diperpanjang.
"Kami lihat yang pindah-pindah itu masih normal, tidak ada move yang terlalu besar, terprediksi, kalau soal pemindahan itu aman," ungkap dia.
"Yang susah yang booking itu memang lagi kerja keras," timpal Nixon.
Lebih lanjut, Nixon menerangkan, saat ini lini industri Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BTN memang tengah menghadapi tantangan.
BTN tengah berupaya agar bisnis pembiayaan rumah dapat tumbuh sesuai rencana atau pada kisaran 8-10 persen.
"Tapi memang berat juga ini KPR ini lagi situasi belakangan ini," kata dia.
Ia menambahkan, tantangan yang dihadapi BTN ini terutama tampak dari pembiayaan KPR non subsidi.
"Semacam penurunan booking, ekspansi di kami, apakah karena daya beli tapi di sisi produksi konstruksinya juga melambat," tutup dia.
Sebagai informasi, tren pertumbuhan KPR BTN dari 2023 hingga kuartal I-2025 menunjukkan peningkatan yang stabil.
KPR subsidi tumbuh 7,5–7,6 persen per tahun, sedangkan KPR non-subsidi meningkat lebih agresif di kisaran 8,1–10,2 persen.
Pertumbuhan ini mencerminkan permintaan yang kuat di semua segmen pasar dan strategi BTN yang efektif dalam memperluas akses pembiayaan perumahan.
Saat ini proporsi terbesar dari kredit BTN adalah skema fixed rate, karena mayoritas portofolio BTN berasal dari KPR Subsidi yang memang secara regulasi menggunakan bunga tetap sepanjang tenor subsidi.
Hal ini berbeda dengan KPR Non-Subsidi atau komersial yang lebih fleksibel dan sebagian besar menggunakan skema floating rate mengikuti suku bunga pasar.
BTN mencatat, lebih dari 60 persen portofolio KPR BTN merupakan KPR Subsidi. Ini menunjukkan dominasi pembiayaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dalam strategi bisnis BTN.
Tag: #strategi #cegah #pejuang #pindah #bank #saat #masuk #suku #bunga #floating