



Mahasiswa Resah Lihat Situasi Ekonomi era Prabowo, Sindir dengan Bagi-bagi Beras ke Rakyat
Di tengah himpitan ekonomi yang kian terasa, potret kepedulian muncul dari kalangan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI).
Ratusan warga sekitar kampus terlihat memadati area pembagian beras murah yang diinisiasi oleh para mahasiswa sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat. Aksi nyata ini kontras dengan isu merosotnya nilai rupiah dan ancaman inflasi yang belakangan menghantui perekonomian nasional.
Hendri Jayadi Pandiangan, Dekan Fakultas Hukum UKI, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif murni mahasiswa dari berbagai program studi, termasuk Teknik dan Hukum, dengan Yukenriusman Hulu dari Prodi Teknik sebagai koordinator utama.
"Ini murni kegiatan Universitas Kristen Indonesia, jadi tidak membawa prodi. Ini merupakan bagian dari pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, agar eksistensi UKI bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar," ujar Hendri di Jakarta, Jumat (25/4/2025).
Keputusan untuk membagikan beras bukannya tanpa alasan. Hendri mengungkapkan bahwa beras merupakan kebutuhan pokok utama yang paling mendesak bagi masyarakat saat ini. "Kebetulan yang kami kumpulkan ya beras, itu menjadi kebutuhan pokok, sehingga itu yang menjadi orientasi kami," jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan serupa bukan kali pertama dilakukan UKI, dengan pernah membagikan takjil saat Ramadan dan sembako oleh ikatan alumni sebelumnya.
Menanggapi kondisi ekonomi masyarakat yang dinilai semakin menurun, Hendri memilih untuk fokus pada dampak nyata dari aksi mereka. "Mohon maaf, saya tidak bisa memberikan komentar yang banyak soal itu, tetapi minimal apa yang kami lakukan ini memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Buktinya boleh kita lihat bahwa masyarakat sangat antusias untuk memperoleh itu," tuturnya, menekankan bahwa kegiatan ini adalah wujud kepedulian tulus tanpa bermaksud "menjual kemiskinan".
Yukenriusman Hulu, Ketua Panitia kegiatan dari kalangan mahasiswa, mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran acara meskipun sempat ada sedikit kendala koordinasi dengan masyarakat. Ia menyebutkan bahwa 500 paket beras seberat 4 kilogram per paket disiapkan untuk 500 kepala keluarga.
"Yang datang hari ini sudah 500 orang, sudah memenuhi pembagian yang di-stock yang kita adakan dan hari ini kita senang bahwasanya masyarakat antusias terhadap kegiatan mahasiswa ini," ungkap Yukenriusman.
Lebih lanjut, Yukenriusman menjelaskan bahwa kegiatan ini terbuka untuk umum, namun dengan prioritas utama bagi warga di lingkungan sekitar kampus. Hal ini sejalan dengan motto UKI untuk "melayani, bukan dilayani".
Alasan utama mahasiswa memilih pembagian beras sebagai wujud tridharma perguruan tinggi ternyata berakar pada kegelisahan mereka melihat kondisi ekonomi terkini. Yukenriusman dengan lantang menyampaikan keprihatinannya terhadap merosotnya nilai rupiah yang menembus Rp 17.000 per dolar AS dan dampaknya terhadap ekonomi masyarakat.
"Sebenarnya gini, kenapa kita fokus pada beras? Karena ini adalah kebutuhan utama. Tapi berbicara tadi tentang melihat situasi hari ini, kami mahasiswa merasa gelisah ya melihat situasi hari ini baik dari sistem politik kita yang kurang baik, maka dalam hal ini, ketika kami lihat di beberapa media berita yang kita dapat bahwasanya kita ini kan sudah mulai inflasi, di mana nilai rupiah ini kan sudah enggak ada harganya lagi," tegas Yukenriusman.
Dengan nada prihatin, ia menambahkan, "Maka dalam hal ini mahasiswa antusias. Ini gerakan murni mahasiswa dan kampus untuk menjadi benteng terdepan karena kampus akan menjadi benteng terakhir ketika saat ini enggak ada apa namanya pembela mereka (masyarakat) saat ini, ketika kita melihat di sistem parlemen, undang-undang dibuat secara cuma-cuma, jadi ya mahasiswa dan kampus menjadi benteng terakhir seperti itu." katanya.
Tag: #mahasiswa #resah #lihat #situasi #ekonomi #prabowo #sindir #dengan #bagi #bagi #beras #rakyat